Sorot

Pembangunan Meikarta Diklaim Mampu Dorong Pertumbuhan Bisnis Cikarang

Kompas.com - 20/10/2017, 01:14 WIB


KOMPAS.com - Pada 2016, orang Indonesia menempati posisi ketiga sebagai ekspatriat atau orang asing terbanyak yang membeli property di Singapura.

Setidaknya, itulah yang diungkapkan Executive Director Property Sales Business Group & Corporate Affairs Far East Organization (FEO) Augustine Tan, salah satu “raja properti” di Negeri Kepala Singa itu, Selasa (26/7/2016) lalu.

"Di antara seluruh pembeli asing, Indonesia menempati posisi ketiga sebanyak 8 persen, di bawah China dan Malaysia," kata Augustine.

Sedangkan, pembeli dari China mencapai 27 persen dan Malaysia sebesar 15 persen. Namun, jika dikategorikan bersama dengan seluruh pembeli, termasuk warga Singapura, maka Indonesia hanya meraih dua persen dari keseluruhan pasar.

Pembeli asal Singapura menjadi yang terbanyak dengan raihan 73 persen, kemudian diikuti China dengan 25 persen, dan Indonesia dua persen. "Dari 100 unit yang ada misalnya, dua di antaranya dibeli orang Indonesia," tambah Tan.

Antara Batam dan Jakarta

Selain urusan bisnis dan kerja, apa hebatnya Singapura hingga orang Indonesia berbondong-bondong punya properti di Negara itu?  Bagaimana dengan Batam? 

Juga yang terpenting, kenapa bukan Jakarta, pusat ibukota yang juga tempatnya mengais rezeki bagi jutaan orang Indonesia? Atau memang sudah tidak ada pilihan sehingga harus menoleh ke Singapura? 

Meskipun dibangun sebagai kawasan ekonomi khusus untuk menyaingi Singapura, Batam hingga saat ini masih tertinggal jauh dari tetangganya tersebut. Pengelolaan kawasan ekonomi yang tumpang tindih menjadi alasan Batam tetap dan masih akan tertinggal jauh dari Singapura.

Nah, bagaimana dengan Jakarta? Jika mau dibandingkan dengan Jakarta, terutama soal kenyamanan dan keamanan tinggal dan berbisnis, Jakarta makin jauh tertinggal dari Singapura. Sudah banyak survei memaparkan itu.

Baca: Kota Tak Ramah Pejalan Kaki Itu Bernama Jakarta

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Stanford University, Indonesia seperti yang dilansir Kompas.com, Senin (21/8/2017).

Dalam hasil penelitian itu disebutkan bahwa Jakarta sendiri merupakan sebuah kawasan urban yang dihuni lebih dari 10 juta jiwa. Padatnya kawasan hunian Jakarta ditambah semrawutnya lalu lintas berdampak pada hubungan sosial dan kesehatan.

Tentu saja, syarat utama pendukung iklim bisnis yang baik di perkotaan yang notabene juga dekat kawasan industri adalah tata kota yang baik, dengan dukungan infrastruktur transportasi massal yang mumpuni untuk mewujudkan kenyamanan itu.

Transportasi massal yang dapat diakses dengan mudah dari pemukiman adalah sesuatu yang lumrah di Singapura. Bahkan, semakin banyak infrastruktur transportasi dibangun oleh pemerintah Singapura.

Ilustrasi MRT SingapuraCharlieTong Ilustrasi MRT Singapura

Bagi sekitar lima juta warga Singapura, transportasi massal terintegrasi pun buka sekedar mimpi. Sudah tentu, kondisi itu menyebabkan sebagian besar warga lebih senang bepergian dengan angkutan massal dibandingkan kendaraan pribadi. 

Mengacu data pemerintah Singapura pada 2016, sebanyak 6 dari 10 warga Singapura memilih angkutan massal sebagai moda transportasi favorit. Dengan demikian, kemacetan kota dapat dihindari.

Kota baru Meikarta

Saat ibukota terasa makin sesak dan kemacetan kian sulit terurai, muncul ide membangun kota baru di dekat kawasan industri Cikarang. Meikarta disiapkan menjadi kota mandiri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban akan kawasan hunian yang aman dan nyaman.

Kota Cikarang yang terletak di timur Ibu Kota, Jakarta, telah menjadi salah satu pusat industri nasional yang nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam. Bahkan, berpotensi “go internasional” seperti halnya Singapura.

Sekitar tiga ribu pabrik dari berbagai negara ada di kawasan industri Cikarang. Kawasan tersebut mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor. 

Ujung-ujungnya, Cikarang menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis.

Baca: Poros Jakarta-Bandung Bakal Diperkuat Kota Mandiri Meikarta

Pemerintah saat ini tengah membangun enam infrastruktur penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan itu. 

Pertama, Patimban Deep Seaport yang potensial untuk aktivitas ekspor-impor. Kedua, International Airport Kertajati. Keberadaan Kertajati yang bisa disinggahi pesawat berbadan besar. Bandara ini mulai tahun depan bakal melayani penerbangan haji.

Selanjutnya, kereta api cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung. Moda transportasi ini akan membuat lama perjalanan Jakarta-Bandung hanya sekira 39 menit.

Infrastruktur lainnya, Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang dan Automated People Mover (monorel). Terakhir, Jakarta-Cikampek Elevated Highway. Keenam infrastruktur tersebut diperkirakan akan selesai dibangun dua hingga tiga tahun mendatang.

Rencana pelebaran jalan di Tol Jakarta Cikampek dalam rangka pembangunan Jakarta-Cikampek II (Elevated).PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek Rencana pelebaran jalan di Tol Jakarta Cikampek dalam rangka pembangunan Jakarta-Cikampek II (Elevated).

Sebelumnya, CEO Lippo Group James Riady, mengatakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah saat ini menggelar pembangunan masif infrastruktur di koridor Timur Jakarta. Hal itu tak lepas dari posisi strategis koridor Timur Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional.

"Kami sudah berkiprah selama 67 tahun, untuk itu kami mendukung kebijakan itu dengan terlibat aktif mengembangkan koridor tersebut lewat Meikarta," ujar James.

Salah satu keterlibatan aktif itu dilakukan Lippo melalui rencana pembangunan kota baru, yaitu Meikarta. James berharap Meikarta akan semakin melengkapi pembangunan infrastruktur masif koridor Timur Jakarta untuk memperkuat posisi koridor ini di kancah nasional.

"Lebih dari itu, Meikarta juga kami proyeksikan mampu memberikan nilai tambah bagi koridor Timur Jakarta, yang pada akhirnya menjadi daya tarik bagi kehadiran investasi asing," katanya.

Ilustrasi monorelKOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT Ilustrasi monorel

Rencananya, monorel akan dibangun di tengah Meikarta. Moda transportasi itu menjadi penyambung kawasan itu dengan daerah-daerah industri di Cikarang. Dengan begitu, mobilitas penghuni apartemen Meikarta akan sangat terbantu.

Kawasan kota mandiri Meikarta dengan enam infrastruktur yang tengah dibangun itu bakal menjadikan Cikarang berpeluang besar untuk bersaing dengan Singapura yang sudah lebih dulu go international.
 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com