JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus menggenjot ketersediaan listrik hingga di perdesaan. Sejumlah desa Papua masih belum terang, namun akan diatasi dengan program pra-elektrifikasi.
"Sampai September 2017 desa yang sudah teraliri listrik mencapai 73.656 desa," kata Sesditjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agoes Triboesono dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 bertema "Pelayanan Ketenagalistrikan Indonesia" di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (30/11/2017).
Sesuai dengan road map Pembangunan Listrik Desa 2017-2019, bakal tersambung jaringan listrik di 5.053 desa pada 2018 dan 3.975 desa pada 2019. Hingga kini, jaringan PLN telah menerangi 5.457 desa.
Baca: Jonan: Peningkatan Daya Listrik Enggak Ada Biaya Apa-apa
Berdasarkan data PLN per September 2017, rasio desa berlistrik skala nasional sudah mencapai 97.05 persen. Agoes mengatakan, masih ada sekira 7 persen rumah tangga di Indonesia masih belum dialiri listrik, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
Wilayah Papua merupakan daerah terluas yang belum teraliri listrik. Tercatat masih ada 2.500 desa yang masih belum tersambung sambungan PLN.
Rasio desa berlistrik adalah jumlah desa berlistrik berbanding dari desa keseluruhan. Artinya, harus ada satu rumah yang dialiri listrik dalam satu desa tersebut. Proses mengalirkan listrik ke rumah rumah akan lebih mudah jika sudah ada rumah yang berlistrik.
"Target desa berlistrik 100 persen diusahakan tuntas pada 2019," kata Agoes Triboesono.
Program peningkatan rasio elektrifikasi antara lain Program Listrik Desa PLN, membuat Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal, dan Pra Elektrifikasi dengan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).
Rasio elektrifikasi wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masih di bawah 60 persen. Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi-JK saat ini berfokus membangun daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Agoes mengakui pada pemerintah yang lalu konsentrasi pembangunan ketenagalistrikan rata-rata di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Umumnya fokus di Jawa karena pertumbuhan ekonominya paling tinggi.
"Pemerintah sekarang konsentrasinya ke bagian timur Indonesia. Termasuk pembangkitnya. Diharapkan infrastruktur yang ada di wilayah tertinggal bisa dimanfaatkan ataupun ditingkatkan," ujarnya.