Advertorial

Wakili Indonesia, TSM Juara Deloitte South East Asia Tax Challenge

Kompas.com - 24/04/2018, 20:20 WIB

Berprestasi selama menjalani perkuliahan di perguruan tinggi tentu memberi nilai tambah bagi mahasiswa. Selain berkesempatan mempelajari hal baru di luar perkuliahan, mereka pun dapat mengharumkan nama kampus di mata dunia.

Hal ini pula yang dilakoni oleh Gracia, Indra Ngadimin, Reynaldi Pramana, dan Shelly Pratiwi Ningsih, empat mahasiswa Trisakti School of Management (TSM) yang tergabung dalam tim Taxfourmation.

Setelah sukses menjuarai Deloitte Tax Challenge tingkat nasional, mereka mewakili Indonesia untuk bersaing dengan perwakilan masing-masing negara di ajang Deloitte South East Asia (SEA) Tax Challenge.

Deloitte Tax Challenge 2018 merupakan sebuah ajang kompetisi pajak tahunan yang diadakan oleh Deloitte, salah satu firma akuntan publik terbesar di dunia. Kompetisi ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan kreativitas mahasiswa dalam memecahkan kasus pajak yang sering ditemukan pada bisnis di dunia nyata.

Tahun ini, Deloitte South East Asia (SEA) Tax Challenge kembali digelar pada tanggal 27-28 Februari 2018 di Kantor Deloitte Indonesia, Jakarta Pusat.

Ajang kompetisi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di negara-negara ASEAN seperti Filipina (University of the Philippines, Diliman), Thailand (Chulalongkorn University, Thammasat University), Singapura (Nanyang Technological University), Malaysia (Tuanku Abdul Rahman University College), dan Indonesia (Trisakti School of Management).

-- -

Reynaldi, salah satu anggota tim Taxfourmation, menceritakan persiapan timnya dalam mengikuti Deloitte SEA Tax Challenge 2018. Selama hampir dua bulan, mereka mengasah kemampuan mereka dalam memecahkan kasus perpajakan.

“Kami perlu belajar secara tim, bagaimana Kami bisa seimbang dan saling melengkapi satu sama lain. Kami pun kembali mempelajari ulang materi melalui modul-modul yang ada di kampus,” ungkapnya.

Selain persiapan pribadi dan kelompok, lanjut Reynaldi, mereka juga memperoleh persiapan dari kampus, mulai dari bimbingan dosen hingga pelatihan.

“Dari kampus, Kami diberi pelatihan-pelatihan untuk menyelesaikan kasus serta mengasah kemampuan berpikir analitik dan kritis. Saat persiapan babak final ASEAN, Kami memperoleh arahan dari dosen terkait materi apa saja yang perlu dipelajari secara mendalam,” tambahnya.

-- -
 

Pada babak final ASEAN, seluruh peserta Deloitte SEA Tax Challenge 2018 ditantang untuk mempresentasikan studi kasus perpajakan di depan para juri dan audiensi. Based Erosion and Profit Shifting (BEPS) menjadi tema yang diangkat tim TSM dalam kesempatan tersebut.

Reynaldi menjelaskan, BEPS merupakan taktik perencanaan pajak yang memanfaatkan celah-celah dalam peraturan undang-undang perpajakan internasional, dimana bila sampai dalam tahap tertentu dapat membahayakan bagi negara maupun setiap lini usaha, tidak terkecuali usaha kecil dan menengah.

“Tugas Kami sebagai tim adalah mencari tahu praktik tersebut melalui kasus, dari segi apa perusahaan tersebut melakukan BEPS, dan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut,” terangnya.

Usaha tim TSM dalam memecahkan kasus BEPS membuahkan hasil yang membanggakan. Mereka berhasil meraih juara pertama dalam Deloitte SEA Tax Challenge 2018 mengalahkan perwakilan dari negara-negara lain.

-- -

Berpartisipasi dalam Deloitte South East Asia Tax Challenge, diakui Reynaldi, membawa beragam manfaat positif baginya dan tim. Melalui ajang ini, ia berkesempatan mengenal beragam macam orang serta memperoleh ilmu-ilmu baru.

“Kami dapat bertemu dengan teman-teman dari Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Kami pun juga mendapat inspirasi dari para petinggi Deloitte dan partner-partner yang telah berpengalaman di bidangnya yang mampu memicu Kami untuk melakukan hal yang lebih baik ke depannya,” ujarnya.

Berkat kemenangan mereka di kompetisi tersebut, tim Taxfourmation dari TSM memperoleh berbagai apresiasi. Selain hadiah uang tunai sebesar USD 2000, mereka juga mendapat kesempatan kerja di Deloitte.

“Kami tidak perlu lagi mengirim CV atau mencari pekerjaan setelah lulus. Apabila Kami telah siap bekerja di Deloitte, Kami bisa langsung masuk,” tutur Reynaldi.

Bravo Tim Taxfourmation TSM! Tetaplah menjadi kampus tradisi juara dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com