Advertorial

Milenial Lebih Prioritaskan Liburan Dibanding Beli Rumah

Kompas.com - 12/10/2017, 08:40 WIB

Milenial selalu dipandang sebagai generasi yang lebih menyukai pengalaman baru dan menjelajah ke tempat yang belum pernah didatangi orang lain. Ini benar adanya. Jika berkunjung ke pameran perjalanan dan wisata, coba saja perhatikan. Hampir sebagian besar pengunjungnya adalah kaum milenial yang berburu tiket pelesir.

Hasil dari sebuah survei yang diselenggarakan oleh Realty Mogul juga mengungkap bahwa 47 persen respondennya yang berusia 18-34 tahun, alias kaum milenial, lebih memprioritaskan liburan daripada menabung untuk membeli rumah.

CEO dan Co-founder Blueboard, Taylor Smith, juga menyebut, generasi muda menilai membeli rumah bukanlah hal penting. Mereka juga tak terlalu suka membeli mobil mewah, TV, atau jam tangan baru.

"Mereka lebih suka menyewa skuter untuk berkeliling di Vietnam, pergi ke festival musik atau naik gunung di berbagai belahan dunia," sebut Taylor seperti dilansir dari CNBC. Uang mereka, kata Taylor, justru lebih banyak dipakai membeli kopi Starbucks.

Untuk urusan rumah , generasi ini lebih suka menyewa dibanding membelinya. Mereka berpikir, menyicil rumah bisa membebani keuangan mereka untuk jangka panjang. Seperti diketahui, harga rumah tapak (landed house) pun terus naik tiap tahunnya.

Hampir 80 persen generasi milenial memilih tinggal di apartemen karena uang muka rumah tapak terlalu mahal bagi mereka. Di Amerika Serikat, tempat survei dilakukan, uang muka rumah bisa mencapai lebih dari 400 ribu dollar AS.

Selain itu hasil survei ini juga mengungkap penyebab fenomena milenial yang lebih mementingkan liburan daripada menabung untuk beli rumah. Salah satunya adalah penetrasi media sosial, khususnya Instagram.

Generasi muda kini banyak yang menderita sindrom Fear of Missing Off (FOMO). Mereka merasa tidak diterima dan takut tertinggal bila tidak mengunggah satu hal baru di media sosial. Mengunjungi tempat-tempat baru dan mengunggahnya ke media sosial menjadi satu hal penting selain membeli rumah.

Melakukan perjalanan dan liburan memang bukan sesuatu yang salah. Jalan-jalan akan memberi banyak manfaat positif seperti lebih produktif dan bahagia. Namun, membeli rumah juga tidak bisa menjadi kebutuhan nomor dua, bukan?

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau