Kilas

Wali Kota Semarang Gaet Pemerintah Tiongkok Guna Kembangkan Pariwisata

Kompas.com - 19/07/2018, 18:49 WIB

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku terinspirasi dengan Kota Nanjing, Tiongkok, sebagai kota sukses yang mengelola pariwisatanya. Nanjing bahkan sampai dikenal sebagai Ibu Kota Tiongkok dalam hal kesenian, kebudayaan, dan pariwisata.

Oleh karena itu, Hendi, begitu ia biasa disapa kemudian mengadakan pertemuan dengan enam orang delegasi Pemerintah Kota Nanjing untuk membahas pengembangan pariwisata Kota Semarang, Kamis (19/7/2018).

“Nanjing adalah kota kedua terpenting di Tiongkok setelah Shanghai. Kota ini jadi tolok ukur pengembangan pariwisata di Semarang. Saya rasa bila nanti ada kerja sama yang bisa disepakati, Semarang akan sangat terbantu", tutur Hendi.

Dalam kesempatan itu, Hendi juga menuturkan bahwa alasan ia memilih Tiongkok karena karakteristik Nanjing dan Semarang hampir sama, yaitu memiliki gedung-gedung bersejarah yang digunakan sebagai wisata unggulan.

“Kami juga tertarik bekerja sama dengan Semarang karena adanya benang merah dengan Nanjing, yakni sejarah Cheng Ho. Di Nanjing banyak sekali jejak Cheng Ho yang dapat dikunjungi, dan ada juga lembaga penelitian Cheng Ho", ujar Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Kota Nanjing, Guo Lajun.

Dengan adanya jejak Cheng Ho sebagai benang merah antara Kota Semarang dan Kota Nanjing itulah yang kemudian menarik Pemerintah Kota Nanjing, Tiongkok untuk membangun kerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang.

“Mereka (delegasi Tiongkok) juga melihat banyak destinasi di Kota Semarang yang bisa dikembangkan, kami sejalan terkait ini,” tambah Hendi.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau