Advertorial

Berlibur di Hakone, Melihat Fuji dari Romancecar hingga Onsen

Kompas.com - 12/03/2018, 19:31 WIB

Bagi anda yang senang berlibur ke luar negeri terutama Jepang, Hakone bisa menjadi referensi liburan keluarga.

Meski tidak sepopuler Tokyo, Osaka, Kyoto, atau Nagoya, Hakone menawarkan berbagai tempat indah untuk dikunjungi.

Hakone merupakan area pegunungan di daerah barat kota Tokyo.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi Hakone dengan Odakyu Electric Railway selama dua hari.

Kami berangkat ke Hakone dari Stasiun Shinjuku dengan Odakyu Limited Express Romancecar. Adapun romancecar merupakan kereta produksi Odakyu.

Dari Stasiun Shinjuku, anda harus membeli Limited Express tiket romancecar.

Ada satu lagi tiket yang harus dibeli jika anda ingin mengelilingi Hakone lebih hemat, yakni Hakone Freepass.

- -

Melalui tiket ini, anda bisa berkeliling Hakone menggunakan berbagai transportasi umum, sepuasnya. Hakone Freepass ini berlaku dua hari.

Adapun harga tiket yang dikenakan untuk Romancecar dari Shinjuku ke Hakone Yumoto adalah 890 yen (Pada bulan Maret harga menjadi 1,190 yen).

Sementara itu, anda harus mengeluarkan uang 5.140 yen (bila Anda menambah 500 yen Anda bisa membeli freepass untuk 3 hari) untuk membeli tiket Hakone Freepass.

Romancecar yang kami tumpangi tiba pukul 10.00 waktu setempat. Waktunya saya dan rombongan naik romancecar.

Ketika dilihat dari luar, tak ada yang berbeda dari romancecar dengan kereta lainnya. Ketika masuk ke dalam, tempat duduk kereta ini berbeda dengan kereta cepat di Jepang yang berhadap-hadapan.

Tempat duduknya untuk dua orang dan jendelanya didesain lebar untuk melihat pemandangan.

"Kereta ini disebut romancecar karena bangkunya untuk dua orang, seperti bangku untuk pasangan. Kereta di Jepang jarang yang bangkunya untuk dua orang, itulah dinamakan romancecar," kata kondektur.

- -

Menumpangi romancecar tak jauh berbeda ketika kita menumpangi kereta api eksekutif. Selain bangkunya untuk dua orang, ada juga pramugari yang mendorong troli dan menjajakan makanan, minuman serta suvenir. 

Perjalanan dari Shinjuku ke Hakone membutuhkan waktu sekitar 85 menit.

Sepanjang perjalanan, penumpang akan disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata. Para penumpang terlihat terus membidik lensa kamera mereka ke arah jendela.

- -

Puncaknya, setelah 50 menit perjalanan, Gunung Fuji terlihat.

Sontak, para penumpang bersorak dan berlomba-lomba memotret Fuji. Saya pun ikut antusias memotret gunung yang tertutup salju itu.

Akhirnya, saya dan rombongan tiba di Stasiun Hakone Yumoto.

Setiba di stasiun, udara dingin sekali menusuk sampai tulang. Saya dan beberapa orang lainnya sampai harus memakai jaket dingin berlapis-lapis.

- -

Sebelum berkeliling Hakone, kami menitipkan koper terlebih dahulu. Oh iya, di tempat penitipan ini, koper kami bisa diantarkan langsung ke hotel tempat menginap lho.

Jadi, kami bisa merasa tenang dan tidak perlu repot-repot menarik koper.

Setelah menitipkan koper, yeay.. Jalan-jalan pun dimulai!

Onsen

- -

Tujuan pertama adalah Hakone Yuryo. Dari Stasiun Hakone Yumoto, kami naik shuttle bus gratis. Perjalanannya hanya menempuh waktu sekitar 5 menit.

Awalnya, saya mengira ke Hakone Yuryo hanya untuk makan siang.

Ternyata, kami juga sudah dipesankan sebuah ruangan untuk berendam air panas atau yang biasa dikenal onsen.

Selain pemandian air panas, Hakone Yuryo juga menyediakan restoran dan relaksasi.

Untuk dapat menikmati onsen umum di sini, anda harus mengeluarkan 1.400 yen, dan 700 yen untuk anak-anak 6-12 tahun.

Sementara untuk onsen privat, biayanya 4.000 yen setiap 60 menit untuk ruangan tipe 1, 5.000 yen setiap 60 menit untuk ruangan tipe 2, dan 6.000 yen setiap 60 menit untuk ruangan tipe 3.

Perbedaan di tiap ruangan hanya kapasitas dan ketersediaan yukata. Ruangan tipe 1 untuk 2 orang, tipe 2 dan 3 untuk 2-4 orang. Yukata hanya tersedia di ruangan tipe 3.

Sementara anda yang memesan onsen di ruangan tipe 1 dan 2 dapat menyewa yukata 100 yen.

Kami berkesempatan mencoba 30 menit onsen di ruang privat, karena waktu kami kali ini terbatas.

Kesan hangat begitu terasa saat masuk ke dalam ruangan tersebut.

- -

Ada yukata dan handuk yang terlipat di atas sofa. Yang paling menarik mata adalah sebuah kolam air panas dengan latar belakang pohon-pohon rindang.

Saya langsung menggulung celana panjang dan menceburkan kaki ke dalam kolam.

Nyesss... Hangatnya air yang membasahi kaki langsung terasa mengalir ke seluruh tubuh. Ah rasanya ingin berlama-lama berendam di sana, mengingat suhu udara di Hakone saat itu 1 derajat celcius.

"Wisatawan asing paling sering menyewa ruang privat," kata Direksi Hakone Yuryo.

30 menit terasa begitu singkat untuk menikmati onsen di Hakone Yuryo. Selain karena tempatnya bersih, onsen ini juga langsung bersentuhan dengan alam. Pohon-pohon besar dan rindang menutupi kolam, namun privasi tetap terjaga.

Setelah mengelap kaki dengan handuk, kami diajak pihak pengelola berkeliling melihat fasilitas lainnya.

Selain onsen, daya tarik Hakone Yuryo adalah fasilitas pijat dan relaksasi. Terlihat banyak orang tua, kakek, dan nenek yang menikmati fasilitas ini. Mulai refleksi kaki, pijat seluruh tubuh, hingga sauna tersedia di tempat ini.

Makan Roti Sambil Memandang Danau Ashi

- -

Setelah menikmati hangatnya onsen, kami menuju Danau Ashi. Dari Hakone Yuryo ke Danau Ashi membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Kami menggunakan shuttle bus gratis untuk kembali ke Stasiun Hakone Yumoto.

Di sana, kami menggunakan bus menuju Danau Ashi. Ah, jangan lupa, kami memiliki Hakone Freepass. Kami hanya perlu memperlihatkan Hakone Freepass kepada sopir bus. Jangan sampai hilang ya Hakone Freepass-nya, karena hanya berbentuk seperti kertas tebal.

Waktu tempuh dari stasiun ke Danau Ashi sekitar 45 menit. Waktu yang panjang itu saya gunakan untuk istirahat.

Setiba di tempat pemberhentian terakhir atau Danau Ashi, angin berembus begitu kencang. Saya dan teman-teman tak henti-hentinya memasukkan tangan ke dalam jaket tebal. Selain itu, kami juga menutupi telinga dengan syal tebal.

Dengan langkah cepat sambil melawan angin kencang, kami menuju sebuah toko roti, "Bakery and Table". Akhirnya, kami bisa masuk toko roti tiga lantai itu dan berlindung dari angin kencang.

Di sana, kami disuguhi tiga roti andalan "Bread and Table", yakni roti kari, roti custard, dan roti Hakone.

- -

Roti kari paling menggoda saya. Roti yang terbuat dari tepung beras dan berisi kari daging sapi dan telur itu menggoyang lidah saya. Rasanya tak mau berhenti mengunyah roti yang crunchy di luar dan spicy di dalamnya itu.

Sementara roti Hakone adalah roti danish berbentuk kotak. Di dalamnya terdapat isian wortel dan sayuran lainnya. 

"Nah kalau roti custard ini, custard nya kami buat sendiri, homemade. Sekali gigit, langsung melting, ini roti manis, Bakery and Table Staff.

Harga tiga roti ini sekitar 1.000 yen.

- -

Jika cuaca mendukung, pengunjung bisa menikmati roti sambil menyeruput kopi di bagian luar "Bread and Table". Di sana, mereka juga menyediakan berendam kaki sambil memandang hamparan Danau Ashi yang begitu luas dan indah.

Sayangnya, kami tidak bisa makan roti sambil merendam kaki karena angin yang begitu kencang. Jangkan berendam, foto-foto dengan latar Danau Ashi pun sulit.

Destinasi terakhir hari itu adalah mengunjungi Hakone Shrine. Dari "Bakery and Table", kami menggunakan fasilitas mobil hotel menuju Hakone Shrine.

Kebetulan, jarak Hakone Shrine dengan hotel tempat kami menginap sangat dekat.

Karena tubuh sudah merasa capek dan angin semakin kencang berembus, kami memilih berfoto-foto di sebuah gapura khas Jepang yang dicat merah di tepi Danau Ashi. Kami juga mampir ke Hakone Shrine, tetapi tidak naik sampai ke kuil yang letaknya di atas.

Setelah puas berfoto-foto, kami berjalan kaki menuju hotel sambil menahan dinginnya angin yang berembus. Meskipun capek, rasanya sudah tidak sabar mengunjungi tempat-tempat indah lainnya di Hakone.

Keesokan harinya, saya diajak untuk berkeliling Hakone kembali dengan menggunakan beberapa moda transportasi. Ini pertama kalinya saya menyeberangi Danau dengan kapal yang didesain unik layaknya kapal bajak laut.

- -

Tiket Hakone Sightseeing Cruise ini sudah termasuk dalam Hakone Freepass yang saya gunakan. Kami berangkat dari pelabuhan Hakone-Machi menuju pelabuhan Togendai yang ditempuh sekitar 25 menit.

Setelah sampai di Pelabuhan Togendai, kami melanjutkan perjalanan ke Owakudani menggunakan Hakone Ropeway dengan lama perjalanan sekitar 16 menit. Kami sampai di Owakudani sebuah lembah vulkanik dengan tambang sulfur yang masing aktif.

- -

Saya mencoba telur hitam (Kurotamago) khas Owakudani seharga 500 Yen untuk 6 butir. Rasanya sedikit berbeda dengan telur rebus biasa. Konon jika memakan satu butir, usia hidup kita bertambah 7 tahun lho.

- -

Dari Owakudani, saya melanjutkan perjalanan ke Hakone Gora Park untuk beristirahat sejenak dan mencoba aktivitas membuat kerajinan manik-manik gelas di Hakone Craft House yang ada di sana.

- -

Setelah mencoba membuat kerajinan manik-manik gelas, saya menuju Hakone Open Air Museum, yang merupakan museum outdoor pertama di Jepang. Museum ini menjadi persinggahan terakhir saya sebelum kembali ke Shinjuku dengan Odakyu Limited Express Romancecar.?

Informasi Penting

1. Odakyu Shinjuku Department store

Sebelum atau sesudah mengunjungi Hakone, apabila ingin berbelanja bisa mengunjungi Odakyu Departement Store. Odakyu Department Store langsung terhubung dari stasiun Shinjuku lewat pintu keluar sebelah barat (West Exit). Di tempat ini terdapat barang-barang branded serta macam-macam kosmetik dan pakaian. 

http://www.odakyu-dept.co.jp/shinjuku/index.html

2. Inbound-League

Dekat dari Stasiun Shinjuku terdapat Inbound League yang merupakan serviced place yang diperuntukkan untuk orang asing. Terdapat share house serta penyewaan ruang meeting. Selain itu juga terdapat fasilitas tempat solat (free), shower room (berbayar), rental sepeda (berbayar), loker penitipan (berbayar) terdapat juga free wi-fi.

http://inbound-league.jp/

NOTES

Odakyu Limited Express Romancecar

http://www.odakyu.jp/english

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com