Kilas

Meikarta, Apartemen hingga Pusat Bisnis di Kawasan Penyangga Jakarta

Kompas.com - 12/11/2017, 23:17 WIB

 
KompasProperti - Lingkungan hunian yang lengkap dengan beragam fasilitas penunjang menjadi harapan masyarakat modern. Mulai dari sarana pendidikan, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, hingga ruang untuk bersosialisasi menjadi kebutuhan yang mesti dipenuhi setiap pengembang properti.
 
Lippo Group yang tengah membangun kota baru di Cikarang membuka kesempatan kerja sama dengan berbagai institusi untuk pembangunan fasilitas tersebut.
 
Direktur Informasi Publik Meikarta Danang Kemayan Jati mengatakan, semua inovasi yang dilakukan Meikarta dalam pembangunan sebuah kota modern dengan infrastruktur terlengkap diharapkan menjadi salah satu solusi bagi masalah ketidakmampuan masyarakat membeli rumah yang terjangkau.
 
“Soalnya banyak kalangan masyarakat yang sudah bekerja dan punya penghasilan tetap tapi tetap tidak mampu membeli hunian yang terjangkau,” ujarnya.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

 
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan pembangunan fasilitas di kota mandiri Meikarta terdiri atas lima pilar.
 
Pertama, infrastuktur dan transportasi yang inovatif. Kedua, central bussiness district dan pusat riset berteknologi tinggi. Selanjutnya, kelestarian lingkungan. Keempat, pusat bisnis dan komersial. Dan yang terakhir, pusat kesenian, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan.
 
Pembangunan proyek Meikarta yang ditargetkan mencapai 500 hektare di Kabupaten Bekasi akan berlokasi di wilayah strategis di antara 10 industri besar, akses ke fasilitas transportasi terintegrasi, apartemen modern dan tempat perbelanjaan mewah, serta sekolah-sekolah terbaik dan rumah sakit dengan fasilitas internasional untuk menunjang kualitas kehidupan berstandar tinggi.
 
Akhir Oktober lalu, Lippo Group melakukan topping off dua tower di central bussiness district yang berisi 900 unit apartemen. Pengembang raksasa itu memproyeksikan 50 tower akan diresmikan pada akhir tahun depan.
 
"Kami optimistis pembangunan tahap pertama Meikarta, yang terdiri atas 100 hektare central park, 250 ribu unit apartemen, dan 1,5 juta meter persegi area komersial, dapat diserahterimakan mulai Desember 2018," ujarnya.
 
Saat ini, ruang terbuka hijau publik berupa Central Park telah dibangun di lahan seluas 100 hektar.

Bebek kuning raksasa menjadi ikon baru di kota mandiri Meikarta, Cikarang yang diresmikan Minggu (5/11/2017) Bebek kuning raksasa menjadi ikon baru di kota mandiri Meikarta, Cikarang yang diresmikan Minggu (5/11/2017)

 
Di tengah taman itu terdapat danau yang mampu menampung air 300 ribu meter kubik. Danau yang berfungsi sebagai reservoir itu kini menjadi destinasi wisata bagi masyarakat.
 
Bagi keluarga yang membutuhkan waktu berkualitas di akhir pekan, Central Park Meikarta bisa menjadi satu pilihan lokasi liburan. Sebab sejak Minggu (5/11/2017) lalu, seekor bebek kuning raksasa (Giant Yellow Duck) resmi menjadi ikon baru di Meikarta yang dekat dengan kawasan industri Cikarang, Bekasi.
 
‎Peluncuran bebek kuning raksasa setinggi 15 meter ini ditandai dengan lomba menggambar anak-anak. Bebek raksasa ini ditempatkan di danau Central Park yang mampu menampung 300.000 meter kubik air.
 
Calon konsumen maupun masyarakat di sekitar Meikarta dapat berswafoto dengan latar belakang bebek kuning raksasa yang fenomenal itu.
 
 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau