Advertorial

Gala Premiere Film Negeri Dongeng di Makasar

Kompas.com - 28/09/2017, 16:00 WIB

Setelah sukses pada special screening pertama yang diadakan di Jakarta pada HUT RI ke-72 kemarin, Aksa7 Artspedition dengan penuh semangat menghadirkan acara Gala Premiere Film Negeri Dongeng di Fort Rotterdam Makassar. Acara ini adalah puncak dari Roadshow Special Screening Film Negeri Dongeng ke-7 kota besar Indonesia.

Sebelumnya, roadshow sudah dilakukan mulai dari special screening pertama di Jakarta 17 Agustus 201. Dari sana roadshow ini terus berlanjut ke Bandung, Tangerang, , Bogor, Malang, Yogyakarta, dan sekarang sudah mencapai Makasar.

Pada 23 September 2017, Aksa7 Artspedition menghadirkan layar lebar setara layar bioskop (12m x 6m) dengan kapasitas 800 orang untuk Nonton Bareng Outdoor Gala Premiere Film Negeri Dongeng di Fort Rotterdam Makassar. Acara ini juga diramaikan oleh segenap jajaran pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan kota Makassar, para guest expeditor dan tentunya para filmmaker.

Negeri Dongeng adalah film documentary creative yang diangkat dari kisah nyata tentang perjalanan pendakian ke-7 puncak gunung tertinggi di Indonesia oleh 6 film maker muda Indonesia yang tergabung dalam Aksa7 dan guest expeditors.

Pendakian berlangsung selama hampir 2 tahun, yakni sejak November 2014 ke Gunung Kerinci, kemudian Desember 2014 ke Gunung Semeru, Januari 2015 ke Gunung Rinjani, Februari 2015 ke Gunung Bukit Raya. Lanjut pada Mei 2015 ke Gunung Rantemario, November 2015 ke Gunung Binaiya. Terakhir ke Gunung Cartenz, yang termasuk dalam seven summits dunia, pada April 2016.

- -

Film ini merupakan dokumentasi kejadian nyata yang dialami selama ekspedisi berlangsung. Sisi menarik yang dapat disaksikan adalah melihat lebih dekat kehidupan masyarakat pegunungan serta interaksi personal antar tim ekspedisi demi mencapai ke-7 puncak yang didaki. Pengambilan gambar film dilakukan sembari mendaki.

Tim ekspeditor Aksa7 terdiri dari Anggi Frisca yang sebagai sutradara, Teguh Rahmadi, Jogie KM Nadeak, Rivan Hanggarai, Wihana Erlangga, Yohanes Patiassina, dan dr Chandra Sembiring sebagai Produser. Film ini juga menghadirkan 7 public figure sebagai guest expeditors yang turut dalam tiap ekspedisi, diantaranya Nadine Chandrawinata, Medina Kamil, Djukardi “Bongkeng” Adriana dan Matthew Tandioputra yang merupakan pendaki termuda yang telah menyelesaikan 7 puncak gunung tertinggi Indonesia.

Tidak lupa ekspeditor pendamping yang selalu senantiasa mendukung para ekspeditor untuk menyelesaikan perjalanannya yaitu Iwan “Kwecheng” Wirawan dan Ade Wahyudi.

Negeri Dongeng tidak bernaung di bawah production house. Pendanaan film ini terbilang menarik karena sifatnya gotong-royong.

Berawal dari inisiatif Sutradara Anggi Frisca yang percaya film dapat menggerakkan hati banyak orang untuk berbuat sesuatu, maka untuk pendanaan selain dari sponsor dan donatur, Aksa7 juga menjual merchandise film di sosial media mereka. Dibantu oleh 32.000 pendukung mereka yang dikenal dengan sebutan Warriorsaksa7 yang juga target penonton utama.

Dampak yang diharapkan adalah bergerak untuk Indonesia dengan caranya masing-masing. Gotong-royong untuk Indonesia yang lebih baik dengan tidak merusak alamnya dan membangun potensi lingkungan dan wisata sebagai tulang punggung negeri ini.

“Empati, toleransi , dan gotong-royong sepertinya sudah luntur di kehidupan kota. Padahal gotong-royong adalah budaya negeri. Semoga film ini dapat membangkitkan lagi semangat gotong royong , membangun empati, dan toleransi terhadap lingkungan sekitar,“ pungkas Sutradara Film Negeri Dongeng Anggi Frisca.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau