Kilas

Menko PMK Puji 3 Produk Inovasi Teknologi 4.0 BMKG

Kompas.com - 30/08/2018, 19:08 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusian (Menko PMK) Puan Maharani salut terhadap inovasi teknologi 4.0 sistem peringatan dini bencana yang diluncurkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hal itu Puan katakan saat peluncuran 3 produk sistem peringatan dini BMKG di Auditorium utama Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018).

“Satu lagi karya anak bangsa yang perlu kita acungi jempol. Ini tentu memudahkan kita semua. Waspada sebelum terjadi bencana, sigap menangani bencana, dan sudah dapat memprediksi apa saja kerugian yang timbul akibat bencana,” kata Menko PMK.

Adapun ketiga produk yang diluncurkan BMKG, yaitu Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 untuk mendukung keselamatan dari ancaman gempa bumi dan tsunami.

Lewat inovasi InaTEWS 4.0 sedikitnya terdapat 17.000 pemodelan skenario tsunami yang dikembangkan BMKG berdasarkan algoritme matematika. Dengan demikian BMKG bisa menganalisis dan memverifikasi data gempa bumi dan potensi tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit.

Kedua, Geohotspot BMKG 4.0. Alat ini untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan, sekaligus dapat memantau potensi sebaran kabut asap. Lewat inovasi ini, BMKG bisa mengidentifikasi titik panas secara lebih presisi dan real time.

Ketiga adalah info BMKG 4.0. Melalui alat ini BMKG dapat memberikan layanan informasi cuaca dan iklim secara lebih presisi dan akurat 85 - 100 persen.

(BACA JUGA: Sistem Peringatan Dini Longsor Buatan Indonesia Dijadikan Standar Dunia)

Lebih dari itu teknologi pada Info BMKG 4.0 memungkinkan BMKG bisa memprediksi cuaca tidak hanya dalam skala provinsi maupun kabupaten, tetapi hingga tingkat kecamatan.

Sebagai informasi, inovasi teknologi 4.0 pada ketiga produk tersebut telah didukung oleh big data dan artificial intelegence.

Dampaknya, BMKG dapat lebih cepat, tepat, akurat dan luas jangkauannya dalam menginformasikan cuaca, iklim ekstrem, gempa bumi serta tsunami di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam peluncuran itu dijelaskan pula peran BMKG yang kini dipercaya untuk memantau dan memberikan peringatan dini bagi 10 negara ASEAN dan 28 negara yang berada di wilayah Samudera Hindia, mulai dari Afrika hingga Australia.

Selain Menko PMK, Wapres RI Jusuf Kalla, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Wakapolri Ari Dono juga turut serta dalam peluncuran ketiga inovasi 4.0 tersebut.

Keempat pejabatan tinggi negara tersebut diberi kesempatan mencoba langsung alat simulasi gempa bumi. Usai itu, mereka juga meninjau stasiun pemantauan cuaca dan iklim serta stasiun pusat pemantauan gempa bumi dan tsunami BMKG.

BMKG sendiri memperkenalkan 3 inovasi tersebut bersamaan dengan peringatan ke-71 Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (HMKG).

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau