Advertorial

Penguatan Industri Komponen Lokal, Kunci Daya Saing Otomotif Nasional

Kompas.com - 04/10/2017, 11:11 WIB

Keberadaan industri otomotif Indonesia menunjukkan eksistensi dan pertumbuhan positif. Potensi yang cukup signifikan ditunjukkan dengan tingginya permintaan akan kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di tahun 2017 terlihat meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016. Pada triwulan pertama saja, penjualan meningkat lebih dari 8 persen jika dibanding dengan periode yang sama di tahun 2016.

Indonesia telah berkembang sebagai salah satu negara basis produksi otomotif dunia. Akan tetapi, di masa depan persaingan antar produsen di industri otomotif akan semakin menantang. Persaingan tidak hanya terjadi antar produsen di pasar domestik saja, namun juga di pasar otomotif regional dan global. Oleh karena itu, agar dapat terus berkembang, industri otomotif nasional perlu meningkatkan daya saingnya.

Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian RI mengimbau kepada para produsen otomotif supaya terus meningkatkan inovasi teknologi, investasi, tenaga kerja, serta menggandeng semaksimal mungkin mitra lokal dalam rangka memperkuat struktur industri otomotif nasional.  

Peranan industri komponen lokal cukup besar dalam meningkatkan daya saing. Menurut Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, pengembangan industri komponen lokal akan mendukung peningkatan konsumsi otomotif secara masif.

Dikutip dari Kontan.co.id, Putu mengatakan bahwa rantai pasokan, mulai dari bahan baku hingga komponen lokal perlu diperluas terlebih dahulu untuk dapat mengakomodasi peningkatan kapasitas produksi.

Langkah Kemenperin untuk memperdalam struktur industri nasional ditujukan agar rantai nilai dari sektor hulu sampai hilir semakin kuat sehingga dapat mengurangi ketergantungan bahan impor.

Industri nasional yang kuat akan membuat ketergantungan terhadap impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi kurs dollar dapat diminimalisasi. Neraca dagang yang positif juga dapat tercapai. Sementara bagi produsen otomotif, nilai tambah berupa kestabilan harga produksi dapat diperoleh.

Rantai pasok yang kuat

Lokalisasi komponen terus dilakukan oleh sejumlah perusahaan manufaktur otomotif. Salah satunya adalah Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang mengusung produk-produk otomotif buatan Indonesia dengan tingkat komponen lokal yang tinggi dan diminati di pasar ekspor.

Kendaraan produksi TMMIN salah satunya generasi teranyar Toyota Kijang Innova, sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negerinya (TKDN) mencapai 85 persen. Produk kendaraan mini MPV terbaru Toyota Sienta, TKDN-nya sudah mencapai 80 persen.

“Saat ini kita memasuki era pasar bebas. Industri otomotif Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk ikut serta mengisi pasar domestik dan global dengan produk-produk anak bangsa. Ini juga akan memberi nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,” ujar Bob Azam, Direktur Administration dan Corporate Planning TMMIN.

Namun harus diakui tantangan terkait pemenuhan pasokan komponen lokal masih harus dihadapi oleh produsen. Indonesia di ASEAN selalu menempati posisi tiga besar bersama Thailand dan Malaysia. Namun, jika bicara soal kapasitas pasokan komponen lokal, Indonesia masih tertinggal dari Thailand.

“Di Thailand terdapat lebih dari 2.400 perusahaan pemasok tier 1,2, dan 3 sedangkan di Indonesia hanya terdapat sekitar 1.500 perusahaan pemasok tier 1, 2, dan 3,” kata Bob. Menurutnya iklim industri yang kondusif juga diperlukan untuk mendorong industri komponen lokal.

Kesamaan cita-cita

Tantangan terkait rantai pasokan komponen lokal tersebut dapat teratasi dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha yang didasari oleh kesamaan pemahaman akan kondisi dan target yang ingin dicapai.

Upaya peningkatan lokalisasi bahan baku (raw material) ditujukan agar mengurangi ketergantungan impor pada proses produksi  IKM otomotif dan meningkatkan struktur industri.

Pemerintah dalam skema ini akan membangun momentum yang kemudian harus diantisipasi oleh industri otomotif dengan mempersiapkan daya saing industri yang tinggi.

Disini produsen otomotif harus memperkenalkan dan mendorong teknologi terkini dalam industri otomotif, sementara IKM harus terus menerus melakukan inovasi. Inovasi tidak hanya terbatas pada IKM manufaktur namun juga seluruh rantai pasok yang terlibat dalam industri otomotif seperti logistik.

Pengembangan industri pemasok komponen lokal, yang sebagian besar berkategori Industri Kecil Menengah (IKM), juga tengah diupayakan pemerintah. Namun, mengingat pasokan komponen otomotif sangat mempengaruhi proses produksi, diperlukan pula peran aktif dari perusahaan manufaktur otomotif untuk turut menguatkan rantai pasokan melalui pendampingan pengembangan pemasok komponen otomotif lokal yang kebanyakan IKM.

Hal ini disadari oleh TMMIN sebagai produsen otomotif dengan basis produksi di Indonesia. TMMIN melakukan kemitraan dengan sejumlah pelaku industri komponen lokal di tier I, II, dan III. Tujuannya agar kemampuan produksi mereka sejajar dengan standar kualitas global yang diterapkan TMMIN.  

TMMIN menunjukkan keseriusanya dengan memiliki divisi-divisi khusus yang fokus pada pembinaan pemasok komponen lokal. Pembinaan termasuk transfer teknologi, pelatihan skill SDM dan penerapan Toyota Production System di perusahaan-perusahaan pemasok komponennya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas global Toyota “Made in Indonesia for the World.”

Kolaborasi seperti ini, menurut Bob Azam, juga akan memberi efek positif jangka panjang berupa kemandirian dan kekuatan industri otomotif nasional. Kontribusi ekonomi dan sosial dari industri otomotif akan meningkat.

 “Ada tiga hal yang dilakukan TMMIN bersama pemasok komponen lokal, yaitu peningkatan kapabilitas SDM, pengembangan sistem manajemen produksi, dan penciptaan peluang bisnis,” ujar Bob Azam menambahkan.

Dengan demikian produsen komponen semakin mumpuni, TKDN akan semakin tinggi, dan struktur industri otomotif Indonesia semakin kuat. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau