kabar mpr

Ketua MPR RI Hadiri Pembukaan KKN Kebangsaan di Lampung

Kompas.com - 24/07/2018, 13:21 WIB

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menghadiri pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Lampung. Ia menyapa ratusan mahasiswa dari 55 kampus seluruh Indonesia yang mengikuti acara ini di Gedung Bagas Raya, Provinsi Lampung, Senin (23/07/2018).

Zulkifli menyampaikan, kunci utama menjadikan bangsa Indonesia maju adalah sumber daya manusia berkualitas dan unggul yang dihasilkan dari proses pendidikan bermutu. Salah satunya adalah di Universitas; satu sistem pendidikan yang berperan menentukan kemajuan bangsa.

Terapkan hasil penelitian secara langsung dalam KKN

Zul (sapaan Zulkifli) berharap agar berbagai penelitian yang telah dilakukan civitas akademika akan diterapkan secara langsung ketika mahasiswa bertemu masyarakat pada KKN Kebangsaan itu.

“Hasil riset dari kampus harus memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. Contohnya, kemarin di Lampung Barat saat panen raya kopi. Kopi di sana merupakan kopi terbaik di dunia. Kopi tersebut merupakan hasil pengembangan pertanian yang dilakukan oleh Universitas Lampung,” kata Zulkifli melanjutkan.

Bukti itu menguatkan bahwa kreativitas dan inovasi para pemuda dapat berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Zul mengingatkan para mahasiswa bahwa pemuda di Indonesia memiliki rekam jejak sebagai pembawa perubahan.

- -

“Para pemuda sejak dahulu selalu membawa semangat perubahan. Pemuda dulu merupakan penggagas kebangkitan pemuda pada tahun 1928, perancang kemerdekaan pada tahun 1945, menyelesaikan peristiwa 1965, dan yang mengawal reformasi pada tahun 1998,” ucap dia.

Tidak lupa, Zul juga berpesan kepada para peserta KKN Kebangsaan mengenai Empat Pilar Kebangsaan. Ia menekankan pada bagaimana pengorbanan para pahlawan dalam membangun bangsa ini agar para pemuda tidak mengalami kemunduran.

“Negara ini adalah negara kesepakatan yang tergambar dari Pancasila. Dulu ketika berjuang, para pahlawan tidak pernah bertanya dan mempersoalkan agama dan suku. Kalau sekarang kita masih mempersoalkan agama dan suku, maka kita mundur,” lanjut dia.

Empat misi operasional utama

Zul menekankan pada empat operasional utama yang disebut sebagai misi. “Misi pertama yaitu negeri ini bersumpah untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Berpihak kepada rakyat Indonesia adalah mutlak, tidak bisa ditawar. Itu merupakan perintah konstitusi,” ucap dia.

Misi kedua, negara wajib memperhatikan pendidikan bagi warganya yang merupakan kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Oleh karena itu, para rektor yang hadir di sini perlu diperhatikan bahwa kampus tidak boleh mengelurakan mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliah. Jika kampus mengeluarkan anak didiknya yang tidak mampu membayar biaya kuliah, maka kampus itu melanggar konstitusi,” tegas dia.

Misi ketiga yaitu mensejahterakaan seluruh rakyat Indonesia. Zul mengatakan bahwa di negara yang menjunjung Pancasila kesenjangan pada masyarakatnya tidak boleh terjadi.

Misi terakhir yang menjadi amanat Pancasila adalah ikut dalam menjaga ketertiban dunia. Misi itu tergambar pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Di akhir, Zul tidak meragukan kapasitas pemuda zaman now dalam mempertahankan nilai-nilai kebangsaan. ”Saya yakin anak-anak kita semua cinta tanah air. Hanya saja, perlu diperkuat dengan pengetahuan tentang kebangsaan,” tutup dia.

Turut hadir dalam acara ini Gubernur Lampung yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Sulpakar, dan Menristekdikti yang diwakili staf ahli bidang akademik, Paulina Pannen, serta Rektor Universitas Lampung, Hasriadi Mat Akin.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com