Kilas

Tasikmalaya Budayakan Mencuci Tangan dengan Sabun Sejak Dini

Kompas.com - 31/10/2017, 18:08 WIB

KOMPAS.com - Kesehatan berawal dari kebiasaan sehari-hari yang sangat sederhana. Mencuci tangan dengan sabun salah satu contohnya.

Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir harus menjadi kebiasaan yang membudaya di kehidupan sehari-hari.

“Budayakan cuci tangan sesudah buang air besar (BAB), sesudah membersihkan BAB anak, sebelum makan, sebelum memberikan makan anak, dan sebelum memasak," kata Yusep Yustisiawandana di SD Negeri Sukasenang Singaparna, Selasa (31/10/2017).

Dalam rangka peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang digagas oleh Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya menyelenggarakan Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) tingkat Kabupaten Tasikmalaya.

Baca: 6 Kebiasaan Sepele Tapi Penting di Musim Hujan

Hari cuci tangan tersebut merupakan kampanye global yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pertemuan tahunan air sedunia (Annual World Water Week) yang diselenggarakan pada 17-23 Agustus 2008.

“Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia mampu meningkatkan perilaku hidup sehat, mencegah timbulnya penyakit, sekaligus menurunkan tingkat kematian pada balita dan anak-anak," katanya.

Yusep menambahkan, kedua tangan merupakan salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh, karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.

Tangan merupakan salah satu jalur utama masuknya kuman penyebab penyakit, dan juga menjadi media penularan penyakit menular, seperti diare. Berdasarkan data UNICEF pada 2014, 9,2 persen kematian balita disebabkan oleh penyakit diare yang mengakibatkan kematian 600.000 balita.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Di antara kematian karena diare itu, lebih dari 340.000 anak balita atau sekitar 60 persen meninggal akibat buruknya sanitasi dan penggunaan air minum yang tidak higienis.

Dari berbagai riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku higienis, seperti mencuci tangan pakai sabun pada saat-saat penting.

Mencuci tangan penting dilakukan, utamanya sebelum menyiapkan makanan 15,9 persen, setelah membersihkan kotoran bayi 13,4 persen, dan sebelum menyuapi anak 7,6 persen.

“Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa penyebab terbesarme meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA," ujarnya.

Baca: Yang Harus Dilakukan Saat Anak Diare

Ia berharap, cuci tangan dapat kita mulai sejak usia dini agar menjadi kebiasaan baik di hari tua. “Perubahan yang besar bisa kita mulai dari hal kecil, mulai dari hari ini, dan dimulai dari diri sendiri," ujarnya

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dadan Hamdani mengatakan, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai objek bukan sebagai subjek.

Selain itu, kemampuan masyarakat untuk mengemukaan pendapat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas. Bahkan, peran aktif masyarakat masih kurang bahkan cenderung menurun.

“Angka kematian bayi dan balita di Indonesia masih tinggi. Tak hanya itu, kesejahteraan masyarakat masih rendah dan sangat memprihatinkan," katanya.

Siswa MI terpadu Cintaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.Tahyudin Siswa MI terpadu Cintaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Mengacu pada riset Freeman et al (2014); Systematic Review: Hygiene and Health: Systematic Review of Handwashing Practices Worldwide and Update of Health Effects , Tropical Medicines and International Health, Vol. 19 No. 8 (p906-916), perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko diare sebesar 42 persen sampai 47 persen, terutama pada bayi dan balita.

Dadan menegaskan, mencuci tangan merupakan cara yang paling mudah. Sayangnya, kebiasaan sehat itu masih sedikit dijalankan dan hanya sebatas pengetahuan.

"Belum menjadi suatu budaya atau kebiasaan masyarakat, mengingat masih rendahnya masyarakat melakukan kebiasaan cuci tangan.”

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun bertujuan membudayakan cuci tangan dengan benar untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, sebagai upaya awal peningkatan kesehatan serta memberikan kesadaran kepada masyarakat.

"Agar masyarakat menyadari bahwa perilaku adalah penyebab terjadinya penyakit yang berpengaruh pada derajat hidup masyarakat," ujar Dadan. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau