Kilas

Ratusan Penerima Beasiswa Kader Surau Terima Arahan dari Kemenko PMK

Kompas.com - 20/07/2018, 14:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 395 mahasiswa berprestasi dari 17 Perguruan Tinggi Negeri mengikuti Sarasehan Kader Surau 2018 di Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 3, Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Kader Surau merupakan program beasiswa yang diberikan oleh Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI). Pada sarasehan ini Deputi bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK, Agus Sartono, memberikan pembekalan dengan tajuk "Pemuda, National Character Building, dan Masa Depan Indonesia".

Dalam paparannya, Agus mengajak mahasiswa untuk memperkuat karakter dengan cara menjaga integritas diri dan berani bersikap jujur. Menurut dia, mahasiswa merupakan para agen perubahan bangsa.

"Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menjaga integritas dan menanamkan sikap-sikap baik agar nantinya bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat," ujar Agus di depan ratusan mahasiswa.

Dalam menjaga integritas, Agus memberikan satu contoh mudah yang bisa dilakukan oleh mahasiswa.

"Menjaga integritas bisa dimulai dari hal yang paling simpel, misalnya jangan lagi pernah menyontek. Banggalah pada hasil sendiri, lagipula sebuah proses lebih penting daripada hasil," jelasnya.

Agus juga melihat fenomena para mahasiswa masa kini yang lebih sering bermain media sosial ketimbang berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

"Kami berharap mahasiswa juga aktif dalam bersosialisasi dengan masyarakat, seperti membangun desa bersama-sama, ikut mengawal kegiatan di kampungnya masing-masing, atau bisa juga aktif menjadi remaja masjid," tambah Agus.

Namun, menurut dia, mahasiswa tidak dilarang bermain media sosial. Hanya, mahasiswa harus lebih cerdas dalam menyaring informasi yang bertebaran di dunia maya.

Agus juga mengimbau para mahasiswa peserta sarasehan itu untuk lebih berhati-hati menggunggah hal-hal negatif di media sosial.

"Sekali posting hal buruk, akun kalian akan tercatat dan jadi pertimbangan perusahaan tempat kalian melamar kerja nanti," imbau Agus.

Problem solver

Pada acara sarasehan ketiga itu hadir juga Sekretaris Jenderal Pengurus YBM-BRI Sepyan Uhyandi. Sepyan menuturkan, mahasiswa kader surau yang mendapatkan beasiswa ini sudah melalui seleksi ketat.

"Tapi, kami tak hanya melihat kecerdasaannya, karena mereka juga harus punya pengetahuan lebih tentang pendidikan agama. Dan mereka harus berkepribadian baik dalam kesehariannya," kata Sepyan.

Adapun syarat lain yang harus dipenuhi mahasiswa untuk lolos dalam seleksi beasiswa kader surau adalah memiliki IPK minimal 3,00, aktif dalam organisasi kampus, pernah mengikuti kompetisi tingkat nasional dan internasional, serta bisa menghafal Al Quran sebanyak empat juz.

Sepyan berharap para mahasiwa kader surau bisa menjadi pemimpin bangsa di kemudian hari. Terlebih pada beberapa tahun mendatang Indonesia akan menikmati bonus demografi, suatu masa ketika jumlah usia produkif lebih banyak dari total populasi negara.

"Berharap para mahasiswa ini menjadi problem solver, bukan problem maker. Tentunya dengan harapan ini mereka akan bisa menjadi pemimpin yang amanah di masa akan datang," kata Agus.

Adapun 17 universitas yang mengikuti sarasehan Beasiswa Kader Surau ini di antaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Riau, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, serta Universitas Indonesia, dan lain-lainya.

Lewat program beasiswa ini para mahasiswa bisa mendapatkan beberapa keuntungan, antara lain bantuan biaya kuliah per semester, bantuan layanan tempat tinggal, biaya makan senilai Rp 900 ribu (per bulan), dan pembinaan karakter selama dua minggu sekali oleh para mentor.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau