Sorot

Tinggal di Meikarta, Segala Macam Kebutuhan Hidup Modern Bisa Dipenuhi

Kompas.com - 17/11/2017, 20:54 WIB


KompasProperti - Ada cerita tentang seorang ibu rumah tangga yang sekarang memilih pulang ke rumah orangtuanya di Petamburan. Padahal, setelah menikah dua tahun, dia sudah memiliki rumah di daerah Pamulang, Tangerang.

Perempuan yang sehari-hari bekerja di daerah Slipi, Jakarta Barat, ini beralasan kalau setiap hari dia harus bolak-balik Pamulang-Jakarta sangat melelahkan dan banyak waktu juga habis di jalan.

Itulah salah satu cerita dari seorang warga yang hidup di ibu kota Jakarta, kota yang luas dengan berbagai masalah kehidupan, baik sosial, ekonomi, lingkungan, kemacetan, pendidikan, infrastruktur, maupun masalah lainnya.

Sehubungan dengan itu, pengembang properti Lippo Group melihat bahwa berbagai masalah hidup warga ibu kota metropolitan ini harus segera mendapat solusi konkret.

Baca: Mobilitas Warga Meikarta Bakal Lebih Leluasa dengan Infrastruktur Ini

Lippo mewujudkannya dengan membangun kompleks apartemen dan kota mandiri Meikarta di Cikarang, Jawa Barat.

Masalah sehari-hari yang dialami masyarakat, misalnya ketika pagi hari waktu banyak orang berangkat kerja dan anak-anak berangkat sekolah. Juga sore harinya orang-orang pulang kerja dan kembali ke rumah.

Hampir semua orang mengalami kemacetan di jalan yang timbul karena banyak kendaraan mobil dan motor. Semuanya itu menambah keruwetan kondisi jalanan. Orang-orang bisa jadi stres dan emosi yang membuat pikiran terganggu dan tambah masalah dalam kehidupan sehari-hari.

“Masyarakat banyak yang komplain tentang macetnya jalanan. Sebagai contoh waktu anak-anak berangkat sekolah dan pulangnya juga. Misalnya ada keluarga yang sehari-hari tinggal di Bintaro dan anaknya sekolah di Rawamangun,” kata Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya, pertengahan September lalu.

Baca: Bekali Anak dengan Pendidikan Terbaik Agar Tak Gagap Hadapi MEA

Maka dari itu, di Meikarta nantinya ada ratusan tower apartemen yang bisa menjadi hunian ribuan orang. Saat ini Lippo sudah melakukan penutupan atap (topping off) dua tower pertama di Central Business District (CBD) Meikarta.

Kedua tower itu bernama Irvine Suites dan Westwood Suites. Masing-masing terdiri dari 32 lantai dan total ada sekitar 900 unit apartemen di kedua tower itu.

Selain apartemen, di Meikarta juga akan ada sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. Ada pula fasilitas rumah sakit, hotel, taman atau ruang terbuka hijau, stadion olahraga, gedung pertunjukan, dan lain-lain.

Belum lagi dengan adanya enam infrastruktur penunjang yang berada di wilayah Cikarang. Keenam infrastruktur tersebut yaitu Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, light rail transit (LRT) dari Cikarang ke Cawang, kereta cepat Jakarta-Bandung, jalan tol layang Jakarta-Cikampek 2, dan jalan tol Jakarta-Cikampek.

Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

Semuanya dibangun dengan maksud supaya warga yang tinggal di suatu kompleks hunian bisa melaksanakan akktivitas sehari-harinya di sekitar situ juga, misalnya sekolah, kuliah, bekerja, belanja, rekreasi atau hiburan, olahraga, ibadah, dan kegiatan lain.

“Karena itu kami membangun fasilitas modern kelas dunia di Meikarta, sebuah kota modern yang lengkap dan menjadi manfaat bagi ekonomi nasional. Kehidupan yang akan meningkatkan perekonomian di wilayah sekitanya," ujar Ketut.

Itulah wujud nyata kontribusi Lippo Group, yaitu membangun Meikarta menjadi kota modern. Kota yang bisa sebagai tempat untuk orang bekerja dan industri, serta melakukan aktivitas keseharian mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau