Sorot

Meikarta Siap Jadi Inkubator Startup di Indonesia

Kompas.com - 07/11/2017, 16:35 WIB


 
KompasProperti - Ekonomi digital di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi pasar online terbesar se-Asia Tenggara.
 
Dalam Kompas.com, Senin (9/10/2017), sejumlah pemodal ternama, seperti Expedia dan Alibaba, mengucurkan miliaran dollar AS ke startup berbasis teknologi di Indonesia.
 
Indonesia dinilai potensial untuk mengembangkan bisnis digital sebab lebih dari 250 juta penduduk didominasi masyarakat kelas menengah. Di samping itu,  ketersediaan perangkat mobile yang murah dan mudah didapat masyarakat juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
 
Startup merupakan usaha rintisan berbasis digital yang terdiri dari berbagai bidang, misalnya e-commerce dan fintech.  Perkembangan startup bisa didorong dengan adanya program seperti inkubasi dan accelerator.
 
Dengan mengikuti program tersebut, startup bisa mendapatkan bimbingan dari pakarnya, pelatihan, dan terutama adalah pendanaan dari investor. Tambahan investasi bakal mendorong  startup untuk bisa mengembangkan bisnisnya maupun menambah jumlah karyawan.
 
Pengembang properti Lippo Group yang tengah membangun kota mandiri di Cikarang bakal memanfaatkan perkembangan ekonomi digital dengan menyediakan lahan untuk inkubasi startup.
 
Hunian modern di dekat kawasan industri Cikarang itu diproyeksikan sebagai Silicon Valley di Indonesia, tempat berkumpulnya perusahaan startup.
 
Silicon Valley merupakan julukan bagi daerah Selatan San Francisco Bay Area, California, Amerika Serikat. Predikat itu disematkan karena wilayah itu memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor.
 
Adapun perusahaan-perusahaan yang sekarang menghuni Silicon Valley di antaranya Adobe Systems, Apple Computer, Cisco Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo!
 
Terinspirasi dari kawasan itulah Lippo mendirikan ‘Silicon Valley’ untuk Indonesia di kota baru Meikarta.

Ilustrasi Meikarta Ilustrasi Meikarta

 
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, Kota baru Meikarta juga membangun  Indonesian Silicon Valley sebagai wadah berkumpulnya startup. "Meikarta sangat cocok sebagai hunian generasi milenial yang berminat untuk mengembangkan startup," ujarnya.
 
Demi mewujudkannya, Lippo berencana membangun industrial research center. Pusat penelitian dan pengembangan itu dapat melayani berbagai keperluan pengembangan bisnis.
 
Selain itu, pengembang raksasa itu akan menanam jaringan fiber optik sebagai bagian dari upaya mendukung perusahaan teknologi dunia dan smart city.
 
Pusat bisnis dan keuangan berkelas dunia juga akan dikembangkan di Meikarta. Adanya pusat bisnis dan keuangan tentu berdampak positif bagi startup, sebab memungkinkan venture capital untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan-perusahan rintisan itu.
 
Dengan dibangunnya Indonesian Silicon Valley, kata Ketut, tentunya untuk menunjang kegiatan operasional dan aktivitas keseharian perusahaan berbasis teknologi digital, mulai dari startup, technology leader, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang informasi dan teknologi (IT).

Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

 
President of Sales Meikarta Ferry Thahir menegaskan, Meikarta merupakan kota hunian kelas dunia. Apa pun yang ada di luar negeri akan dihadirkan di kota mandiri itu.
 
“Jadi tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, nanti apa yang ada di luar negeri (akan) ada di Meikarta. Kita hadir benar-benar untuk warga," ujarnya saat meresmikan Giant Yellow Duck di Central Park Meikarta, Minggu (5/11/2017).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau