Sorot

Meikarta Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital

Kompas.com - 09/11/2017, 18:39 WIB

 
KompasProperti - Anda pernah menerima pesan singkat alias SMS yang berisi informasi bahwa Anda memenangkan undian berhadiah? Beragam jenis penipuan hampir tiap bulan mampir di layar ponsel yang tujuannya adalah menggiring Anda untuk mengirimkan sejumlah uang kepada nomor rekening tertentu.
 
Sejak 31 Oktober 2017, pemerintah mewajibkan pengguna kartu seluler prabayar mendaftarkan diri menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) yang tertera pada KTP, serta nomor kartu keluarga (KK).

Registrasi yang akan berakhir pada 28 Februari 2017 itu bertujuan melindungi konsumen dari kejahatan seperti penipuan melalui SMS tersebut. Namun, sebagian masyarakat masih ragu apakah data pribadi tersebut aman atau justru disalahgunakan pihak lain.

Memasuki era ekonomi digital, peran pemerintah memang sangat diperlukan dalam membuat regulasi untuk keamanan dan perlindungan data privasi khususnya dalam transaksi online. Regulasi sangat penting sebagai payung hukum bagi mobilitas data pribadi dan perusahaan berbasis internet.

Menurut World Economic Forum pertumbuhan digitalisasi dan konektivitas internet yang demikian cepat telah menjelma menjadi tulang punggung Revolusi Industri keempat, dan berpotensi mendorong model bisnis yang inovatif serta menciptakan transformasi bangunan politik dan sosial.

Lippo Group yang tengah membangun kota mandiri di Cikarang bakal memanfaatkan perkembangan ekonomi digital dengan menyediakan lahan untuk inkubasi startup.
 
Hunian modern di dekat kawasan industri Cikarang tersebut diproyeksikan sebagai Silicon Valley di Indonesia, tempat berkumpulnya perusahaan startup.

Ilustrasi Meikarta Ilustrasi Meikarta

 
Silicon Valley merupakan julukan bagi daerah Selatan San Francisco Bay Area, California, Amerika Serikat. Predikat itu disematkan karena wilayah itu memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor.

Sejalan dengan langkah Presiden RI Joko Widodo untuk mengembangkan ekonomi digital, Lippo mendirikan ‘Silicon Valley’ untuk Indonesia di kota mandiri Meikarta.
 
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, kota baru itu juga membangun Indonesian Silicon Valley sebagai wadah berkumpulnya startup. "Meikarta sangat cocok sebagai hunian generasi milenial yang berminat untuk mengembangkan startup," ujarnya.
 
Demi mewujudkannya, Lippo berencana membangun industrial research center. Pusat penelitian dan pengembangan itu dapat melayani berbagai keperluan pengembangan bisnis.
 
Selain itu, pengembang raksasa itu akan menanam jaringan fiber optik sebagai bagian dari upaya mendukung perusahaan teknologi dunia dan smart city.
 
Pusat bisnis dan keuangan berkelas dunia juga akan dikembangkan di Meikarta. Adanya pusat bisnis dan keuangan tentu berdampak positif bagi startup, sebab memungkinkan venture capital untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan-perusahan rintisan itu.

Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana di Kantor Marketing Kota Baru Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

 
Dengan dibangunnya Indonesian Silicon Valley, kata Ketut, tentunya untuk menunjang kegiatan operasional dan aktivitas keseharian perusahaan berbasis teknologi digital, mulai dari startup, technology leader, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang informasi dan teknologi (IT).
 
President of Sales Meikarta Ferry Thahir menegaskan, Meikarta merupakan kota hunian kelas dunia. Apa pun yang ada di luar negeri akan dihadirkan di kota mandiri itu.
 
“Jadi tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, nanti apa yang ada di luar negeri (akan) ada di Meikarta. Kita hadir benar-benar untuk warga," ujarnya saat meresmikan Giant Yellow Duck di Central Park Meikarta, Minggu (5/11/2017).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau