SEMARANG, KOMPAS.com – Kota Semarang, Jawa Tengah bersaing menjadi kota terbersih di Indonesia. Semarang menjadi salah satu kota yang masuk dalam nominasi kota wisata bersih di tingkat regional Asia Tenggara (Asean) mewakili Indonesia.
Di Indonesia, ada enam kota besar yang masuk dalam nominasi kota bersih. Selain Kota Semarang, kota lain yang berkompetisi mewakili Indonesia yaitu Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi.
Satu dari kota besar pemenang yang masuk dalam nominasi akan mewakili Indonesia berlomba di tingkat regional Asean.
Hal itu disampaikan Tim Penilai Standar Kota Wisata Bersih ASEAN (Asean Clean Tourist City Standard) saat bertandang ke Balai Kota Semarang, Selasa (3/10/2017).
Baca: Ternak Ikan Jadi Cara Bersihkan Selokan dari Sampah Kota Semarang
Mereka diterima langsung oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) di kompleks Balai Kota Semarang.
“Ini kebanggaan sekaligus tugas berat bagi kami sebagai salah satu wakil Indonesia dalam kompetisi wisata bersih se-Asia Tenggara,” kata Hendrar, di sela menerima rombongan tim penilai itu.
Pria 46 tahun tersebut mengatakan, Semarang patut berbangga karena mulai dilirik dunia internasional. Sebagai pemain baru di bidang pariwisata, Kota Semarang tak mau kalah dengan kota besar lain.
Kota lumpia terus berbenah menata infrastruktur wisata. Pembenahan dilakukan mulai dari sektor kebersihan, sampah, penataan reklame, sanitasi air, hingga peta informasi wisata.
“Kami juga sudah menyediakan transportasi khusus wisata," katanya.
Baca juga: Yuk Jalan-jalan Naik Bus Tingkat Gratis di Semarang
Dipilihnya Semarang menjadi salah satu nominator kota wisata bersih tingkat Asean, sambung Hendrar, setidaknya dipengaruhi tiga modal utama.
Pertama, Kota Semarang telah mendapat penghargaan Adipura selama enam kali berturut-turut. Kedua, Semarang berhasil menempati urutan ke-5 Indeks Pariwisata Indonesia.
Semarang juga berhasil menyabet Wiwerda Kota Sehat. Semua pencapaian itu tidak lepas dari komitmen bersama untuk memenuhi standar kota wisata bersih.
Ketua Tim Penilai Lapangan Mira Puspasari menyarankan Pemerintah Kota Semarang memperbaiki beberapa hal. Seperti, ia melanjutkan, penataan reklame, sanitasi air, dan peta informasi wisata.
“Hotel Dibya Puri masih perlu dibenahi, sanitasi air di Kampung Pelangi juga perlu ditambah. Obyek wisata belum ada peta informasi agar ditambahkan. Beberapa hal itu masukan kami agar Kota Semarang dapat berbenah ikut ajang perlombaan ini,” ujar konsultan Kementerian Pariwisata itu.
Kota bersih yang terpilih sebagai wakil Indonesia wajib mendapat nilai minimal 60 persen. Pemenang akan mendapat sertifikat penghargaan dan plakat dengan label kota Wisata Bersih Asean yang berlaku selama tiga tahun. (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)