Kilas

Infrastruktur Goa Lawa Dilengkapi untuk Tarik Minat Wisatawan

Kompas.com - 27/09/2017, 16:33 WIB

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Kabupaten Trenggalek Jawa Timur selain terkenal dengan keindahan wisata pantainya, juga memiliki wisata goa yang terpanjang dan terbesar di Asia Tenggara. Goa tersebut terletak di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dinamai Goa Lawa.

Goa yang terletak di Desa Watuagung Kecamatan Watulimo ini mempunyai panjang total sekitar dua kilometer. Namun, hanya sekira satu kilometer yang dapat dilalui pengunjung.

Sisanya masih belum bisa dinikmati dengan berjalan kaki karena harus melewati arus sungai yang sangat sulit.

“ Saat ini, panjang goa (Lawa) yang bisa dinikmati dan sudah dibuatkan jalur sepanjang sekitar satu kilometer. Dan sebetulnya masih panjang lagi namun harus menyelami sungai untuk menjangkaunya,” ujar Sunaryo, petugas Goa Lawa.

Setiap musim libur panjang maupun libur akhir pekan, Goa Lawa ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun dari daerah lain.

Suasana yang asri serta fasilitas yang memadai di luar maupun di dalam goa, membuat pengunjung lebih nyaman. Goa Lawa yang dihuni ribuan kelelawar ini menarik wisatawan karena keunikan bentuknya.

“Setiap liburan kami sempatkan ke sini bersama keluarga karena suasana yang sejuk dan nyaman,” kata salah satu pengunjung bernama Vendi (35).

Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus mendorong pembangunan kawasan wisata Goa Lawa. Mulai pintu masuk hingga bagian dalam goa dilengkapi dengan penerangan. Dengan demikian, wisatawan bisa menikmati setiap detail keindahan goa.

Di sekitar pintu masuk menuju Goa Lawa, terdapat wahana bermain bagi anak-anak. Selain itu, terdapat tempat istirahat yang sejuk di sepanjang jalur yang banyak ditumbuhi pohon jati yang menjulang tinggi. Wahana outbond juga tersedia di kawasan ini.

“Anak-anak juga senang di Goa Lawa ini. Mereka bisa bermaian di tempat yang memang sudah disediakan bagi anak-anak, dan kami tidak khawatir karena lokasinya memang aman dan mudah mengawasi anak-anak,” katanya.

Pengunjung bisa memilih dua jalur untuk mencapai Goa Lawa. Pertama, jalur lama yang menanjak. Pilihan lain, jalur baru yang dibuat lebih nyaman karena tidak ada tanjakan melainkan lewat terowongan.

“Jalur lama yang menanjak sengaja masih kami buka agar pengunjung bisa memilih jalur mana yang harus dilewati. Jalur yang menanjak biasanya banyak disukai anak muda yang suka tantangan,” kata Sunaryo.

Suasana alami dan sangat indah tampak ketika pengunjung mulai masuk dalam gua. Aneka bebatuan yang terbentuk secara alami selama ribuan tahun disorot lampu aneka warna.

Setelah pengunjung menikmati sebagian keindahan dalam goa yang tersaji secara alami, di dalam goa terdapat sebuah ruang luas yang bisa digunakan untuk istrahat.

Beberapa set tempat duduk dan meja disediakan bagi pengunjung. Ruang lapang ini dinamai aula. “Di aula dalam goa, kami bisa beristirahat sambil menikmati langit-langit goa yang indah. Bebatuannya juga bagus,” ujar Vendi.

Air Terjun di Kawasan Wisata Pantai Pelang, TrenggalekKOMPAS.com/ SLAMET WIDODO Air Terjun di Kawasan Wisata Pantai Pelang, Trenggalek

Pengunjung juga bisa masuk ke sisi lain goa, tempat ribuan kelelawar berkumpul. Setelah melewati tempat ribuan kelelawar bergantung, pengunjung pun tiba di ujung goa. Sinar matahari dari celah atas masuk ke bagian ujung goa.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyediakan area parkir yang luas dan sejumlah fasilitas penunjang kawasan wisata itu.

Gowa Lawa berada satu jalur dengan dengan kawasan wisata Pantai Prigi. Sejumlah wisatawan mampir ke Goa Lawa sebelum melanjutkan perjalanan ke Pantai Prigi. Seperti salah satu pengunjung berasal dari Kabupaten Sidoarjo, Niken Aryati (38). 

"Rombongan kami lebih dulu ke Goa Lawa, selanjutnya kami lanjutkan ke Pantai Prigi dan tempat wisata lainya,” ujarnya. (KONTRIBUTOR TRENGGALEK/ SLAMET WIDODO)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau