KompasProperti - Ekonomi digital di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi pasar online terbesar se-Asia Tenggara.
Dalam Kompas.com, Senin (9/10/2017), sejumlah pemodal ternama, seperti Expedia dan Alibaba, mengucurkan miliaran dollar AS ke startup berbasis teknologi di Indonesia.
Indonesia dinilai potensial untuk mengembangkan bisnis digital sebab lebih dari 250 juta penduduk didominasi masyarakat kelas menengah. Di samping itu, ketersediaan perangkat mobile yang murah dan mudah didapat masyarakat juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
Startup merupakan usaha rintisan berbasis digital yang terdiri dari berbagai bidang, misalnya e-commerce dan fintech. Perkembangan startup bisa didorong dengan adanya program seperti inkubasi dan accelerator.
Dengan mengikuti program tersebut, startup bisa mendapatkan bimbingan dari pakarnya, pelatihan, dan terutama adalah pendanaan dari investor. Tambahan investasi bakal mendorong startup untuk bisa mengembangkan bisnisnya maupun menambah jumlah karyawan.
Pengembang properti Lippo Group yang tengah membangun kota mandiri di Cikarang bakal memanfaatkan perkembangan ekonomi digital dengan menyediakan lahan untuk inkubasi startup.
Hunian modern di dekat kawasan industri Cikarang itu diproyeksikan sebagai Silicon Valley di Indonesia, tempat berkumpulnya perusahaan startup.
Silicon Valley merupakan julukan bagi daerah Selatan San Francisco Bay Area, California, Amerika Serikat. Predikat itu disematkan karena wilayah itu memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor.
Adapun perusahaan-perusahaan yang sekarang menghuni Silicon Valley di antaranya Adobe Systems, Apple Computer, Cisco Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo!
Terinspirasi dari kawasan itulah Lippo mendirikan ‘Silicon Valley’ untuk Indonesia di kota baru Meikarta.