Advertorial

Mana yang Lebih Baik, “Cloud” atau Pusat Data “On Premise”?

Kompas.com - 26/06/2018, 11:08 WIB

Tidak hanya di ranah global, cloud juga menjadi salah satu tren teknologi di tanah air. Jumlah pengguna cloud di Indonesia, terutama perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Data yang dirilis lembaga analisis bisnis dan marketing, International Data Corporation (IDC) menunjukkan nilai total pasar cloud di Indonesia di akhir 2015 mencapai 230 juta dollar Amerika Serikat. Jumlah ini meningkat di 2017 menjadi 378 juta dollar Amerika Serikat. Setiap tahunnya terjadi pertumbuhan industri pasar cloud sekitar 22 hingga 36 persen. 

Cloud yang dimaksud di sini adalah public cloud, yaitu salah satu model cloud computing atau komputasi awan yang merupakan layanan penyimpanan data berbasis internet. Public cloud disediakan oleh pihak ketiga dan digunakan bersama-sama oleh beberapa perusahaan atau perorangan. 

Penggunaan cloud dijadikan fokus oleh perusahaan-perusahaan. Misalnya saja seperti startup di bidang e-commerce yang saat ini tengah menjamur di Indonesia, layanan transportasi berbasis aplikasi online, hingga perusahaan-perusahaan yang kebutuhan penyimpanan datanya besar seperti perbankan. 

Penggunaan cloud, jika dibandingkan dengan pusat penyimpanan data yang bersifat on premise, memang menawarkan beberapa kelebihan. Penggunaan cloud memungkinkan perusahaan memangkas investasi besar di awal untuk penyediaan perangkat penyimpanan data. 

Namun, keputusan untuk migrasi ke cloud pada kenyataannya tidak boleh dibuat dengan pertimbangan biaya yang lebih murah saja, atau bahkan karena pertimbangan penggunaan cloud sedang menjadi tren saat ini. Ini karena cloud juga tidak bisa dijadikan sebagai solusi untuk semua persoalan terkait penyimpanan data. 

Oleh karena itu, sebelum memutuskan tetap menggunakan pusat data on premise atau cloud perusahaan harus menelaah terlebih dahulu kesesuaiannya dengan model, struktur desain perusahaan, serta kebutuhan bisnis perusahaan ke depannya. Nah, sebagai bantuan pertimbangan mari kita bandingkan kelebihan dan kekurangan antara cloud dengan pusat data on premise.

-- -

Penggunaan cloud menawarkan kelebihan. Pertama, dari segi biaya. Jika memilih menggunakan pusat data on premise perusahaan akan memerlukan investasi besar di awal untuk penyediaan hardware, software, network, ruang server, pendingin yang cukup, dan listrik yang stabil. Menggunakan cloud,  biaya besar di awal bisa dipangkas. Semua infrastruktur fisik sudah disediakan oleh vendor penyedia layanan cloud. Begitu juga dengan pemeliharaannya. 

Kelebihan kedua adalah skalabilitas yang tidak terbatas. Perusahaan dapat melakukan penambahan atau pengurangan kapasitas dan spesifikasi server-nya sesuai kebutuhan.

Misalnya, perusahaan yang sehari-harinya memerlukan transfer data yang cukup besar untuk menopang operasional usaha dapat melakukan penambahan kapasitas dan spesifikasi server-nya. Meski sulit juga melakukan kustomisasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. 

Sebagai contoh, perusahaan e-commerce. Ketika menggelar promo belanja traffic data dipastikan akan lebih besar dari biasanya. Kapasitas server yang memadai akan sangat diperlukan. 

Perusahaan dapat mengirimkan permohonan kepada vendor penyedia layanan cloud untuk menyesuaikan kapasitas server demi mengantisipasi lonjakkan traffic data saat itu. Selain itu cloud juga memberi kemudahan dalam mengakses data kapanpun dan dimanapun asalkan terkoneksi dengan internet. 

Kekurangannya, perusahaan yang menggunakan cloud akan sangat bergantung pada kualitas koneksi internet. Saat ini belum semua area di Indonesia terkoneksi dengan jaringan internet yang memadai. Hal ini bisa menjadi pertimbangan perusahaan karena tanpa koneksi internet memadai akses ke server, aplikasi, atau data-data yang tersimpan dalam cloud akan sulit. 

Kontrol terhadap data yang disimpan juga sangat bergantung pada provider. Kerja sama antara perusahaan sebagai user dan provider cloud terbatas pada Service Level Agreement, misalnya dalam hal maintenance. Selain itu, ada juga risiko downtime

Provider cloud mengurusi banyak klien setiap harinya. Sewaktu-waktu bukan tidak mungkin provider mengalami masalah teknis yang menyebabkan akses ke layanan cloud terhambat. Bisnis perusahaan bisa jadi ikut terhambat oleh karena hal ini. Ketika hal ini terjadi perusahaan tidak bisa berbuat banyak selain menunggu perbaikan dari provider

Menggunakan cloud biaya di awal akan lebih sedikit, tetapi perlu diingat bahwa kustomisasi kapasitas dan spesifikasi server pada cloud juga memerlukan biaya. Begitu juga soal isu keamanan data. Biaya untuk memastikan keamanan data ini sangat besar. 

Sedangkan pusat data on premise, menawarkan  otoritas lebih dalam hal penyimpanan data kepada perusahaan. Data dan aplikasi dilindungi firewall dan hanya dapat diakses oleh perusahaan. Perusahaan dapat membuat private cloud untuk menyimpan data yang bersifat sensitif dan rahasia, sementara data-data yang tidak bersifat sensitif dapat dipindahkan ke public cloud. Kustomisasi server dapat dilakukan hingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis. 

Kekurangannya, pusat data on premise memerlukan investasi besar serta tenaga IT untuk mengoperasikan dan memelihara pusat data baik hardware maupun software-nya. Biaya investasi tersebut memang hanya besar di awal, sementara biaya operasional ke depannya bisa dikatakan akan lebih minim dibandingkan dengan menggunakan layanan cloud. Namun, ada satu hal yang tidak bisa diperoleh dari pusat data on premise yaitu kepraktisan dan fleksibilitas dalam hal meningkatkan skalabilitas. 

Nah, selain pusat data on premise dan public cloud, saat ini banyak perusahaan yang berpikir jauh ke depan dengan memilih menggunakan pola penyimpanan data lain yaitu hybrid cloud. Hybrid cloud memadukan kebaikan antara public cloud dengan private cloud. Pilihan ini dapat menjadi jalan tengah untuk memastikan kenyamanan dan fleksibilitas dalam penyimpanan data sesuai kebutuhan dan budget perusahaan. 

Ingin tahu lebih banyak tentang hybrid cloud? Unduh artikel-artikel gratis mengenai hybrid cloud dengan mengisi formulir di tautan berikut. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com