Advertorial

Mengagumi Keunikan Macao Lewat Gastronomi-nya

Kompas.com - 20/07/2018, 18:34 WIB

Perpaduan unik antara budaya China, Barat dan Portugis yang menjadi pesona Macao tidak hanya tercermin melalui tata kota dan arsitektur bangunan-bangunan bersejarahnya saja, tetapi juga pada gastronominya.

Perkawinan antara dua budaya tersebut melahirkan cita rasa unik dalam setiap hidangan khas Macao. Oleh karena keunikan tersebutlah pada November 2017 lalu Macao dinobatkan sebagai anggota baru UNESCO Creative Cities Network (UCCN) dalam bidang gastronomi.

Pada Sabtu, (14/7/2018) lalu uniknya gastronomi Macao dihadirkan di Indonesia melalui acara Taste of Macao yang diselenggarakan di Nusa Indonesian Gastronomy Jakarta.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye bertajuk “2018, Macao Year of Gastronomy” yang diluncurkan oleh Macao Government Tourism Office (MGTO). Kampanye ini bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan keunikan gastronomi Macao ke seluruh dunia.

Taste of Macao di Jakarta terselenggara atas kerja sama antara MGTO dengan Kompasiana. Para food blogger ternama di Indonesia seperti AnakJajan, Buncit Foodies, Jakarta Food Print, dan sejumlah kompasianer diundang untuk mencicip langsung keunikan cita rasa khas Macao dalam acara tersebut.

Sederet hidangan khas Macao yang disajikan antara lain adalah Minchi, Macanese Codfish, Lacassa Soup, African Chicken, dan Bacalhau Fritters. Hidangan-hidangan tersebut dimasak langsung di hadapan para food blogger dan kompasianer  oleh Chef Ragil, juru masak profesional yang juga adalah Founder of Nusa Indonesian Gastronomy.  

Sambil memasak, Chef Ragil pun membagikan pengetahuan seputar gastronomi setiap hidangan khas Macao yang disajikan malam itu.

“Gastronomi adalah pengetahuan tentang teknik memasak, nutrisi, ilmu makanan, budaya, sejarah, budaya, sejarah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan makanan ditambah aplikasi penyajian makanan, rasa, dan bau,” ungkap Chef Ragil.

Jadi, selain mencicipi nikmatnya cita rasa khas Macao para food blogger dan kompasianer yang hadir juga  dapat memperoleh pengetahuan. Mulai dari cara memasak hingga fakta-fakta unik mengenai setiap hidangan khas Macao yang disajikan.

Misalnya saja seperti Minchi yang dihadirkan sebagai hidangan utama.  Nama Minchi yang menjadi hidangan nasional Macao ternyata memiliki arti cincang. Ini karena Minchi terbuat dari daging cincang dan kentang yang dibumbui dengan jinten, bawang putih, dan kecap. Biasanya dihidangkan dengan nasi hangat.

Hidangan lainnya, yaitu Lacassa Soup adalah hidangan sup tanpa daging yang biasa disajikan pada malam Natal. Isi sup ini hanya udang, daun bawang, tepung beras, dan balichão atau pasta udang. Absennya daging pada Lacassa Soup dikarenakan pada masa lampau bangsa Portugis yang sebagian besar adalah penganut Katolik diharuskan berpantang daging pada malam Natal.

Sementara dua hidangan lainnya yaitu Macanese Codfish dan Bacalhau Fritters yang berbahan utama ikan cod merupakan bukti pengaruh budaya maritim Portugis di Macao pada abad 16 dan 17.

Cita rasa yang unik, menurut Chef Ragil juga terdapat pada hidangan African Chicken. Hidangan berbahan ayam  diolah dengan saus piri-piri yang rasanya pedas. Tidak hanya di Macao, African Chicken ternyata juga populer di bagian selatan Benua Afrika. Namun cita rasa yang dihadirkan oleh African Chicken khas Macao dengan hidangan serupa di Benua Afrika sangat berbeda.

Resep African Chicken khas Macao telah mengalami penyesuaian dengan selera orang-orang Kanton. Penyesuaian ini menyebabkan African Chicken khas Macao memiliki sentuhan rasa Portugis yang didominasi pedas berpadu dengan sentuhan cita rasa China yang didominasi manis asin.

Tidak hanya menghadirkan Chef Ragil,Taste of Macao juga menghadirkan food photographer Fellexandro Ruby untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar food photography

Pada sesi singkat tersebut pria yang akrab disapa Ruby ini mengatakan bahwa sebuah foto harus dapat menceritakan dan menggambarkan cita rasa hidangan itu sendiri sehingga dapat menggugah selera orang yang melihatnya.

“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin foto makanan, basic-nya itu harus berteman dengan jendela, kemudian harus modal properti seperti tripod, cardboard, lighting, rajin latihan mengambil foto dari berbagai angle, dan bijak dalam memilih menu makanan,” ungkap Ruby.

Taste of Macao adalah sebagian kecil dari seluruh rangkaian kampanye “2018, Macao Year  of Gastronomy”. Ada enam program utama yang dirancang untuk mengampanyekan gastronomi Macao. Program-program tersebut diselenggarakan sepanjang empat tahun ke depan.

Program pertama adalah mekanisme manajemen dan pengawasan. Akan dibentuk dan rencana aksi yang disusun sedemikian rupa untuk menerapkan langkah-langkah dan rencana proyek yang relevan dan untuk mengawasi pelaksanaannya.

Kedua, adalah promosi dan meningkatkan kesadaran publik tentang UNESCO Creative Cities Network (UCCN) dan mempromosikan status Macao sebagai City of Gastronomy. Kampanye akan diluncurkan baik di dalam maupun luar negeri

Ketiga, adalah edukasi mengenai warisan kuliner Macao. Biro Pendidikan dan Hubungan Pemuda Macao berencana untuk membangun pusat pelatihan teknis-profesional di petak CN6a di Seac Pai Van. Selain itu akan disiapkan juga area memasak internasional untuk memberikan pelatihan keterampilan kuliner. Selain itu sebuah database yang berisi seluk beluk kuliner Macao juga akan dibuat untuk meneruskan tradisi gastronomi Macao dengan nilai sejarah lebih dari 400 tahun.

Keempat, kerja sama dalam dan luar negeri. Macao akan memperkuat kerja sama dengan Kota Kreatif UNESCO lainnya di Daratan Tiongkok. Selain itu, secara aktif Macao akan berpartisipasi dalam kegiatan yang diluncurkan oleh UCCN di skala internasional.

Kelima, mengembangkan industri kuliner lokal. Akan dilakukan kerja sama dengan pengusaha kuliner lokal untuk mempromosikan pengembangan karir para koki dengan program pelatihan dan kegiatan besar lainnya. Pemerintah Macao akan terus memberikan dukunganuntuk kegiatan seperti Macau Food Festival, Michelin Guide, Asia’s 50 Best Restaurants, dan sebagainya.

Program terakhir, kerja sama lintas lapangan industri kreatif. Kerja sama lintas lapangan dalam industri budaya dan kreatif akan terus didorong. Contoh nyatanya adalah memasukkan unsur gastronomi dalam gelaran The International Film Festival & Awards Macao.

Harapannya melalui program-program tersebut gastronomi Macao semakin dikenal di seluruh dunia. Selain itu, pengusaha kuliner lokal semakin terdorong untuk mengembangan kreativitas dan inovasi dalam menghidangkan kuliner Macao. Dengan demikian, reputasi Macao sebagai pusat gastronomi pun semakin kuat.

- -

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com