Setiap berkunjung ke daerah di Jawa Tengah atau di luar Pulau Jawa, dia menyempatkan diri untuk membeli batik yang dirasa memiliki corak khas daerah tersebut.
Saking banyaknya, ia mengaku berapa jumlah batik yang telah memenuhi lemari bajunya. "Banyak sekali (karena) Saya kolektor batik dan penyuka batik," ujar Ganjar di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/9/2017).
Politisi PDI-P ini menyampaikan tak pilih-pilih motif batik yang untuk dikoleksi. Asalkan, ia melanjutkan, motif tersebut mencerminkan kekhasan daerah tersebut atau keativitas dari pembuatnya.
Kemeja batik yang dipakainya hari ini bermotif daun berwarna hijau dipadukan dengan corak kayu jati. Motif batik tersebut berasal daerah Blora, Jawa Tengah.
Motif batik tersebut dikembangkan oleh anak muda Blora berdasarkan potensi alam di daerah itu.
DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri peringatan Hari Batik di Kabupaten Banyumas, Senin (2/10/2017)
Pemerintah Jawa Tengah mewajibkan aparatur sipilnya untuk mengenakan batik selama tiga hari dalam sepekan. Cara itu, kata dia, merupakan upaya konkret untuk mendukung industri batik di Jawa Tengah.
"Pemerintah Jawa Tengah juga mempunyai aturan untuk memakai batik tiga hari berturut-turut," ujarnya.
Ia menyarankan agar pengusaha batik memanfaatkan sistem belanja online untuk memasarkan produk-produk kreatif tersebut.
"Saya suka menikmati karya-karya anak muda yang lucu dan kreatif. Pengusaha bisa menggunakan situs belanja online untuk pemasaran," katanya.
Suami dari Siti Atikoh itu juga kerap mempromosikan batik ketika berkunjung ke luar negeri. Ganjar mengaku pernah membawa kain batik bermotif kangguru saat berkunjung ke Australia. Batik motif kangguru membuat warga Australia bertanya-tanya dan tertarik untuk membeli batik tersebut.
Bagi bangsa Indonesia, 2 Oktober menjadi salah hari penting. Sebab, pada hari itulah batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memegang canting untuk ditorehkan ke kain mori pada peringatan Hari Batik di Kabupaten Banyumas, Senin (2/10/2017).
Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan takbenda (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ DAVID OLIVER PURBA)