kabar mpr

Ketua MPR Ajak Pemuda Muhammadiyah Berkarya dan Tolak Politik Uang

Kompas.com - 02/08/2018, 16:47 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Malang, Kamis (2/8).

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak para pemuda, khususnya mahasiswa, untuk menghindari politik uang. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara di Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Malang pada Kamis (2/8). Di hadapan seribu orang peserta, pria yang akrab disapa Bang Zul ini menyebutkan bahwa setiap zaman memiliki pemudanya. Kendati demikian, ia mengingatkan agar para pemuda tidak berhenti berkarya meskipun zaman terus berganti.

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli mengutip tokoh-tokoh nasional yang tak hanya berjasa bagi bangsa, namun juga memiliki keterampilan. Salah satunya yakni KH Agus Salim sebagai contoh kaum terpelajar yang menguasai 10 bahasa internasional. Dengan kemampuannya, beliau berjuang melalui jalur diplomasi sehingga keberadaan bangsa Indonesia diakui dunia.  Selain karena perjuangannya, prinsip hidup KH Agus Salim pun dikenal  banyak orang.

Selain sosok KH Agus Salim, bapak proklamasi Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta juga merupakan contoh pemuda sekaligus pelajar yang progresif. Saat  masih menjadi mahasiswa, Bung Karno  dekat dengan rakyat, mau mendengar, dan memperjuangkan nadi kehidupan masyarakat.

"Bung Hatta, dia memang sekolah di luar negeri, tapi tak lupa dengan rakyatnya. Bersama mahasiswa Indonesia di Eropa (diaspora), ia  berjuang menyuarakan kepentingan bangsa, sehingga diakui oleh dunia", tutur Zulkifli menambahkan.

Tongkat estafet pembangunan bangsa ini pun harus terus dilanjutkan oleh para pemuda dari generasi ke generasi. Saat ini, kata Zulkifli, bangsa Indonesia menanti bakti para  pemuda dan mahasiswa untuk turun ke masyarakat.

Selain memantik semangat untuk terus berkarya, Zulkifli pun mengingatkan para mahasiswa untuk dengan tegas menolak politik uang dalam kepemimpinan. Memilih pemimpin berdasarkan uang bukan hanya berbahaya bagi kredibilitas pemimpin yang terpilih kelak, namun juga kerap menimbulkan kekecewaan di masa depan.

Karenanya, di tahun politik ini, mahasiswa harus berperan secara aktif untuk mengedukasi masyarakat untuk memilih pemimpin terbaik. Memilih dengan hati, bukan semata-mata karena sembako, apalagi amplop. Pelajari pula rekam jejak, sosok dibalik kandidat tersebut, dan kepeduliannya terhadap masyarakat.

"Ditahun politik ini, mari ajarkan persatuan dan kesatuan,  jangan adu domba. Memilih dengan hati, jangan karena sarung atau sembako. Mari memilih untuk perbaikan dan perubahan", pungkasnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau