Kilas

Pemerintah Jamin Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Gempa NTB

Kompas.com - 14/09/2018, 19:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus berupaya mempercepat pemulihan dampak bencana gempa Nusa Tenggara Barat.

Hal itu diungkapkan Plt Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kemenko PMK Sonny Harry B Harmadi, Jumat (14/9/2018), di Jakarta.

"Pesan Ibu Menko Puan Maharani agar anak-anak mendapatkan prioritas penanganan, baik dari kebutuhan tempat tinggal, makanan, pendidikan, maupun kesehatan," ujar Sonny.

Dalam setiap rapat koordinasi, Kemenko PMK senantiasa mendorong Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk memastikan perlindungan seluruh anak dan perempuan korban bencana alam.

Sonny melanjutkan, panti-panti untuk korban bencana alam pun telah ditangani maksimal. Pemerintah pusat selalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB.

“Selama Agustus-September, Dinas Sosial telah memberi bantuan bagi 239 LKSA (panti) di NTB untuk 5.018 anak dengan rata-rata nominal Rp 1 juta per anak. Selain itu, sebanyak 25 LKSA yang rusak telah masuk dalam rencana aksi perbaikan,” paparnya.

(BACA JUGAPercepat Pemulihan NTB Pasca Gempa, Puan Gelar Rapat Tingkat Menteri)

Kasus pemerkosaan

Terkait informasi adanya pemerkosaan yang dialami anak panti di Lombok, Sonny menegaskan Menko PMK telah menginstruksikan agar penanganan korban menjadi prioritas utama.

“Kejadian itu terjadi di panti dan bukan di pengungsian. Saat ini, sudah dilaksanakan pendampingan psikologi untuk mengatasi trauma korban," ujar Sonny.

Ia menambahkan, Menko PMK juga mengimbau Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk terus bersama-sama pemerintah mempercepat pemulihan pasca bencana NTB.

"Menindaklanjuti arahan Ibu Menko, kami akan terus berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga serta pemda untuk menekan risiko terulangnya kejadian memprihatinkan ini, terutama di pengungsian," tutup Sonny.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau