Sorot

Banyaknya Penjualan Meikarta Buktikan Tingginya Minat Masyarakat

Kompas.com - 25/11/2017, 17:16 WIB

 
KompasProperti - Pada Rabu (22/11/2017), KompasProperti merilis berita bahwa pelemahan daya beli masyarakat tidak begitu memengaruhi transaksi pembelian rumah. Hal itu terlihat dari pameran Festival Properti Indonesia 2017 yang digelar pekan lalu di Jakarta.
 
Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung mengatakan, transaksi yang tercatat selama enam hari pergelaran event itu bertambah 2,5 kali lipat dibanding acara yang sama pada tahun 2016.
 
“Hal ini menunjukkan bahwa rumah sebagai kebutuhan dasar masih terhitung tinggi angka  permintaannya,” ujar Untung kepada KompasProperti, Rabu (22/11/2017).
 

Baca: Makin Mahal dan Sulitnya Lahan di Jakarta Jadi Daya Jual Meikarta

Sementara itu, untuk hunian vertikal saat ini juga dirasakan menjadi model hunian yang makin banyak diburu masyarakat, termasuk di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya apartemen yang sudah jadi ataupun sedang dibangun di sejumlah lokasi.

Konsumen yang ingin membeli ataupun menyewa unit apartemen terlihat beramai-ramai datang ke tempat penjualan dari pengembang properti yang berbeda-beda.
 
Begitu pula saat Lippo Group meluncurkan penjualan proyek apartemen terbarunya yang disebut Meikarta. Tingginya minat masyarakat terlihat hingga memenuhi kantor pemasarannya di berbagai lokasi.
 
Lebih dari itu, bahkan sampai ada penjualan paling banyak dalam satu hari yang memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia. Pemecahan rekor itu dilakukan saat Grand Launching Meikarta di Maxx Box, Orange County, Lippo Cikarang, Sabtu (13/5/2017).

Baca: Cari Hunian di Jakarta Semakin Sulit, Meikarta Jadi Alternatif

Lippo Group sebagai pengembang properti baru mengalami hal ini untuk kali pertama dalam sejarah penjualan proyek hunian mereka, baik yang berupa apartemen maupun kompleks rumah tapak.
 
“Dalam satu hari itu terjadi banyak pemesanan unit apartemen untuk berbagai tipe. Kami tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya,” ujar Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya, Rabu (18/10/2017), dalam suatu obrolan di Tangerang.
 
Sebelumnya Lippo memperkirakan akan ada transaksi besar-besaran sehingga disiapkan 200-an meja penjualan dengan karyawan pemasaran yang siap melayani calon pembeli. Namun, kenyataannya malah di luar dugaan, bahkan sampai memecahkan rekor Muri.
 
“Antrean sampai ribuan nomor. Ada orang yang mengantre sampai nomor 6.000. Bahkan saya sendiri juga mencoba mengantre untuk istri saya, nomor antrean saya 2.400,” kata Ketut diiringi tawa.


 
Dia menambahkan, antrean sudah bisa dilihat dari pukul 06.00 pagi. Hari itu, ketika dia datang sekitar pukul 10.00 pagi, area penjualan terlihat sudah ramai dengan calon pembeli.
 
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa minat masyarakat terhadap hunian apartemen itu juga masih tinggi, apalagi jika apartemen yang dijual itu berkualitas bagus dan harganya terjangkau.
 
Ketut menginformasikan, harga satu unit apartemen di Meikarta berkisar mulai dari Rp 127 juta.
 
Besarnya antusiasme masyarakat terhadap Meikarta diperkirakan karena kualitas apartemen yang bagus, ditambah dengan desain dan material bangunan yang terjamin. Beberapa desain fasad gedung yang sudah disiapkan misalnya bergaya Eropa, Amerika, dan Asia.
 
Proyek yang pembangunannya saat ini sedang berlangsung di atas lahan sekitar 500 hektar itu berstandar internasional dengan inovasi dan terobosan baru yang mampu menyamai kota-kota lain di negara tetangga. Sebab, Meikarta dirancang menjadi kota modern oleh Lippo Group sebagai pengembang properti yang sudah berpengalaman puluhan tahun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau