Sorot

Kota Masa Depan yang Dibangun di Luar Ibukota

Kompas.com - 16/11/2017, 20:01 WIB


KompasProperti - Kota Jakarta dihadapkan pada persoalan tata ruang dan keterbatasan daya tampung Jakarta. Arus urbanisasi yang tak bisa dibendung membuat ibukota menjadi begitu padat.

Pemerintah mencatat pertumbuhan urbanisasi di Indonesia mencapai 4,1 persen, atau lebih tinggi dari China di angka 3,8 persen dan India di 3,1 persen.

Di sisi lain, Jakarta sendiri merupakan ibukota yang sama sekali tidak direncanakan untuk menjadi kota metropolitan seperti sekarang ini.

Kawasan penyangga Jakarta justru berkembang lebih baik dengan merencanakan pembangunan kota secara detail.

 

Baca: Kekuatan Meikarta adalah Pasokan Baru Apartemen

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata berpendapat, kota masa depan adalah kota yang direncanakan sedini mungkin, sehingga tetap bisa dinikmati dengan baik oleh anak cucu generasi mendatang.

“Bisa 100 atau 200 tahun, peradaban kan berjalan terus. Nah, kota-kota yang ada sekarang harus dirancang siap ekspansi,” ujar Eman dalam sesi wawancara khusus dengan KompasProperti, Senin (18/9/2017).

Menurut dia, kota-kota di Indonesia perlu mengejar ketertinggalan dari negara lain dalam hal pembangunan kota.

Sebagai pengembang properti, Lippo Group tak hanya membangun rumah tinggal melainkan juga sebuah kota dan komunitas. Seperti saat membangun Karawaci, Lippo pun merancang kota baru Meikarta di Cikarang sebagai kawasan hunian yang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang.

 

Baca: Lippo Ikut Menyediakan Perkantoran Modern di Cikarang

Soal pendidikan, rencananya Lippo Group akan menghadirkan Sekolah Pelita Harapan mulai dari jenjang TK, SD, SMP, sampai SMA. Sekolah lain pun akan diajak untuk berpartisipasi dalam dunia edukasi di Meikarta.

Lippo juga tengah berupaya menjalin kerjasama dengan tiga universitas berkualitas di Indonesia, yaitu UI, UGM, dan ITB.

 

“Kami berencana menghadirkan tiga kampus ternama di Indonesia, ada UI, ITB, dan UGM. Harapannya bisa mewakili pendidikan tinggi berkualitas bagus dan bisa bersaing di tingkat internasional,” katanya.

Lippo juga menyediakan pusat bisnis dan keuangan dengan berbagai infrastruktur penunjang. Dengan demikian, perusahaan swasta mulai dapat memindahkan kegiatan bisnisnya dan memiliki kantor yang lebih besar di Meikarta dibanding di Jakarta.

 

Sebab, saat ini harga perkantoran di ibu kota relatif mahal, apalagi masalah kemacetan lalu lintas yang tak kunjung usai akan menambah biaya pengeluaran, serta habisnya waktu, tenaga, dan pikiran.

“Zonasi untuk perkantoran sudah ada, tapi belum fix. Harapannya supaya kantor pusat perusahaan-perusahaan itu yang di Jakarta kecil saja, tapi kantor cabang atau supporting office-nya yang besar di Meikarta,” kata Ketut.

Selain itu, di Meikarta juga akan ada sejumlah hotel berskala internasional dan bertaraf bintang lima. Sekarang ini Lippo sudah menjalin kerja sama dengan Langham Hospitality Group yang merupakan salah satu usaha di bawah naungan Great Eagle Holdings, pengembang properti dan perhotelan yang berpusat di Hongkong
.
"Kami memberikan apresiasi kepada Langham Hospitality Group dan turut merasa bangga dengan pemilihan Meikarta sebagai lokasi pembangunan hotel bertaraf internasional," katanya.

 

Langham Place, Guangzhou, memiliki fasilitas Spa berbasis pengobatan tradisional China.langham hotel Langham Place, Guangzhou, memiliki fasilitas Spa berbasis pengobatan tradisional China.

Untuk menunjang gaya hidup sehat, akan tersedia pula Rumah Sakit Siloam dengan kapasitas besar. “Rencananya di Meikarta bisa 1.000 sampai 2.000 tempat tidur,” ujarnya.

Para pecinta berolahraga nantinya dapat menggunakan stadion besar yang menurut rencana kapasitas kursinya akan melebihi Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta.

Begitu pula di dunia bisnis MICE, Lippo sudah merancang satu gedung besar yang bisa digunakan untuk pameran, pertunjukan, pertemuan, dan berbagai acara lain yang bisa memuat banyak orang.

Selain itu, di atas tanah Meikarta seluas 500 hektar ini akan dibuat pula ruang terbuka hijau yang terdiri dari taman dan danau. Rencananya luas taman itu sekitar 60 hektar dan luas danau lebih kurang 40 hektar. Nantinya danau itu bisa menampung 300.000 meter kubik air.

Sedangkan di taman itu akan ditanami ribuan pohon yang akan membuat taman menjadi rindang dan udara menjadi sejuk karena menghasilkan oksigen. Ada pula beragam tanaman hias yang akan memperindah suasana taman sehingga orang betah berlama-lama di sana.

 

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

Taman itu bernama Central Park. Konsepnya menyerupai taman di pusat kota New York, Amerika Serikat, yaitu taman yang bisa digunakan sebagai tempat untuk rekreasi keluarga, bermain anak, dan kumpul-kumpul anak muda.

Bisa juga taman itu untuk tempat jogging dan olahraga lainnya, pertunjukan dan aktivitas seni, serta berjualan aneka makanan dan minuman. Intinya, pembangunan taman kota itu dikonsep supaya ramah anak, ramah keluarga, dan semua aktivitas di ruang terbuka.

Pembangunan kota modern baru berskala internasional Meikarta dengan investasi Rp 278 triliun ini pun bakal menjadi kota raksasa modern dan terlengkap di Asia Tenggara dan akan menyerupai Senzhen Tiongkok.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau