Sorot

Tidak Asal Membangun, Ini Bukti Lippo Peduli Lingkungan di Cikarang

Kompas.com - 21/10/2017, 16:58 WIB

KOMPAS.com - Kesungguhan pengembang properti dalam membangun kompleks perumahan dan apartemen yang berkualitas ditunjukkan antara lain dengan memperhatikan pengolahan soal lingkungan. Begitu pula saat merancang kota mandiri, pengembang wajib menyediakan pasokan air bersih.

Sebagai contoh yaitu pengolahan limbah air bagi kebutuhan hidup para penghuninya dan industri di kawasan tersebut. Ini menjadi suatu hal yang penting mengingat air merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan sehari-hari.
 
Keseriusan ini juga ditunjukkan Lippo Group saat merancang dan membangun setiap proyek propertinya. Lippo mengklaim berupaya peduli dengan tata kelola lingkungan termasuk pengolahan air, baik di dalam maupun di sekitar lokasi proyek.

Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, Jukian Salim, memberi contoh kawasan Lippo Cikarang yang luasnya sekitar 5.000 hektar yang dikelola secara ramah lingkungan.

Baca: Meikarta Berupaya Tekan Dampak Pemanasan Global

Pasokan air bersih di sana berasal dari unit pengolahan air bersih (Water Treatment Plant) Lippo Cikarang. Kualitas airnya bisa dijamin bagus karena sesuai dengan standar Departemen Kesehatan (SK Menkes No. 416/Menkes/PER/1990).
 
"Infrastruktur yang harus ada dalam sebuah kawasan kota baru adalah Water Treatment Plant (WTP) dan Waste Water Treatment Plant (WWTP). Selain untuk mengolah limbah menjadi air bersih, keberadaan Water Treatment Plant ini juga penting untuk memasok kebutuhan air di kawasan tersebut," kata Jukian Salim, Senin (25/9/2017).
 
Salim menambahkan, untuk keamanan lingkungan, air limbah yang dihasilkan oleh industri di Cikarang disalurkan melalui pipa-pipa bawah tanah dan diproses lewat unit pengolahan air limbah (Waste Water Treatment Plant). Proses pengolahan air ini sudah memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
 
Pengolahan air di Meikarta
 
Melanjutkan komitmen itu, Lippo Group menegaskan tetap memperhatikan soal pengolahan air dalam membangun kota mandiri Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
 
Nantinya, Meikarta tidak mengalirkan air limbah ke sungai karena semuanya ditampung di pengolahan limbah. Juga ada septic tank yang tersentralisasi.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

“Intinya suatu kota harus tersedia air bersih dan pengelolaan air limbah,” ujar Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya, Jumat (15/9/2017).
 
Ketut mengatakan kota baru dekat kawasan industri Cikarang juga dibangun mengikuti kontur tanah. Dengan demikian, Meikarta tidak banyak mengubah lingkungan yang ada. Bahkan, Lippo menanam ratusan pohon keras di kawasan kota baru itu.
 
Selain itu, Meikarta memiliki ruang terbuka hijau publik berupa Central Park seluas 100 hektar. Danau seluas 30 hektar berada di tengah taman kota itu mampu menampung air 300 ribu meter kubik. Danau buatan itu berfungsi sebagai reservoir.

Central Park itu akan dilengkapi dengan jogging track dan kebun binatang mini yang dapat digunakan untuk bersosialisasi dan berekreasi.
 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com