Advertorial

Peluang Besar dalam Perkembangan Ekonomi Digital Indonesia dan Asia

Kompas.com - 17/07/2018, 17:14 WIB

Ekonomi digital telah merambah ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Menghadapi kondisi ini, para perusahaan penyedia jaringan pun telah mengidentifikasi komponen yang tepat untuk merancang jaringan yang mampu menunjang pertumbuhan di masa mendatang. Menurut laporan Dunia Digital Asia Tenggara Tahun 2018 yang baru-baru ini dirilis oleh HootSuite, terdapat 130 juta pengguna internet di Indonesia, dimana 91 persen di antaranya mengakses internet melalui gawai bergerak.

Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Rick Seeto, Wakil Presiden Ciena, besarnya jumlah pengguna internet di Indonesia ini tersebar di lebih dari 13 ribu pulau yang menjadikannya pasar utama di Asia Tenggara. Faktor jumlah pengguna dan luasnya wilayah Indonesia menyebabkan tingginya angka permintaan para pengguna internet akan peningkatan kapasitas broadband di wilayah tersebut.  Kondisi ini menjadi peluang besar bagi penyedia layanan di Indonesia untuk memenuhi permintaan dan memperoleh pangsa pasar pengguna broadband yang luas di wilayah ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

- -

Proses digitalisasi, atau disebut juga “gelombang digital” ini semakin meluas melanda Indonesia. Menghadapi kondisi ini, Ciena pun berada di garda terdepan untuk memberikan solusi yang memungkinkan penyedia layanan membuat jaringan yang lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggannya. Selain itu, persyaratan dasar masa depan untuk mendukung 5G dan IoT (Internet of Things) pun terus diupayakan.

Tak diragukan lagi, para penyedia layanan menyadari adanya peluang untuk berperan aktif dalam perkembangan ekonomi digital ini. Salah satu penyebab terbukanya peluang itu adalah karena sebagian besar sistem di seluruh Indonesia belum mampu menyesuaikan diri dengan cepat untuk mendukung permintaan aplikasi digital yang tak terduga.  Sebagai permulaan, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan serat optik ke dalam jaringan kabel yang sudah ada. Namun ke depannya, penyedia layanan harus mampu menerapkan pendekatan yang lebih menyeluruh untuk menciptakan jaringan yang lebih responsif, terotomatisasi, cerdas, dan terutama jaringan adaptif.

Salah satu penghambat dalam mewujudkannya adalah beragamnya infrastruktur di masing-masing penyedia layanan. Keberagaman ini mau tidak mau membuat proses digitalisasi memakan waktu yang lebih lama. Namun, langkah pertama yang diperlukan untuk mewujudkan jaringan adaptif adalah investasi untuk membuat jaringan lebih terbuka, aman, dan dapat diskalakan. Elemen ini merupakan dasar jaringan adaptif yang dapat disesuaikan terhadap perubahan permintaan jaringan seiring dengan perkembangan ekonomi digital Indonesia ke depannya.

Informasi lebih jauh tentang jaringan adaptif dari Ciena bisa disimak di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com