Gili Trawangan – Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan segera pulih. Karena, proses recovery-nya berjalan sesuai rencana. Apalagi, dua Menteri Kabinet Kerja ikut mengawal recovery ini. Yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Minggu (16/9), Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan dan Menpar Arief Yahya tiba di Lombok. Kedua menteri kabinet kerja tadi ditemani Gubernur NTB TGH Zainul Majdi. Tiga tokoh itu langsung menuju Gili Trawangan melalui Dermaga Teluk Nara.
Kondisi Gili Trawangan pun terlihat sudah pulih. Sudah bisa menerima wisatawan. Beberapa amenitas yang tidak terdampak secara infrastruktur juga sudah melayani wisman. Cafe, kios dan restaurant juga sudah menjajakan jualnya. Alat transportasi khas Gili Trawangan, Cidomo juga terlihat hilir mudik mengantarkan wisman.
Hal tersebut langsung dikuatkan Menkomar Luhut B Pandjaitan yang datang langsung menaiki transportasi ramah lingkungan itu. Menurut Luhut, transportasi Cidomo (andong) harus dipertahankan dan dikelola dengan baik. Selain itu, pihaknya juga sudah menyurati Kementerian PUPR untuk memperbaiki jalan. Rencananya, November 2018 nanti pengerjaanya sudah dilakukan.
"Jalannya apakah aspal atau paving blok biar PUPR yang atur bagaimana baiknya. Lalu saya sudah berbicara dengan Kemenhub. Dermaga (Jetty, Red) di sini tidak memenuhi syarat. Padahal banyak turis yang datang menghasilkan revenue yang besar bagi negara. Masa Jetty-nya tidak memenuhi standard. Rencananya November sudah jalan," tutur Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan saat Rapat Koordinasi Percepatan Normalisasi Pariwisata Pasca Bencana Gempa Lombok di Hotel Villa Ombak Gili Trawangan.
Kondisi Amenitasnya juga ditinjau. Diperhatikan. Semuanya langsung dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Yang pertama rusak ringan. Kedua rusak sedang (rusak Kontruksi, Red). Satunya lagi rusak berat (rusak struktur bangunan, Red). Relatif tak ada masalah serius. Malahan, pada tanggap darurat pasca gempa lalu sudah ada industri yang recovery kembali.
Di hadapan Bupati Lombok Utara, BNPB, BPBD, serta seluruh stakeholder pariwisata NTB, Menkomar Luhut mengatakan ada pelajaran yang bisa dipetik dari gempa yang terjadi di Lombok dan NTB. Ia mencontohkan di Gili Trawangan yang akhirnya terlihat jika sistem pengolahan sampahnya buruk.
"Sistem sampah di sini jelek. Ini harus dibereskan. TPA sampah memang saya lihat sudah ada, tapi kurang lebar. Tiga hektare kalau bisa. Ini untuk menampung 10 ton sampah per hari. Benchmark-nya yang kita lakukan di Labuan Bajo. Sampah 150 ton di sana bisa dibawa ke daratan. Kalo pengelolahan sampah dilakukan dengan baik. Pulau ini akan bersih," kata Luhut.
Kesempatan yang sama Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memastikan tiga strategi recovery NTB berjalan on the track. Pertama terkait Sumber Daya Manusia (SDM). Fokusnya ke pelaku pariwisata di NTB. Kedua pemulihan destinasi. Dan ketiga promosi dan pemasaran tetap dilakukan untuk mempromosikan NTB diberbagai kesempatan.
"Untuk Industri pariwisata, OJK telah memberikan relaksasi jasa keuangan. Relaksasi pemulihan dan keringanan pembayaran listrik dan air, retribusi daerah, modal usaha dan fasilitas keringanan, dan hutang di bank melalui koordinasi dengan K/L Terkait," kata Menpar Arief Yahya.
Terkait 3A (atraksi, amenitas, aksesibilitas, Red) pariwisata, Kemenpar juga sudah melakukan koordinasi dan bersurat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tujuannya untuk pembenahan Gili.
"Pertama melakukan rehabilitasi terumbu karang yang rusak di perairan 3 Gili dan penataan kembali jalur, trekking Rinjani. Kemudian melakukan Inventarisasi dampak gempa terhadap atraksi pariwisata. Ini memerlukan waktu lama tapi kami terus mendorong," ujarnya.
Dari sisi aksesibilitas, Menpar Arief Yahya juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Tujuannya untuk rehabilitasi kerusakan akses di destinasi yang terdampak. Yang utama adalah perbaikan Pelabuhan Penyeberangan Teluk Nara. Dermaga Gili Trawangan, Dermaga Publik Senggigi, Pelabuhan Wisata Bangsal, Dermaga Gili Air.
"Amenitasnya juga diperhatikan yaitu perbaikan homestay di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Shelter Sembalun, Senaru, dan Tete Batu. Serta perbaikan Prasarana Lampu jalan sepanjang jalur strategis pariwisata wilayah Senggigi, Lombok Utara dan pembersihan dan penataan 3 Gili," ujar Menpar Arief Yahya.
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi juga menyambut baik langkah cepat pemerintah pusat untuk Penanganan pascagempa. Menurutnya, perlu promosi masif agar sektor pariwisata cepat bangkit. Semisal di Mataram masih banyak yang digunakan terutama untuk MICE.
"Pariwisata NTB di tengah musibah tetap bisa survive. Kawasan yang tidak terdampak harus kita promosikan. Kesediaan Lombok dan Sumbawa untuk tetap bisa menerima wisatawan," pungkasnya.