Kilas

Sulawesi Selatan, Lumbung Padi Nasional di Timur Nusantara

Kompas.com - 14/11/2017, 10:36 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulawesi Selatan Fitriani membeberkan data soal ketersediaan beras di provinsi ini pada Selasa (14/11/2017).

Fitriani mengutarakan hal itu pada Sosialisasi Permendag 57/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras dan Permentan 31/2017/tentang Kelas Mutu Beras.

Sulawesi Selatan (Sulsel) mempunyai 5,7 ton gabah kering giling dan 3,6 juta ton setara beras.

"Sampai sekarang, kami ada surplus 2,4 juta ton," tuturnya. Sulsel pun menurut dia menjual berasnya ke 22 provinsi.

Lantaran beras, pertumbuhan ekonomi Sulsel ikut meningkat. Sumbangan sektor beras menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan hingga 7,41 persen.

"Ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang 5 persen," ujar Fitriani.

Sulsel juga berkontribusi pada pertumbuhan pangan nasional sebesar 23 persen di seluruh Indonesia. Persentase tersebut menurut dia setara Rp 88 triliun.

Atas dasar itulah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi pada kesempatan itu mengatakan, Sulsel dipilih sebagai provinsi prioritas untuk sosialisasi permendag tersebut.

"Kalau 10 persen dari produksi beras itu jadi stok pangan nasional, itu luar biasa," ujar Agung Hendriadi.

Sosialisasi Sosialisasi Permendag tentang HET dan Kelas Mutu Beras sebelumnya dilakukan di Karawang untuk Jawa Barat. Pada 16 November 2017, sosialisasi digelar di Surabaya untuk Jawa Timur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau