Rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat, terutama bagi yang sudah memiliki keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat masa kini disuguhi dengan sejumlah pilihan, yakni dengan memiliki rumah tapak ataupun menyewa apartemen.
Untuk pasar apartemen sendiri, lembaga konsultasi properti Colliers International Indonesia menyatakan, pasar apartemen di Jakarta pada kuartal II-2017 mengalami penurunan sekitar 1,04 persen dari kuartal sebelumnya dan sebesar 1,05 persen dari kuartal yang sama tahun lalu.
Bagi pasangan rumah tangga, memilih menyewa apartemen sebagai tempat tinggal memang butuh banyak pertimbangan. Salah satu pertimbangan utama adalah terbatasnya jumlah ruangan yang ada di sebuah unit apartemen. Oleh sebab itu, banyak pasangan rumah tangga yang lebih memilih membeli rumah tapak.
Alasannya, rumah tapak dinilai lebih ideal untuk kehidupan keluarga. Banyak keluarga menganggap, tinggal di lingkungan perumahan akan membuat kehidupan rumah tangga lebih stabil. Sebab, setiap penghuni rumah dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan tetangga atau lingkungan sekitar, serta bisa dekat dengan fasilitas-fasilitas, seperti sekolah, tempat ibadah, dan tempat usaha.
Di samping itu, dengan memiliki rumah tapak, pemilik bebas melakukan dekorasi, atau melakukan aktivitas hobi lainnya. Hobi berkebun misalnya, seperti menanam pohon buah-buahan, sayur, atau bunga. Hal ini lebih bebas dilakukan di rumah sendiri, dibanding di rumah atau apartemen sewaan.
Jika diamati, sebagian orang menilai secara jangka panjang kepemilikan rumah tapak atau landed house jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menyewa rumah atau apartemen.
Harga tanah dan rumah setiap tahunnya akan mengalami kenaikan sesuai dengan nilai inflasi, begitu pula harga sewa rumah atau sewa apartemen yang setiap tahunnya bisa mengalami kenaikan. Dana yang dikeluarkan untuk menyewa apartemen atau rumah sebetulnya bisa dialokasikan menjadi cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank, karena setelah masa KPR habis maka pembeli akan mendapatkan hak milik, bukan lagi hak sewa. Dari hasil survey Lavon, di akhir tahun 2017 ini, bunga KPR di kebanyakan bank duduk di angka 7% per tahun yang menandakan saat yang tepat bagi kita untuk mencicil pembelian rumah.
Sebagai simulasi, Anda bisa melihat contoh perbandingan biaya sewa apartemen dan cicilan rumah berikut ini. Ambil contoh dari sebuah apartemen di bilangan Jakarta Barat. Unit apartemen tipe tiga kamar dengan luas 50 meter persegi misalnya, memiliki nilai sewa yang per bulan di kisaran Rp 6,5 juta. Bila ditambah biaya Iuran Perawatan Lingkungan, biaya tinggal untuk penyewa apartemen ini bisa menembus angka Rp 7 sampai 7,5 juta per bulan.
Bandingkan dengan biaya cicilan untuk memiliki rumah tapak di kawasan hunian Lavon, di Cikupa, Tangerang. Lavon menawarkan klaster dengan unit rumah paling kecil seluas 79 meter persegi dan dilengkapi dengan tiga kamar. Untuk memiliki unit ini, pembeli mengeluarkan dana Rp 8 juta per bulannya.
Sebagai nilai plus, lokasi Lavon di Cikupa pun terbilang strategis. Kawasannya dekat dengan tol Merak dan tol Serpong-Balaraja yang sedang dibangun. Selain itu, Lavon juga dekat dengan tol Cikupa-Soekarno Hatta, plus proyek MRT dari Balaraja sampai Cikarang yang akan mulai dibangun pada tahun 2019. Semua pembangunan infrastruktur ini membuat Cikupa akan menjadi hot spot terbaru di Tangerang.
Sejak resmi diluncurkan pada tanggal 9 September 2017 lalu, Lavon menarik minat banyak orang. Dua klaster pertamanya—dengan total 854 rumah—terjual habis dalam waktu dua hari. Daya tarik Lavon bukan hanya karena memegang predikat “The Best Design” untuk desain fasad dan tata letak rumah, tetapi juga karena menawarkan hunian eksklusif namun terjangkau yang diinginkan oleh semua calon pemilik rumah.
Juru bicara dari SWANCITY, pengembang Lavon, memberi informasi bahwa lebih dari 50 persen pembeli Lavon adalah end-user yang saat ini adalah penyewa apartemen. Alasan utama yang membuat para pembeli tertarik untuk membeli rumah di Lavon adalah rumah dengan full bangunan mulai dari 79 meter persegi sampai 112 meter persegi dan juga prospek pembangunan kota di masa yang akan datang.
Kawasan Lavon dilengkapi dengan fasilitas bintang lima yang mencakup Executive Clubhouse, Eco Corridor dan sarana komersil ditargetkan selesai dibangun pada akhir tahun 2017 ini. Jika dibandingkan dengan biaya sewa apartemen dengan dua kamar di ibu kota, harga cicilan rumah tapak berkamar tiga di Lavon pun rasanya lebih bersahabat.
Menimbang tingginya permintaan konsumen, Lavon akan segera meluncurkan dua klaster baru, yaitu klaster Enchanta dan Lavisa. Saat ini konsumen bisa segera memesan NUP (Nomor Urut Pemesanan).
Dua klaster baru Lavon akan dijual pada tanggal 21 Oktober mendatang. Untuk grand launch kedua di bulan Oktober ini, Lavon akan mengundang artis ternama dunia PSY untuk menghibur dan memanjakan pengunjung dengan lagu-lagunya yang sudah tidak asing di telinga masyarakat.