Advertorial

Meningkatkan Bisnis di Era Digital dengan Jaringan Adaptif

Kompas.com - 28/08/2018, 16:18 WIB

Internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali di bidang bisnis. Bisnis berbasis internet yang kini tengah berkembang pesat tentu membutuhkan jaringan yang bukan hanya stabil, tapi juga mampu mengakomodasi penggunanya.

Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Endang Rachmawati, Direktur Penjualan Ciena Indonesia, internet terbentuk oleh tiga faktor utama, yakni dominasi pengiriman berdasarkan permintaan, penyimpanan cloud, dan mobilitas. Ketiga elemen ini ditentukan oleh permintaan konsumen akan aplikasi online transformasional yang kaya data. Karenanya, perangkat dan cloud yang canggih nan kompleks ini pun harus bisa menangani permintaan bandwidth yang terus meningkat. Jaringan juga harus dikembangkan untuk mendukung fluktuasi lalu lintas para penggunanya.

Endang Rachmawati, Direktur Penjualan Ciena Indonesia.- Endang Rachmawati, Direktur Penjualan Ciena Indonesia.

Beberapa tahun terakhir, angka pengguna internet melalui perangkat seluler terus meningkat. Peningkatan ini utamanya didorong oleh para anak muda yang menggunakan media sosial di gawainya. Menurut Ericsson Consumer Lab, aktivitas ini menyebabkan naiknya pertumbuhan penetrasi fixed broadband hingga 9 persen dari tahun ke tahun.

Dalam artikelnya, Endang menyebutkan internet modern memiliki ciri khas berupa pola peningkatan lalu lintas yang tidak terprediksi dan bergantung kepada permintaan. Untuk mengakomodasi hal tersebut, diperlukan pusat-pusat data yang saling terhubung dan dioperasikan secara berbeda. Bagi para penyedia layanan, tantangan ini semakin berat karena harus bekerja dengan penawaran layanan jaringan yang tertunda, mengoperasikan sistem lama, dan memastikan bahwa setiap konsumen di berbagai lokasi menerima layanan berkualitas. Karenanya, agar terus dapat mendukung layanan digital modern, diperlukan pendekatan interkonektivitas yang lebih cerdas.

Namun pada kenyataannya, peningkatan jaringan untuk mengikuti permintaan pasar masih menjadi rintangan besar. Untuk menghadapinya, para penyedia layanan kini mulai mengintegrasikan kecerdasan ke dalam jaringan mereka. Penyesuaian pendekatan infrastruktur ini bukan hanya lebih akurat secara eksponensial dalam memperkirakan permintaan bandwith, tapi juga lebih cepat karena tidak lagi diproses secara manual oleh manusia. Hasilnya adalah jaringan yang lebih andal, hemat, dan mampu mengimbangi perkembangan di dunia digital.

Kemampuan adaptasi inilah yang menjadi kunci utama transportasi jaringan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai arsitek jaringan adaptif, Ciena memastikan automasi jaringannya mampu beradaptasi dengan baik. Dengan tiga elemen utama yakni analisis dan kecerdasan, kendali dan automasi perangkat lunak, serta infrastruktur yang dapat diprogram, jaringan adaptif Ciena telah diprogram untuk menyesuaikan kebutuhannya dengan cepat. Automasi ini diarahkan oleh kebijakan berbasis tujuan, pengawasan, perbaikan, dan pengoptimalan mandiri yang terus mengawasi status jaringan.

Tak hanya menyediakan automasi, baru-baru ini, Ciena pun mengakuisisi Packet Design yang semakin memperluas peluang untuk mentransformasikan sebuah jaringan. Packet Design ini didukung oleh Blue Planet, yang merupakan satu-satunya platform automasi jaringan yang mendukung multidomain, multivendor, dan multilapis di seluruh Lapisan 0-3 jaringan.

Perkembangan ekonomi digital ini akan terus berjalan di seluruh dunia. Karenanya, jaringan harus semakin cerdas, cepat, responsif, dan mampu beradaptasi. Diperlukan kerja sama antara operator jaringan dan vendor untuk memastikan kesiapan jaringan dalam menghadapi permintaan pasar atas konektivitas yang tidak biasa. Untuk mempelajari lebih jauh tentang jaringan adaptif, klik di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com