Sorot

Meikarta Muncul di Tengah Sesaknya Jakarta

Kompas.com - 15/11/2017, 19:48 WIB

KompasProperti - Kemacetan lalu lintas di kota besar seperti Jakarta memang telah menjadi hal biasa atau menjadi "normal" bagi warganya. Sebagai dampaknya, waktu berkualitas untuk keluarga atau kerabat pun tergerus.

Hasil penelitian INRIX atau lembaga analisis data kemacetan lalu lintas asal Washington, Amerika Serikat, yang dipublikasikan di laman mereka, Senin (20/2/2017), memaparkan bahwa pada 2016 pengendara mobil di Jakarta menghabiskan waktu 55 jam dalam setahun akibat terjebak kemacetan.

Data itu menempatkan Jakarta di peringkat ke-22 kota termacet di dunia. Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa kemacetan Jakarta "hanya" lebih baik dibandingkan Bangkok, Thailand, yang menempati peringkat pertama sebagai kota termacet di Asia Tenggara dengan waktu total 64,1 jam setahun.

Tak cuma macet yang jadi biang keladi stres dan ketidaknyamanan hidup di Jakarta. Jangankan berkendara di jalan, di trotoar pun orang makin tidak nyaman berjalan-jalan di Jakarta.

Baca: Pejalan Kaki Bikin Macet Tanah Abang karena Trotoar Dipakai Dagang

Sebutlah pengalaman Dita Wahyunita (24), seorang analis pemasaran. Menurut Dita, banyak trotoar di Jakarta yang rusak, galian listrik terbuka, saluran air tidak tertutup rapat, dan makin banyaknya pengendara sepeda motor yang menyerobot jalur pedestrian itu.

"Saya punya berbagai alasan sehingga merasa tidak nyaman saat berjalan di trotoar. Trotoar di sini sangat mengerikan, berbeda dari negara lain yang trotoarnya lebar dan diperuntukkan bagi pejalan kaki," ujar Dita seperti dimuat KompasProperti (21/8/2017) yang dikutip dari The New York Times.

Dalam hasil penelitian itu disebutkan bahwa Jakarta sendiri merupakan sebuah kawasan urban yang dihuni lebih dari 10 juta jiwa. Padatnya kawasan hunian Jakarta ditambah semrawutnya lalu lintas berdampak pada hubungan sosial dan kesehatan.

Padahal, syarat utama pendukung iklim bisnis yang baik di perkotaan yang notabene juga dekat kawasan industri seperti Jakarta adalah tata kota yang baik. Adanya dukungan infrastruktur transportasi massal yang mumpuni dapat mewujudkan kenyamanan itu.

Ilustrasi MRT SingapuraCharlieTong Ilustrasi MRT Singapura

Seperti di Singapura, transportasi massal yang dapat diakses dengan mudah dari pemukiman dan lokasi kerja di kawasan industri adalah sesuatu yang lumrah. Bahkan, semakin banyak infrastruktur transportasi dibangun oleh pemerintah Singapura.

Bagi sekitar lima juta warga Singapura, transportasi massal terintegrasi pun buka sekedar mimpi. Sudah tentu, kondisi itu menyebabkan sebagian besar warga lebih senang bepergian dengan angkutan massal dibandingkan kendaraan pribadi.

Mengacu data pemerintah Singapura pada 2016, sebanyak 6 dari 10 warga Singapura memilih angkutan massal sebagai moda transportasi favorit. Dengan begitu, kemacetan kota dapat dihindari.

Alternatif kota baru

Di tengah makin sesak dan macetnya Jakarta yang kian sulit terurai, muncul ide pembangunan kota baru Meikarta di dekat kawasan industri Cikarang. Proyek kota mandiri yang dirancang Lippo Group ini disiapkan menjadi kota baru alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban akan kawasan hunian yang aman dan nyaman.

Kota Cikarang yang terletak di timur Ibu Kota, Jakarta, kini memang telah menjadi salah satu pusat industri nasional yang nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam. Bahkan, kota ini punya potensi mendunia (go  internasional) seperti Singapura.

Sekitar tiga ribu pabrik dari berbagai negara ada di kawasan industri Cikarang. Kawasan tersebut mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.

Ujung-ujungnya, Cikarang menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis.

Baca: Bakal Ada Jakarta Baru Dekat Kawasan Industri Cikarang

Pemerintah saat ini tengah membangun enam infrastruktur penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan itu. Pertama, Patimban Deep  Seaport yang potensial untuk aktivitas ekspor-impor.

Kedua, International Airport Kertajati. Keberadaan Kertajati yang bisa disinggahi pesawat berbadan besar. Bandara ini mulai tahun depan bakal melayani penerbangan haji.

Selanjutnya, kereta api cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung. Moda transportasi ini akan membuat lama perjalanan Jakarta-Bandung hanya sekira 39 menit.

Infrastruktur lainnya, Light  Rail  Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang dan Automated People Mover (monorel). Terakhir, Jakarta-Cikampek Elevated  Highway. Keenam infrastruktur tersebut diperkirakan akan selesai dibangun dua hingga tiga tahun mendatang.

Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

CEO Lippo Group James Riady kepada Kompas.com mengatakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah saat ini menggelar pembangunan masif infrastruktur di koridor Timur Jakarta. Hal itu tak lepas dari posisi strategis koridor Timur Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional.

"Kami sudah berkiprah selama 67 tahun, untuk itu kami mendukung kebijakan itu dengan terlibat aktif mengembangkan koridor tersebut lewat Meikarta," ujarnya.

Dengan semua perencanaan itu, James berharap Meikarta akan semakin melengkapi pembangunan infrastruktur mampu memperkuat posisi koridor itu di kancah nasional.

"Lebih dari itu, Meikarta juga kami proyeksikan mampu memberikan nilai tambah bagi koridor Timur Jakarta, yang pada akhirnya menjadi daya tarik bagi kehadiran investasi asing," katanya.

Rencananya, monorel akan dibangun di Meikarta. Moda transportasi itu menjadi penyambung kawasan itu dengan daerah-daerah industri di Cikarang. Dengan begitu, mobilitas penghuni apartemen Meikarta akan sangat terbantu.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau