KompasProperti - Pembangunan kota mandiri Meikarta di Cikarang memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Kota mandiri itu dirancang untuk memiliki unit pengolahan air dan ruang terbuka hijau yang berfungsi menyeimbangkan lingkungan.
Meikarta telah memiliki Central Park seluas 100 hektar yang lengkap dengan danau yang mampu menampung air 300 ribu meter kubik. Nantinya, penghuni apartemen Meikarta dapat menikmati taman kota itu untuk bersosialisasi dan berekreasi.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya menuturkan, lahan di Cikarang yang dimiliki Lippo Group awalnya adalah tanah liat yang sulit untuk ditanami. Dengan berbagai upaya, Lippo mulai mengolah lahan di dekat kawasan industri Cikarang itu agar bisa ditumbuhi pepohonan.
“Tidak ada sumber air dan minim pepohonan sejak lahan perizinan Lippo Cikarang kami pegang pada 1986,” kata Ketut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Baca: Tak Cuma Wacana, Meikarta Bangun Ruang Terbuka Hijau 100 Hektar
Lippo juga mengupayakan menyediakan air di wilayah itu dengan bersumber air PAM. Sedangkan, air limbah rumah tangga diolah sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan lagi. Misalnya, untuk menyiram tanaman.
Ada juga air limbah yang memang diolah hanya untuk dihilangkan kadar pencemaran beratnya agar aman saat dibuang ke sungai.
Saat merancang Meikarta, Lippo Group memproyeksikan kota mandiri itu memiliki Water Treatment Plant (WTP) dan Waste Water Treatment Plant (WWTP). Selain untuk mengolah limbah menjadi air bersih, keberadaan Water Treatment Plant ini juga penting untuk memasok kebutuhan air kawasan.
Lippo Cikarang yang memiliki luas wilayah 5.000 hektar, telah memiliki unit pengolahan air bersih (Water Treatment Plant) Lippo Cikarang yang menghasilkan air bersih dengan kualitas air yang memenuhi standar Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, air limbah yang dihasilkan industri-industri di sekitar Lippo Cikarang disalurkan melalui pipa-pipa bawah tanah dan diproses di unit pengolahan air limbah (Waste Water Treatment Plant/WWTP).
Konsep pengolahan air seperti itulah yang akan dikembangkan di kota baru Meikarta.
“Seiring pengembangan kota modern Meikarta, kami telah membuat danau buatan dan mendatangkan ratusan pohon yang langsung bisa tertanam dan tumbuh. Ini semua dilakukan Meikarta, agar konsep Pemerintah Bekasi untuk lahan industri yang hijau dan nyaman tetap terjaga, " kata Ketut.
Meikarta, imbuh Ketut, dibangun tak hanya kokoh bangunan dan lengkap fasilitasnya, namun juga memperhatikan aspek lingkungan yang berdampak langsung pada kesehatan penghuni Meikarta.
"Air dan pohon berperan penting dalam kehidupan. Selain berfungsi menyerap udara kotor, keduanya penting untuk menjaga suhu udara tetap sejuk, " katanya.