Sorot

Inikah Calon Silicon Valley di Indonesia?

Kompas.com - 26/10/2017, 17:09 WIB

 

KompasProperti - Beberapa tahun terakhir di Indonesia muncul sejumlah perusahaan rintisan digital atau yang biasa dikenal dengan startup. Ini merupakan fenomena yang dipengaruhi dari perkembangan teknologi digital di dunia.

Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai bidang, antara lain e-commerce (perdagangan elektronik), ojek dan taksi online, jasa layanan antar makanan dan barang, perawatan tubuh, kebersihan rumah dan kantor, serta perbaikan kendaraan bermotor.

Bahkan salah satu startup yang terkenal di tanah air, yaitu Go-Jek, pada tahun ini tercatat sebagai salah satu perusahaan yang masuk daftar 56 perusahaan yang mengubah dunia alias kategori Change The World versi majalah Fortune.

Startup jenis ride sharing asal Indonesia itu berada di posisi ke-17. Daftar itu berisi perusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki pendapatan di atas 1 miliar dollar AS atau Rp 1,3 triliun per tahun dan berpengaruh secara sosial dan ekonomi terhadap lingkungan sekitarnya.

Baca: Jokowi Minta Startup Tak Dicekik dengan Regulasi Berlebihan

“Ini adalah hasil dari kolaborasi begitu banyak pihak yang terus mendukung Go-Jek. Penghargaan ini memotivasi kami untuk terus berkomitmen memberi kontribusi positif terhadap visi pemerintah agar Indonesia jadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020,” kata CEO sekaligus pendisi Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam keterangannya kepada pers, Sabtu (9/9/2017).

Berkaca pada Go-Jek, potensi bisnis teknologi digital di Indonesia sangat besar. Peluang yang besar ini membuat banyak pihak ikut mencoba meraih keuntungan. Apalagi, bisnis teknologi digital belum tergarap optimal.

Menurut data dari berbagai sumber, di Indonesia saat ini ada lebih dari 1.500 startup lokal. Sementara untuk pengguna internetnya sekarang sekitar 135 juta orang. Angka itu diprediksi meningkat terus setiap tahun.

Itulah yang membuat pengembang properti pun ingin memanfaatkan kesempatan tersebut dengan membangun suatu area tempat berbagai perusahaan digital berkumpul.

Baca: Startup Indonesia Jadi Target Investasi Perusahaan Teknologi Ternama

Salah satunya yaitu Lippo Group yang saat ini sedang membangun kompleks apartemen dan kota mandiri Meikarta di dekat kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Menurut rencana, Lippo akan menyiapkan satu zona khusus perusahaan startup untuk mendukung perkembangan dunia digital di Indonesia. Ibarat Silicon Valley di Amerika Serikat, di Meikarta akan dibuat sejumlah infrastruktur pendukung yang disebut dengan industrial research center.

“Pusat digital dan teknologi juga harus dekat kampus sebagai pusat riset. Sama halnya dengan Silicon Valley di Amerika Serikat yang dekat dengan Stanford University,” ujar Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya dalam keterangannya, Rabu (18/10/2017).

Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

Lippo Group pun selama ini memiliki anak usaha di bidang industri digital yang bergerak sebagai penyedia jasa layanan internet. Maka dari itu, tambah Ketut, broadband juga harus disiapkan untuk menunjukkan keseriusan berkecimpung di bidang itu.

Pembangunan Silicon Valley versi Indonesia di Meikarta diharapkan berpengaruh positif pada perkembangan perusahaan berbasis teknologi digital, baik startup, lembaga pendidikan, maupun pihak lain yang bergerak di bidang informasi dan teknologi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com