rAudisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di Solo Raya memang telah berlalu. Ajang pencarian bakat bulutangkis tersebut berlangsung pada periode 4-6 Agustus 2018 di GOR RM Said, Karanganyar. Audisi umum di kota berjuluk The Spirit of Java ini diikuti oleh 871 atlet bulutangkis muda dengan rentang usia rentang usia U-11, U-13, hingga U-15 yang berasal dari Kota Solo, Klaten, dan sekitarnya.
Sebanyak 26 atlet muda berbakat berhasil dijaring oleh tim pencari bakat PB Djarum melalui audisi umum ini. Mereka pun telah usai mengikuti tahap final audisi di GOR Jati Kudus yang merupakan markas PB Djarum pada 7-9 September 2018 lalu.
Meski demikian, Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di Solo Raya meninggalkan kisah-kisah menginspirasi tentang perjuangan, kedisiplinan, dan semangat untuk melampaui keterbatasan.
Kisah menginspirasi pertama datang dari Eka Putri Anggraini, peserta putri kategori U-11 asal Nganjuk, Jawa Timur. Atlet muda yang akrab disapa Anggi ini membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian. Semangatnya untuk mewujudkan impian menjadi atlet bulutangkis profesional tidak terpatahkan oleh keterbatasan fisiknya.
Selain itu, ia tidak menyerah pada kegagalan. Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di Solo Raya bukanlah audisi umum pertama yang diikuti Anggi. Ia sempat gagal di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis Surabaya. Tidak patah semangat, ia menempuh perjalanan cukup panjang bersama ayah dan ibunya untuk kembali mencoba peruntungan di kota lain.
Sepanjang audisi umum berlangsung Anggi pun berhasil mencuri perhatian tim pencari bakat PB Djarum yang adalah legenda-legenda bulutangkis nasional. Mereka adalah Hariyanto Arby, Sigit Budiarto, Yuni Kartika, dan Basri Yusuf.
Kemampuannya dalam mengendalikan permainan layak diacungi jempol. Begitu juga dengan daya juangnya di lapangan. Sejak pertandingan pertamanya, gadis kelahiran Januari 2008 ini berhasil menunjukkan keunggulannya dengan mengalahkan Ainun Qomariyah, peserta asal Sleman. Anggi memenangkan dua game langsung dengan skor 21-19 dan 21-17.
Pada pertandingan kedua Anggi kembali menunjukkan performa terbaik dengan menumbangkan wakil asal kota tuan rumah Aqilla Shafa Azzahra. Ia kembali memenangkan dua game dengan catatan skor 21-18 dan 21-15. Kemenangan di pertandingan kedua ini membuat haru ayah dan ibunya yang tanpa henti memberi dukungan dari kursi tribun.
Usai memenangkan dua pertandingan dengan mulus, saat yang mendebarkan pun tiba. Ia harus menghadapi pertandingan final yang menjadi gerbang untuk melaju ke tahap akhir audisi di GOR Jati Kudus. Lawan pada pertandingan ini tidak mudah bagi Anggi karena merupakan peserta yang telah lolos seleksi dan sama-sama memiliki skill jempolan.
Benar saja, kesulitan dialami oleh Anggi di pertandingan melawan peserta asal Demak, Jawa Tengah, Nayla Shofi Wibowo tersebut. Staminanya terkuras tetapi semangat juang dan kegigihannya tidak padam. Sayang, keberuntungan tak berpihak pada Anggi. Ia harus mengakui keunggulan lawannya dan menelan kekalahan dengan skor 17-21 dan 10-21.
Namun, perjuangan Anggi tidak sia-sia. Meski kalah dalam pertandingan finalnya, Anggi berhasil menyedot perhatian tim pencari bakat. Kemampuan dan semangat yang ia tunjukkan sepanjang audisi umum diganjar dengan supertiket. Anggi, pun berhasil melaju ke GOR Jati Kudus.
Selain dari Anggi, inspirasi juga dapat dipetik dari perjuangan Muhammad Nashrulloh Alhabsyi, peserta putra kategori U-11 dari Boyolali, Jawa Tengah, dalam mewujudkan impiannya menjadi pebulutangkis berprestasi.
Mencintai bulutangkis dan ingin serius meniti karier sebagai pebulutangkis tidak membuat Habsyi melupakan pendidikannya. Tidak hanya jago di lapangan, ia juga unggul di bidang akademis. Habsyi tercatat sebagai siswa berprestasi di SD Muhammadiyah Program Khusus, Ampel, Boyolali, tempatnya mengenyam pendidikan.
Habsyi rajin melatih diri di klub tempatnya bernaung. Ia juga tidak lupa melatih kekuatan fisiknya dengan berlari menaiki bukit di dekat rumah secara rutin. Meski sibuk, Habsyi tak lupa membuka buku pelajarannya dan tidak pernah meninggalkan ibadah.
Kedisiplinan dan ketekunannya ini berhasil membuahkan hasil. Ia berhasil memukau tim pencari bakat PB Djarum sejak hari pertama audisi umum. Tim pencari bakat mengakui Habsyi memiliki teknik dan kemampuan bermain yang lebih dari peserta seusianya. Lincah dan penempatan bolanya kerap merepotkan lawan. Ia pun berhasil merebut supertiket untuk berlaga di GOR Jati Kudus.
Ingin menyaksikan sendiri perjuangan Anggi, Habsyi, dan ratusan atlet muda lain di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis Solo Raya? Atau penasaran bagaimana hasil final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di GOR Jati Kudus? Saksikan program Kita Bisa di Kompas TV. Informasi mengenai Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis dapat Anda lihat di sini.