Anak muda yang saat ini berada di tahun akhir masa kuliah atau baru mulai bekerja pasti memiliki banyak pertanyaan mengenai masa depan. Termasuk soal membangun karier yang memuaskan dan sesuai impian.
Saat ini pasar kerja di Indonesia semakin kompetitif dikarenakan adanya fenomena demographic bonus. Jumlah penduduk dengan usia produktif yang terhitung mulai usia 16 sampai 64 tahun jauh lebih tinggi dari jumlah penduduk dengan usia 0-15 tahun dan 65 tahun ke atas yang tergolong non produktif.
Fenomena ini dapat semakin mendorong munculnya para entrepreneur. Banyak anak muda tidak terjun ke dalam struktur korporasi yang mapan, melainkan memilih menjadi wiraswastawan yang membangun usaha sendiri dan bercita-cita membesarkan bisnisnya, sekaligus menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi sesama.
Salah satu anak bangsa yang memilih berjalan di jalur wiraswasta untuk membangun karir adalah Imelda Komaladi. Lulusan perguruan tinggi ternama ini awalnya berkarir di sebuah perusahaan konsultan global dan sempat memegang jabatan yang cukup tinggi. Namun, lama-lama ia mulai melirik karier alternatif. Imelda memutuskan banting setir menjadi agen asuransi jiwa.
Awalnya keputusannya ini mengundang keraguan kedua orangtuanya. Meski demikian, Imelda bertekad bulat dan mempertahankan niatnya menjadi agen asuransi jiwa.
“Saya meyakinkan orangtua saya lewat hasil,” kata Imel, yang bergabung di Prudential tahun 2004 saat usianya masih 24 tahun. Keberhasilan Imel mengundang kekaguman adiknya, Stephanie.
Stephanie merasa kagum melihat kakaknya bisa menjadi mapan dalam waktu yang singkat, serta dengan waktu kerja yang fleksibel dan bisa diatur sendiri. Stephanie pun akhirnya mengikuti jejak sang kakak dengan menjadi agen asuransi jiwa.
“Saya lihat dia berubah hidupnya, misalnya tiap tahun jalan-jalan ke luar negeri. Terus udah gitu dia beli mobil setiap tahun. Kok bisa ganti mobil terus? Jadi saya mulai mikir ” kata Stephanie, yang menjadi agen Prudential di usia 22 tahun. Kini Stephanie berusia 30 tahun.
Stephanie tidak pernah membayangkan dirinya menjadi agen asuransi. Namun, setelah bergabung dengan Prudential dan mengikuti beragam pelatihan serta pembekalan, ia menjadi optimis dan yakin bahwa siapa saja bisa sukses di profesi ini. Selain itu, ia jadi punya kendali akan kesibukan yang ia miliki.
“Menurut saya di Prudential itu kita sangat bisa manage waktu, kapan waktu untuk keluarga, kapan waktu untuk kita kerja, dan kapan waktu untuk happy-happy,” ujar Stephanie.
Berbeda dengan kebanyakan usaha wiraswasta lainnya, menurut Stephanie untuk menjadi agen yang sukses hampir tidak butuh modal dana sama sekali.
Tak hanya Stephanie, adik-adik Imel lainnya juga mulai penasaran dengan sukses kakak mereka. Tidak lama kemudian, mereka satu per satu mengikuti jejak Imel menjadi agen asuransi Prudential.
“Thanks to Imel, ya,” kata Margaret, adik Imel yang juga menjadi Srikandi Komaladi di Prudential. Sama dengan Stephanie, Margaret juga melangkah ke dalam profesi agen asuransi pada umur 22 tahun.
“Tadinya sih cuma ingin karena lihat potensi penghasilannya, tapi sekarang aku juga bisa berubah makin positif dan bisa mengubah sekeliling juga ke arah yang lebih baik,” katanya.
“Serunya sebagai agen asuransi jiwa kita bisa membangun bisnis praktis tanpa modal, dan justru semakin muda kita mulai, otomatis kalau nanti sukses, kita bisa menikmati sukses itu lebih lama,” kata Margaret.
Angelia, adik bungsu dari empat bersaudara ini, menjadi yang terakhir bergabung di Prudential, di usia yang baru 19 tahun. Kini dia sudah mencapai prestasi yang cukup tinggi, sehingga bisa mendapatkan banyak pengalaman yang tak ternilai bersama agen-agen berprestasi lainnya.
“Angelia itu baru beberapa tahun lho di Prudential, dan umurnya sekarang baru 26 tahun. Tapi dia bisa membuktikan dia bisa. Dari hasil kerja kerasnya, dia sudah bisa jalan-jalan ke San Francisco, Amerika, tahun ini,” kata Margaret.
Menurut Angelia, bekerja sebagai agen di Prudential sangat cocok dengan keinginannya sebagai anak muda yang ingin bisa mengatur waktunya sendiri, menambah wawasan, dan menerima penghargaan yang sepadan dengan usahanya.
“Di Prudential itu, kita membangun bisnis sendiri dan semua itu diajarin step by step dengan sistem teruji yang sudah mapan dan memimpin pasar. Jadi, orang dari background apapun, Prudential siap membina dengan training-nya yang luar biasa untuk kasih bekal bagaimana caranya berbisnis sendiri. Di Prudential, kerja keras kita benar-benar dihargai,” kata Angelia.
Imelda, Margaret, Stephanie, dan Angelia telah membuktikan bahwa siapapun bisa menjadi agen asuransi yang sukses. Tidak perlu modal materi, hanya butuh visi dan niat untuk bekerja keras, serta disiplin.
Jadi untuk generasi zaman now yang masih bingung mau jadi apa, bekerja di mana, tunggu apa lagi? Di Prudential Anda bisa menemukan jawabannya. “The sky is the limit!,” ujar Imelda.