Advertorial

BAZNAS dan Globalisasi Zakat

Kompas.com - 09/11/2017, 16:33 WIB

Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec

Wakil Ketua BAZNAS

Sudah beberapa kali Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tampil dan mendapatkan apresiasi di forum internasional.

Beberapa waktu lalu, melalui Gubernur Jambi Zumi Zola, program Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang digagas dan dibiayai BAZNAS mendapat pujian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam realisasinya, PLTMH merupakan kerja sama segitiga yang melibatkan BAZNAS-Pemprov Jambi-UNDP (United Nation for Development Program), lembaga Program Pembangunan PBB.

Pekan pertama November 2017, BAZNAS kembali mendapatkan kesempatan mengampanyekan Kebangkitan Zakat yang dihadiri pejabat penting PBB di New York dan Washington DC, Amerika Serikat, Rabu-Kamis (7-8/11/2017).

Sesuai visi BAZNAS "menjadi pengelola zakat terbaik di level internasional", forum tersebut menjadi ajang untuk membuka mata dunia tentang potensi besar zakat dan gambaran kegiatan dan program BAZNAS, termasuk yang dikerjasamakan dengan UNDP, di hadapan direksi dan pejabat tinggi UNDP seperti Asisten Sekretaris Jenderal PBB yang merangkap Direktur Regional Biro Asia Pasifik, Haoling Xu dan Direktur Biro Kemitraan UNDP yang juga mantan Dubes Inggris di Irak, Michael O'neil.

Mereka sangat antusias mendukung sinergi BAZNAS-UNDP menduniakan Zakat & Waqf Inclusion, terutama di negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

Forum tersebut sekaligus menjadi media untuk menginformasikan kehadiran Waqf Venture Bank of Indonesia yang akan diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada Silaknas ICMI 9 Desember 2017, di mana BAZNAS menjadi pemegang sahamnya. Ini merupakan konsep yang unik dan menarik karena merupakan yang pertama di dunia. 

Briefing yang berlangsung selama dua hari ini mengangkat tema Innovative Financing for the SDGs.

BAZNAS menyuguhkan materi paparan tentang Innovative Financing for the SDGs: Zakat & Waqf

Zakat dan wakaf adalah instrumen keagamaan yang merupakan kewajiban dan kesediaan 1,8 miliar penduduk Muslim global atau 25 % dari total jumlah penduduk dunia. Ini potensi finansial yang luar biasa untuk pengentasan kemiskinan dengan skala internasional.

Apalagi BAZNAS-UNDP telah memulai hal itu melalui proyek PLTMH untuk kaum dhuafa di Jambi senilai 350.000 dolar AS dari BAZNAS dan pendanaan lainnya oleh UNDP yang mereka peroleh dari Global Environment Fund (GEV).

Kerja sama juga akan dilakukan untuk pemberdayaan nelayan miskin melalui program Zakat Community Development (ZCD) seperti yang telah diimplementasikan di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah; Langkat, Sumatera Utara serta ZCD untuk suku terasing dan sebagainya. Respons positif dan antusias dari para direksi UNDP menjadi bekal bagi BAZNAS untuk terus menggaungkan globalisasi zakat, infak, sedekah dan wakaf ke seluruh penjuru dunia. Salam Kebangkitan Zakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com