Kilas

Ini Makna Peringatan Hari Kebangkitan Nasional bagi Masyarakat Sulut

Kompas.com - 22/05/2018, 17:50 WIB

KOMPAS.com - Masyarakat Sulawesi Utara diajak untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.

“Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa, namun sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup. Asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama, kemerdekaan bangsa,” kata Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110, Senin (21/5/2018).

Steven Kandouw yang membacakan sambutan Menkominfo, Rudiantara, mengatakan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tidak mudah. 

(Baca: Olly Dondokambey Ajarkan Empat Pilar Kebangsaan di Minahasa)

Cita-cita untuk menjadi bangsa yang merdeka, yang kemudian dikenal sebagai Kebangkitan Nasional, itulah yang mengawali perjuangan anak bangsa.

Budi Utomo, kata Kandouw, merupakan sosok yang inspiratif karena telah memberikan segenap jiwa demi menciptakan persatuan bangsa.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagiDok. Humas Pemprov Sulut Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagi

Persatuan bangsa, ia melanjutkan, diibaratkan dengan sapu lidi. Persatuan bisa terjalin jika sekumpulan batang lidi itu bisa diikat dengan baik.

“Gambaran tersebut aktual sekali pada masa sekarang ini. Kita merasakan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang berusaha merenggangkan ikatan sapu lidi kita. Kita disuguhi hasutan-hasutan yang membuat kita bertikai dan tanpa sadar mengiris ikatan yang sudah puluhan tahun menyatukan segala perbedaan tersebut,” ujarnya.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) mesti menjadi momentum untuk segenap elemen bangsa bersatu.

“Momentum sekarang ini menuntut kita untuk tidak buang-buang energi untuk bertikai, namun lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia Indonesia,” katanya.

Lawan hoaks

Saat itu, perwakilan sejumlah instansi dan organisasi menandatangani deklarasi Sulawesi Utara Hebat Anti-Hoaks dan Anti-Teroris Menuju Sukses Pilkada 2018.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menggelar lomba pakaian adat yang diikuti perangkat daerah.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagiDok. Humas Pemprov Sulut Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagi

Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Daerah (DKIPS) Sulawesi Utara, Jeti Pulu, mengatakan lomba bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa Indonesia bersatu dalam kebhinekaan.

"Ini menunjukan kita bersatu dalam keberbedaan. Kita punya masing-masing identitas lokal yang menyatu dalam kebersatuan kita di tingkat nasional," ujarnya.

Jasa pahlawan

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengajak seluruh unsur Forum Komunikasi Daerah (Forkominda) berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kairagi, Manado.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagiDok. Humas Pemprov Sulut Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di halaman kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (21/5/2018) pagi

Prosesi tabur bunga diawali dengan upacara penghormatan dipimpin oleh Steven Kandouw sendiri.

Prosesi itu dilakukan di sejumlah makam pahlawan, seperti Mayjen (Purn) CJ Rantung yang menjabat Gubernur Sulawesi Utara pada periode 1985-1990 dan periode 1990-1995.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau