Advertorial

Wejangan dari Ashraf Sinclair dalam Bisnis: Harus Akrab dengan Kegagalan

Kompas.com - 02/11/2017, 18:51 WIB

Ashraf Sinclair memang lebih akrab dikenal sebagai selebritis dan suami artis Bunga Citra Lestari. Namun beberapa tahun terakhir, artis asal Malaysia ini juga giat menjadi investor di beberapa perusahaan rintisan (startup) Tanah Air.

Ashraf menggunakan dana pribadi untuk masuk ke beberapa perusahaan rintisan lokal. Selain masuk di bisnis restoran, Ashraf juga menjadi investor di perusahaan kosmetik Korea Althea dan layanan video on-demand Iflix.

Di awal tahun ini, perusahaan modal ventura global berbasis di Silicon Valley bernama 500 Startups mengajak Ashraf menjadi salah satu mitra. Di Asia Tenggara, perusahaan ini punya target menggelontorkan Rp 650 miliar ke 250 perusahaan rintisan.

Di Indonesia sendiri, perusahaan ini sudah masuk ke 100 perusahaan rintisan dengan suntikan dana pada tiap perusahaan mencapai 50 juta sampai 250 juta dollar AS. Smart-Money mendapat kesempatan berbincang dengan pria ini di Indonesia Knowledge Forum 2017 belum lama ini.

Awal mula Ashraf terjun ke dunia investasi ini dari keinginannya untuk meningkatkan kemampuan diri (scale-up). 

“Sebagai selebritis, saya tidak puas hanya berkarier di Malaysia. Saya memutuskan harus melebarkan karier ke Indonesia karena peluangnya lebih besar,” ungkap Ashraf. Kepindahannya ke Indonesia hingga akhirnya berjodoh dengan orang Indonesia juga disebabkan oleh keinginannya itu.

Ashraf melihat bahwa media sosial mulai menjamur di Indonesia. Ia juga melihat banyak anak-anak muda yang memiliki bakat bagus mendirikan perusahaan rintisan. Dengan apa yang dimilikinya, suami dari BCL ini merasa bisa membantu agar anak-anak muda tersebut tumbuh menjadi lebih besar.

Awalnya ia menggunakan uang pribadi untuk menjadi angel investor di beberapa perusahaan rintisan. Meski begitu, uangnya terbatas.

“Dengan bergabung ke komunitas yang lebih besar saya bisa membantu lebih banyak (perusahaan rintisan). 500 Startups pun mengajak saya bergabung menjadi salah satu mitra di awal tahun lalu,” ungkapnya.

Ashraf melihat visi yang menarik dari 500 Startups, yaitu komitmen besar membantu orang lain dalam mengembangkan bisnis agar lebih maju. 500 Startups sudah ada di 20 negara dan berinvestasi di 60 negara. Di Indonesia, 500 Startups sudah masuk ke 30 perusahaan rintisan seperti Hijup, Fabelio, Bukalapak, Bro.do, Kudo dan lainnya.

500 Startups terbuka pada tiap jenis perusahaan rintisan, bukan hanya berfokus pada satu bidang. Fokusnya bagaimana agar perusahaan rintisan bisa meningkatkan usahanya.

Untuk orang-orang yang ingin membuat perusahaan rintisan, Ashraf punya satu wejangan yaitu jangan takut gagal. Menurutnya kegagalan pada perusahaan rintisan adalah hal yang biasa.

“Satu gagal berarti harus ada upaya untuk mencoba lagi. Kegagalan bagi founder juga harus dilihat dari sisi pandang lain. Gagal mendapatkan x tetapi mendapatkan y,” ungkapnya.

Karena itu Ashraf mendorong untuk Anda yang baru masuk atau sedang bergelut dengan perusahaan untuk tidak ragu-ragu.

“Mulai saja dulu. Mulai dari saat ini, sekarang dan jangan pernah menunda. Saat ini semuanya harus cepat atau akan lewat (tertinggal). Saat ini bukan lagi era ikan yang besar akan memakan ikan kecil. Sekarang era ikan yang cepat bisa memakan ikan yang lambat. Bukan lagi pada ukuran,” tutupnya.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau