Advertorial

Digitalisasi untuk Mewujudkan Cita-Cita Kota Pintar

Kompas.com - 09/10/2017, 11:00 WIB

Kota pintar atau smart city adalah masa depan kehidupan urban. Digitalisasi sistem tata kelola dipercaya menjadi jawaban untuk mengurai keruwetan sebuah kota. Mulai dari infrastruktur, aksesibilitas, keamanan, hingga kenyamanan penduduk kota dapat ditingkatkan melalui cara ini. Contoh nyatanya dapat dilihat di pengelolaan kota pintar BSD City.

Topik terkait smart city ini sempat dibahas dalam Indonesia Knowledge Forum ke-6 yang diselenggarakan oleh BCA pada Rabu (4/10/2017) lalu. Dalam acara itu, Chief Technology Officer Sinar Mas Land, Irvan Yasni memberikan pemaparannya.

Menurutnya, pengembangan smart city di Indonesia memiliki tantangan sendiri karena karakteristiknya yang berbeda dengan negara-negara lain. "Biasanya tantangan utamanya itu meningkatkan income penduduk, infrastruktur yang baik, transportasi, keamanan penduduk, fasilitas kesehatan, hingga edukasi," ujarnya.

Selain tantangan yang berbeda, salah satu aspek penting dalam pengembangan smart city adalah penyediaan lembaga pendidikan yang bermutu. Mengambil Sillicon Valley sebagai contoh, Irvan menyebut lembaga pendidikan ini akan mencetak sumber daya manusia yang kompeten. Mereka pulalah yang nantinya akan menciptakan ekosistem digital di smart city tersebut.

Lebih lanjut Irvan menjelaskan, pengelolaan digital smart city harus ditunjang dengan infrastruktur teknologi yang mumpuni. Infrastruktur ini tidak hanya memudahkan komunikasi, namun juga untuk menampung aspirasi. Dengan demikian, dapat tercapai sistem tata kelola yang transparan.

Seperti yang telah dilakukan BSD City dengan One Smile Apps miliknya, publik bisa mengakses informasi, mengadukan keluhan, dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih mudah dan cepat.

"Kita bangun integrated command center, pengelola melihat real time data 24 jam penuh. Kita juga memakai Qlue untuk menampung berbagai aspirasi baik saran atau keluhan dari penduduk," tutur Irvan.

Namun ia menegaskan, pembangunan smart city hendaknya tidak melupakan aspek lingkungan. Ketersediaan ruang terbuka hijau dan pengelolaan limbah adalah contoh aspek yang harus diperhatikan untuk menciptakan smart city yang nyaman.

Setiap pengembang harus menyadari pentingnya potensi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kenyamanan penduduknya.

Ulasan-ulasan inspiratif lainnya mengenai Indonesia Knowledge Forum ke-6 dapat dilihat di situs resmi BCA.  

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com