Kilas

Industri Pariwisata Jawa Timur Bakal Terdongkrak dengan Cara Ini

Kompas.com - 28/12/2017, 12:53 WIB


SURABAYA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur transportasi udara di Jawa Timur dibutuhkan guna meningkatkan investasi dalam beberapa tahun ke depan.

Pengembangan di jantung utama transportasi udara Jawa Timur yaitu Bandara Juanda diprioritaskan pada pembangunan landas pacu kedua.

Saat ini, bandara yang terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, atau sekira 20 kilometer dari Kota Surabaya masih memiliki keterbatasan.

“Harus segera ada runway kedua sesuai rencana, karena kalau begini terus susah bergerak arus pesawatnya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (23/12/2017).

Baca: Angkutan Lebaran, Ada 587 Ekstra Flight di Bandara Juanda

Menurut Anas, Juanda termasuk jajaran bandara terbesar di Indonesia, namun disparitasnya dengan Jakarta terlalu besar.

Perbedaan itu berdampak ke banyak hal, seperti investasi dan industri pariwisata, utamanya MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).

Pengembangan infrastruktur runway di Bandara Juanda tentu perlu persiapan menyeluruh. Penataan ruang, ia melanjutkan, juga perlu diperhatikan. 

Berbagai sarana penunjang dan turunan ekonominya perlu dibangun. Misalnya, penyiapan kota baru dan infrastruktur MICE. Pembangunan itu dapat dilakukan dengan melibatkan swasta.

Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Baobab Safari Resort and Convention di Taman Safari II Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (3/8/2017). Taman Safari Indonesia II Prigen memiliki 4 zona yaitu zona satwa, zona rekreasi, zona baby zoo, dan zona Baobab. Baobab Safari Resort memiliki 148 kamar, 120 deluxe rooms, 24 premium rooms dan 4 junior suite rooms, dilengkapi 1 ballroom untuk MICE.ARSIP KEMENPAR Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Baobab Safari Resort and Convention di Taman Safari II Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (3/8/2017). Taman Safari Indonesia II Prigen memiliki 4 zona yaitu zona satwa, zona rekreasi, zona baby zoo, dan zona Baobab. Baobab Safari Resort memiliki 148 kamar, 120 deluxe rooms, 24 premium rooms dan 4 junior suite rooms, dilengkapi 1 ballroom untuk MICE.

Tak kurang dari 450.000 orang mengikuti MICE di Indonesia dengan transaksi mencapai Rp 25 triliun. Hingga kini, serapan terbesar sektor MICE masih berpusat di Jakarta dan Bali. Industri tersebut melahirkan 300.000 lebih pekerjaan dari sektor penunjangnya.

“Potensi MICE dahsyat. Jawa Timur harus ambil positioning sebagai destinasi MICE dengan ditopang infrastruktur bandara yang kian kuat,” ujarnya.

Boyong wisawatan mancanegara

Anas juga menilai Jawa Timur berpotensi untuk membuka terminal khusus pesawat berbiaya rendah (low cost carrier) di Bandara Juanda. Dengan adanya pesawat berbiaya rendah, industri pariwisata Jawa Timur bakal terdongkrak.

Bila Gus Ipul dan dirinya memenangi pilkada 2018, Anas menjanjikan wisatawan Asia Tenggara, China, dan India bakal diboyong ke Jawa Timur. Saat ini, jumlah wisatawan asal China, India, Jepang, dan Australia cukup signifikan.

Ia pun berencana bertemu dengan managemen AirAsia dan Lion Air untuk menawarkan kerja sama.

Konter Penjualan Tiket AirAsia di Bandara JuandaKompas.com/SABRINA ASRIL Konter Penjualan Tiket AirAsia di Bandara Juanda

Anas optimistis mampu meningkatkan jumlah wisatawan dari sekira 618.000 per tahun menjadi 1 juta wisatawan asing dalam dua tahun.

“Strategi melibatkan pesawat berbiaya rendah bisa mengerek jumlah wisatawan manca negara ke Jawa Timur. Ini sekaligus mendukung program Presiden Jokowi yang menjadikan wisata sebagai andalan meraup devisa,” imbuhnya.

Tak cuma Bandara Juanda, infrastruktur bandara di Malang, Sumenep, Jember, Banyuwangi, dan bandara yang akan dibangun di Kediri juga perlu ditingkatkan.

Teruji dan berpengalaman

Anas mengklaim dirinya berpengalaman mengembangkan Bandara Blimbingsari yang kini bernama Bandara Banyuwangi. Transportasi udara berperan penting mengakselerasi ekonomi lokal.

“Soal dampak transportasi udara ini, input dan output-nya jelas. Jadi tinggal mengatur konsep pengembangannya secara terarah, lalu pemda mendukung penuh,” ujarnya.

Saat ini, frekuensi penerbangan ke Banyuwangi 6 kali sehari, yaitu tiga kali dari Surabaya dan tiga kali dari Jakarta.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) dan Muhammad Awaluddin (batik hitam) saat meninjau bandara Banyuwangi Jumat (22/12/2017)KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) dan Muhammad Awaluddin (batik hitam) saat meninjau bandara Banyuwangi Jumat (22/12/2017)

Jumlah penumpang pun terus melonjak 1.339 persen, dari 7.826 orang pada 2011 menjadi 112.661 orang pada 2016. Ia memprediksi jumlah penumpang mencapai 250.000 orang pada 2018, seiring rencana penambahan frekuensi dan pembukaan rute internasional.

 “Jadi ini sudah ada sesuatu yang terukur, kami sudah ada praktiknya dan kelihatan hasilnya di Banyuwangi,” ujar Anas. (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ ACHMAD FAIZAL)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau