Sorot

Siapapun Bisa Ngopi-ngopi Cantik di Meikarta!

Kompas.com - 25/10/2017, 13:09 WIB

KompasProperti - Sudah tahu kan bahwa pikiran bisa menjadi segar lantaran minum kopi? Tak heran, bagi para penikmatnya, minum kopi adalah ritual tak tergantikan yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Kopi yang menurut laman jurnalbumi.com didatangkan ke Indonesia oleh bangsa Belanda pada 1696 itu kian hari, kian menjadi minuman favorit. Kopi pertama yang didatangkan itu berasal dari Malabar, India. Kopi jenis arabika itu dibudidayakan di daerah Kedawung, tak jauh dari Batavia.

Minum kopi, sudah barang tentu membawa banyak efek positif. Penyebabnya, kopi mengandung beberapa zat aktif biologis yang merangsang kerja metabolisme tubuh. Kandungan kafein bekerja untuk merangsang sistem saraf untuk mengoptimalkan proses pemecahan lemak di dalam tubuh.

Lantas, kandungan kafein pada kopi ternyata terbukti mampu menurunkan rasa kantuk, menimbulkan rasa segar di badan, serta memunculkan rasa gembira. Tak cuma itu, kafein juga bisa membuat tekanan jantung meningkat yang berujung pada pergerakan aliran darah lebih lancar.

Baca: Kopi Indonesia Berjaya di World of Coffee Budapest 2017

Kafein rupanya memberi pengaruh pada fungsi hati. Gara-gara kafein, hati akan melepas gula ke aliran darah lebih banyak. Karena hal itulah, tubuh, usai minum kopi, terasa mendapat tenaga ekstra.

Betapa sohornya kopi membuat gaya hidup mulai dari kelas bawah, menengah, hingga atas pun berubah. Orang menikmati kopi mulai dari kelas kaki lima hingga hotel berbintang lima.

Ngopi di apartemen

Selain membangun properti, Lippo Group juga berbisnis gerai kopi yang dinamai Maxx Coffee. Gerai pertamanya dibuka di Lippo Cikarang pada Mei 2015. Lokasinya kini memang dekat kota mandiri Meikarta.

Kopi terbaik Indonesia merupakan menu andalan. Saat kali pertama dibuka, pengelola Maxx Coffee menyajikan cuma tiga varian kopi yakni Aceh Gayo, Kintamani, dan Flores, terang Geoffry Samuel, Head of Marketing Maxx Coffee.

Gerai kopi lokal itu lagi-lagi berani bersaing dengan merek yang sudah lebih dahulu ada. Salah satu strateginya dengan memberi diskon harga hingga 30 persen.

Sejak berdiri, gerai kopi itu sudah mematok target ekspansi pesat. Cara yang dilakukan adalah dengan hadir di setiap lokasi bisnis properti Lippo Group. Maxx Coffee hadir dalam bentuk full coffee shop, gerai, maupun memanfaatkan kontainer sebagai kedai kopi di lahan parkir.

Kopi Kintamani, kopi khas Bali.Kompas.com/ Robinson Gamar Kopi Kintamani, kopi khas Bali.

Kini, menurut laman maxx-coffee.com, sudah ada lebih dari 70 gerai di Indonesia. Bukan hanya menu yang lezat, gerai kopi modern selalu menawarkan suasana yang menyenangkan. Tak heran, pengunjung bisa duduk berlama-lama meski hanya minum secangkir kopi.

Minum kopi pun menjadi gaya hidup di kalangan warga kota modern yang tinggal di apartemen. Kelak, gaya hidup ini yang bakal menjadi lazim di Meikarta, kota modern terintegrasi dekat kawasan industri Cikarang.

"Ya nanti ada tempat untuk minum kopi di Meikarta," kata kata Presiden Direktur Meikarta, Ketut Budi Wijaya, merujuk pada gerai minum kopi Maxx Coffee dalam paparannya pada Rabu (18/10/2017).

Jadi, tunggu apa lagi, mengutip istilah kekinian, ngopi-ngopi cantik di Meikarta aja  atuh!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau