Advertorial

BKKBN Ingatkan Pentingnya KB dalam Pembangunan Keluarga

Kompas.com - 25/07/2018, 18:20 WIB

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan pentingnya Keluarga Berencana (KB) dalam pembangunan keluarga di Indonesia.

Hal itu disampaikan pada acara Seminar Nasional Hari Kependudukan Dunia Tahun 2018 dengan tema “KB Sebagai Hak Asasi Manusia yang merupakan terjemahan dari Family Planning as Human Right di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Juli (25/7/2018).

Turut hadir pada acara itu perwakilan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, pejabat pimpinan tinggi pratama akademisi, perwakilan BKKBN Provinsi, OPDKB kabupaten/kota, dan mitra kerja BKKBN.

Pentingnya KB dalam pembangunan keluarga Indonesia

- -

Pelaksana Harian Sekretaris Utama BKKBN, Agus Sukiswo menyampaikan, saat ini KB adalah salah satu kebutuhan masyarakat yang ingin menunda atau mengatur kelahiran sehingga KB adalah hak asasi manusia.

Agus melanjutkan, program KB bukan hanya digunakan untuk menekan pertumbuhan penduduk, tetapi juga menyelamatkan nyawa para ibu. Ia juga menyampaikan pentingnya KB yang dilakukan keluarga terkait tanggung jawab kolektif pada level masyarakat dan negara.

Menurutnya, membesarkan anak bukan hanya tanggung jawab orang tua saja karena setiap satu orang anak lahir, maka negara turut berkewajiban untuk menyediakan segala sarana dan kebutuhan penduduk tersebut.

Pada tingkat masyarakat, Agus menegaskan semakin banyaknya penduduk akan menimbulkan isu persaingan, memperebutkan kesempatan (kesempatan kerja, mengenyam pendidikan, hingga pelayanan kesehatan).

Selain itu persaingan juga akan timbul untuk merebutkan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas misalnya kebutuhan pangan, lahan, dan air bersih.

KB untuk capai bonus demografi Indonesia

- -

Upaya KB dalam mengurangi angka fertilitas total (TFR) yang optimal di Indonesia merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan bonus demografi.

Hal itu tentu harus dimanfaatkan dengan meningkatkan kualitas masyarakat agar bonus demografi itu tidak berubah menjadi bencana kependudukan.

Optimalnya pemanfaatan bonus demografi akan memacu pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Namun sekarang pencapaian bonus demografi belum merata dan sangat bervariasi antardaerah. Itu disebabkan belum meratanya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB di seluruh wilayan Indonesia.

Perkuat akselerasi program kependudukan dan KB

- -

Agus menambahkan, akeselerasi program kependudukan dan KB perlu diperkuat, di antaranya dengan melakukan kajian dan usaha persuasif kepada para pemangku kepentingan agar terwujud pembangunan yang berwawasan kependudukan.

Harapannya, usaha itu akan dilakukan secara masif terutama kepada pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD sehingga pembangunan berwawasan kependudukan semakin melembaga.

Lembaga kependudukan PBB; UNFPA juga turut berkomitmen penuh untuk terus mendukung upaya Indonesia dalam menegakkan hak individu, terutama perempuan untuk merencanakan keluarga atau melakukan KB.

Perwakilan UNFPA di Indonesia, Anette Sachs Robertson menyampaikan, untuk bisa mengakhiri semua kebutuhan KB sukarela yang tidak terpenuhi pada tahun 2030, perlu adanya kerja sama dengan berbagai mitra pembangunan lainnya.

Berbagai mitra itu antara lain lembaga pemerintah, anggota parlemen, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Ia menambahkan, pelaksanaan KB di Indonesia masih mengalami berbagai tantangan.

Tantangan yang ada berupa pemerataan akses pelayanan KB melalui informasi maupun layanan medis/klinis, terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepualauan.

Fenomena pertumbuhan penduduk di Indonesia dan dunia

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 262 juta dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,43 persen. Diperkirakan penduduk Indonesia akan menembus 321 juta jiwa di tahun 2045 yang terkonsentrasi di perkotaan dengan angka 63,1 persen dari jumlah populasi.

Sementara itu hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan hasil menggembirakan di mana TFR menurun dari 2,6 pada survei menjadi 2,4.

Untuk populasi dunia, menurut data UNFPA, jumlah penduduk dunia sekarang mencapai hampir 7,6 milyar. Diperkirakan pada tahun 2030, penduduk akan meningkat menjadi 8,6 miliar, 2030 sebanyak 9,8 miliar, dan 2100 sebanyak 11,2 miliar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com