Kilas

Yuk, Jalan-Jalan Naik Bus Tingkat Gratis di Semarang...

Kompas.com - 02/10/2017, 16:39 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah akhirnya meresmikan layanan transportasi wisata bagi masyarakat yang hendak menelusuri tempat-tempat wisata.

Tidak tanggung-tanggung, layanan wisata yang diresmikan berupa bus tingkat dua, yang dapat dinikmati secara cuma-cuma alias gratis.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, bus tingkat wisata diluncurkan untuk warga Kota Semarang maupun wisatawan yang hendak berwisata ke tempat-tempat ikonik di kota tersebut.

Bus tingkat wisata hadir dengan tampilan warna merah dengan tagline "Yuk Muter-muter Semarang."

Bus ini mampu mengangkut 70 penumpang sekali jalan dan berhenti di tempat-tempat wisata. Kursinya nyaman, bahkan ada fasilitas bagi penyandang disabilitas di kursi bagian kanan dan kiri.

Tempat-tempat wisata ikonik di kota lumpia yang dilewati di antaranya Tugu Muda, Museum Mandala Krida, Lawang Sewu, Kota Lama, Sam Poo Kong, hingga Masjid Agung Jawa Tengah.

Bus double decker diresmikan pada Senin (2/10/2017) pagi setelah upacara Hari Perhubungan di Balai Kota Semarang.

"Pelayanan ini kami harapkan mampu meningkatkan pariwisata di Kota Semarang. Biayanya (naik) gratis," katanya.

Bus tingkat wisata beroperasi setiap hari. Setiap Senin hingga Kamis, bus melayani wisatawan dan warga tiga kali sehari, yakni pagi, siang, dan sore hari.

Sedangkan pada hari libur, operasional bus akan ditambah menjadi 4 kali perjalanan, yaitu  pagi, siang, dan sore sebanyak dua kali.

Rute perjalanan bus wisata pun telah ditetapkan, yaitu dari Museum Mandala Bakti-Jalan Imam Bonjol-Stasiun Poncol-Stasiun Tawang-Taman Srigunting-Jalan Pemuda-Lawang Sewu-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan Pandanaran-Kampung Pelangi--Sam Po Kong-Bundaran Kalibanteng-Jalan Jenderal Sudirman-Tugu Muda- dan kembali ke Museum Mandala Bhakti.

Selain menyediakan bus, pemerintah juga menyiapkan pemandu wisata yang bertugas menjelaskan destinasi-destinasi wisata yang dilewati bus tingkat ini.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meresmikan bus tingkat pariwisata, Senin (2/10/2017)NAZAR NURDIN/KOMPAS.com Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meresmikan bus tingkat pariwisata, Senin (2/10/2017)

Hendrar berpesan agar masyarakat bersama-sama menjaga dan merawat bus tingkat wisata agar tetap bersih.

"Mudah-mudahan bus ini awet. Masyarakat juga tolong ikut pelihara, kalau naik jangan terus corat-coret," pintanya.

Intruksi Presiden

Menurut Hendrar, peresmian bus wisata merupakan salah satu implementasi dari instruksi Presiden RI Joko Widodo melalui amanah Menteri Perhubungan untuk meningkatkan pelayanan transportasi.

Pemerintah Kota Semarang, ia melanjutkan, diminta meningkatkan sektor pariwisata dengan menghubungkan obyek-obyek vital yang ada di Kota Semarang.

"Nah, di Semarang ini sektor parwisata kita upayakan dengan meluncurkan bus tingkat wisata," katanya.

Peningkatan fasilitas di sektor wisata penting dilakukan. Sebab, devisa sektor pariwisata telah melampaui penerimaan dari sektor pajak dari minyak dan gas bumi. Oleh karenanya, sektor wisata perlu terus didukung, salah satunya melalui penyediaan sarana transportasi.

Bus tingkat pariwisata resmi beroperasi di Kota Semarang mulai Senin (2/10/2017). Bus ini akan melayani warga kota maupun wisatawan dengan cuma-cuma.NAZAR NURDIN/KOMPAS.com Bus tingkat pariwisata resmi beroperasi di Kota Semarang mulai Senin (2/10/2017). Bus ini akan melayani warga kota maupun wisatawan dengan cuma-cuma.

Pemerintah Kota Semarang menargetkan sektor pariwisata agar makin populer dan mendunia.

"Tahun depan kami anggarkan lagi supaya (bus) makin banyak, rute yang terjangkau juga makin banyak," ujarnya.

Uji coba

Bus wisata telah tiba di Kota Semarang pada Agustus lalu. Sembari menunggu izin operasional, bus diuji coba di berbagai rute pariwisata.

Dalam masa uji coba ini, bus tingkat sempat mengalami kendala di lapangan. Misalnya, di beberapa jalur yang dilewati terhadang kabel yang melintang atau ranting pohon. Namun, kendala itu telah diatasi.

Ia menargetkan bus tingkat wisata ke depan dapat mengaspal juga ke kota lain. Beberapa daerah seperti Demak dan Kendal potensial digandeng karena menyediakan destinasi wisata ikonik seperti Pantai Cahaya dan Grojogan Sewu di Kendal serta Masjid Agung Demak. (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)


Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau