Sorot

Mau Jalan Sehat Tanpa Diganggu Sepeda Motor? Wahananya Ada di Cikarang

Kompas.com - 25/10/2017, 19:02 WIB

KompasProperti - Jalan kaki merupakan olahraga yang paling praktis dilakukan. Banyak manfaat yang didapat dari berjalan kaki, utamanya menurunkan berat badan.

Berjalan kaki juga bisa membuat seseorang terhindar dari stres. Selain itu, kekebalan tubuhnya bakal semakin kuat.

Aktivitas berjalan kaki dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Tidak perlu terlalu berat, Anda bisa melakukannya sekitar 15 sampai 30 menit. Asalkan dilakukan secara rutin setiap hari, pasti Anda akan merasakan tubuh yang lebih bugar.

Meskipun mudah, ternyata tidak semua orang mau melakukan hal itu. Sebagai contoh di Indonesia, banyak orang cenderung menggunakan kendaraan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau hanya dalam jarak yang dekat.

Baca: 4 Jenis Olahraga yang Aman Dilakukan di Malam Hari

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Stanford University baru-baru ini, terungkap bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, tetapi jumlah pejalan kakinya sehari-hari cuma sekitar 3.513 orang.

Adapun Hongkong berada di urutan pertama dengan jumlah 6.880 orang, diikuti China pada urutan kedua dengan 6.189 orang. Kemudian Ukraina, Jepang, dan Rusia di posisi lima besar.

Penelitian itu dilakukan terhadap 717.000 orang di 111 negara, melalui sebuah aplikasi yang dirancang oleh peneliti Stanford, lalu dipasang di smartphone dan smartwatch para responden.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata kemalasan orang untuk berjalan kaki itu juga karena kurang baiknya kondisi trotoar, seperti yang dialami penduduk Jakarta.

Baca juga: Agar Berjalan Kaki Tidak Membosankan, Trotoar Harus Menarik

Berjalan kaki di trotoar terasa makin tidak aman dan nyaman. Itulah yang membuat warga ibu kota memilih menggunakan kendaraan daripada berjalan.

Maka dari itu, perlu suasana nyaman di suatu kota untuk mendorong warganya mau berjalan kaki. Kesempatan itu ditangkap oleh Lippo Group dalam membuat suatu kota mandiri bernama Meikarta.

Kota mandiri yang sedang dibangun di Cikarang, Jawa Barat menyediakan kawasan yang mendukung perpindahan para penghuninya dari satu tempat ke tempat lain, baik dengan kendaraan maupun berjalan kaki.

Tentunya, suasana lingkungan yang nyaman akan memacu minat seseorang untuk berjalan kaki. Nantinya di Meikarta tersedia ruang terbuka hijau seluas 100 hektar yang terdiri dari danau dan taman.

Kawasan Central Park di Meikarta, Cikarang Kawasan Central Park di Meikarta, Cikarang

Taman yang dinamai Central Park itu menyediakan jalur khusus bagi pejalan kaki. Jalur berupa jembatan itu menghubungkan daratan di timur dan barat yang dipisahkan danau seluas 25 hektar. Selain itu, akan ada pula jogging track di sekeliling danau.

Kesejukan udara di area yang ditumbuhi ratusan pohon besar dapat dinikmati para pejalan kaki di Central Park. Tak hanya itu, semangat berjalan kaki bakal bertambah saat melihat indahnya bunga beraneka warna. Kegiatan berjalan kaki maupun olahraga lainnya pun jadi menyenangkan di Meikarta.

Di taman itu juga orang bisa melakukan berbagai kegiatan, misalnya olahraga, tempat bermain anak dan orang tua, serta bertemunya anak muda untuk sekadar nongkrong ataupun mengekspresikan bakatnya di bidang seni, olahraga, dan bidang lainnya.

Selain itu, akan dibuat jalan yang lebar dan di pinggirnya ditanami ribuan pohon yang membuat udara terasa lebih sejuk dan segar, terutama pada pagi hari.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

“Jalannya akan dibuat lebar, lalu di sisinya ada pohon. Ada pohon yang besar dan tanaman langka, juga tanaman kecil. Tujuannya supaya tidak gersang,” kata Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya, medio September 2017.

Hal itu sejalan dengan komitmen Lippo Group untuk menawarkan kawasan hunian modern yang nyaman bagi pejalan kaki. Setiap jalan akan dibuat terpisah antara pejalan kaki dan kendaraan sehingga keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tetap terjaga.

Menurut penjelasan Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli, Meikarta dirancang sebagai kawasan hunian dan area komersial yang ditunjang dengan beragam fasilitas sosial ekonomi.

"Jadi kami bukan hanya membangun real estate, tetapi juga membangun kota dalam jangka waktu cepat," ujar Jopy Rusli.

Baca: Meikarta Surga Bagi Pejalan Kaki

Nantinya gedung-gedung di Meikarta akan dihubungkan dengan skybridge yang supaya para pejalan kaki lebih mudah melintas.

Ilustrasi Meikarta Ilustrasi Meikarta

 

Jalur pejalan kaki itu juga bisa menjadi destinasi wisata yang menarik, seperti yang diterapkan di Hongkong dan Malaysia.

Sejumlah fasilitas itu dibuat dan disuguhkan kepada para penghuni kota mandiri Meikarta supaya merasa aman dan nyaman untuk berjalan kaki tanpa diganggu semrawutnya lalu lintas kendaraan bermotor.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com