Advertorial

Bank Indonesia: Tak Ada Monopoli Uang Elektronik di Tol

Kompas.com - 08/11/2017, 11:30 WIB

Bank Indonesia (BI) memberi jaminan bahwa tidak ada pelaku perbankan yang bisa melakukan monopoli dalam pelaksanaan program Gerbang Pembayaran Nasional. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Pungky Purnomo Wibowo.

Ia mengatakan bahwa di gerbang pembayaran tidak boleh hanya kartu dari satu issuer saja yang bisa dipakai untuk membayar tarif tol. Uang elektronik harus berasal dari multiissuer. BI sebagai bank sentral memastikan akan mengawal hal ini.

Dalam penerapan transaksi non tunai, khususnya jalan tol, BI menggandeng badan terkait melakukan integrasi beragam uang elektronik dalam 1 reader  yaitu SAM Multiapplet. Integrasi ini kini sudah mencapai 70 persen. Pungky mengatakan, integrasi penggunaan uang elektronik akan ditingkatkan secara bertahap.

Saat ini implementasi pemasangan SAM Multiapplet sudah mencapai 93 persen di seluruh ruas tol. Meski demikian, bank sentral mengakui bahwa dalam praktiknya, pangsa pasar uang elektronik di jalan tol masih dirajai salah satu bank BUMN karena sudah memulainya lebih dulu pada 2008. Terkait pangsa pasar uang elektronik, BI menyebutkan bahwa hal ini sangat bergantung pada kepuasan konsumen. "Ekosistem itu bisa diperoleh, tentu kuncinya tergantung konsumen," kata Pungky.

Tahun ini akhirnya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masuk bersama Flazz di bisnis uang elektronik jalan tol. Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, saat ini porsi pasar BCA di jalan tol sudah mencapai 25 persen dari total transaksi dengan uang elektronik.

"Target kami bukan mengejar pesaing atau penyedia uang elektronik, tapi mendukung program pemerintah dan membantu masyarakat menyediakan solusi pembayaran," paparnya.

Santoso juga mengaku belum akan mematok porsi penetrasi Flazz ke jalan tol. Sebagai gambaran, khusus di September 2017, BCA mencatat posisi transaksi uang elektronik sudah mencapai 591 ribu transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 4,8 miliar.

Oktober lalu jumlah tersebut naik pesat. Di periode 1 Oktober hingga 20 Oktober 2017, tercatat transaksi naik menjadi 2,5 juta transaksi dengan nilai Rp 21 miliar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau