SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyempatkan diri berkunjung ke sejumlah pasar sebelum berangkat ke kantor pada Rabu (25/7/2018) pagi.
Salah satu pasar yang dikunjungi Hendrar adalah Pasar Prembaen yang terletak di Jalan Depok tak jauh dari Jalan Pemuda, Kota Semarang.
Hendrar menemui sejumlah pedagang dan pembeli untuk mencari tahu soal kenaikan harga daging ayam dan telur ayam ras.
Kartika salah satu ibu rumah tangga yang biasa berbelanja di Pasar Prembaen pagi itu mengatakan, harga ayam dan telur memang masih tinggi. Meski demikian, ia bersyukur karena harga daging ayam dan telur ayam ras sudah mulai turun.
Baca juga: Harga Telur dan Ayam Masih Mahal, Apakah Ada Penimbunan?
"Ya Alhamdulillah sudah mulai turun, harapannya sih bisa cepat stabil,” kata dia.
Ia mengaku mesti mengganti jenis lauk yang dihidangkan untuk keluarganya karena kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut.
"Menyiasatinya ya ganti masak tahu tempe dulu, nanti kalau sudah stabil baru masak ayam lagi," ujar dia.
Berdasarkan hasil kunjungan itu, Hendrar menemukan harga telur ayam ras di Pasar Prembaen Rp 26.000/kilogram, sedangkan daging ayam mencapai Rp 40.000/kilogram.
Baca juga: Harga Telur Ayam Meroket, Apa Penyebabnya?
"Harga ayam dan telur walaupun masih tinggi tapi sudah berangsur turun. Akan dipantau terus pergerakan harganya setiap hari," katanya.
Ia menegaskan, pemerintah tidak berpangku tangan dalam menghadapi fenomena kenaikan harga ayam dan telur di pasaran.
"Kita pantau sejak dua minggu yang lalu secara langsung maupun melalui sistem harga komoditi yang kami miliki. Memang grafik harganya hari ke hari masih fluktuatif, tapi kita sudah dapat kepastian kalau pasokannya cukup sehingga saya yakin sebentar lagi akan stabil,” ujarnya.
Harga fluktuatif
Berdasarkan data aplikasi sistem harga komoditi yang digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang, harga ayam sudah sempat mengalami penurunan dari Rp 38.400/kilogram pada 12 Juli 2018 menjadi Rp 36.400/kilogram pada 20 Juli 2018.
Namun, pada minggu ini harga ayam tersebut kembali naik hingga menyentuh angka lebih dari Rp 40.000/kilogram.
Sedangkan harga telur ayam, masih sesuai data aplikasi sistem harga komoditi yang digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang, tercatat puncak kenaikan harga sudah terlewati dan minggu ini berangsur-angsur turun.
Berdasarkan catatan Hendrar, pada 11 Juli 2018 harga telur ayam memang sempat menyentuh angka Rp 28.000/kilogram. Namun, dalam minggu ini sudah mulai bisa dikendalikan hingga kurang dari Rp 26.000/kilogram.
Antisipasi kekurangan protein
Ia berharap, seluruh masyarakat Kota Semarang dapat bergerak bersama untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Saya tentunya mengharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam mengendalikan harga ayam dan telur ini, salah satunya dengan sementara beralih ke bahan makanan lain untuk mencukupi asupan protein, misalnya seperti ikan, tempe, tahun, dan seterusnya," kata dia.
Menurut dia, harga ayam dan telur akan lebih mudah dikendalikan bila permintaan pembeli tidak banyak.