Kilas

Sah, Semarang Bantu Batang, Klaten dan Rembang Bangun Smart Government

Kompas.com - 26/09/2018, 00:29 WIB


KOMPAS.com
- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang jalin kerja sama juga dengan Pemerintah Kabupaten Batang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Rembang dalam mengembangkan Smart Government. 

Melalui kerja sama tersebut nantinya seluruh daerah yang bekerja sama dengan Pemkot Semarang dapat menduplikasi 477 sistem serta aplikasi yang telah digunakan di Kota Semarang.

Bertempat di ruang Lokarida, Balai Kota Semarang, Wali kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan jika penerapan Smart Government dapat menjadi solusi pengurangan jumlah PNS yang cukup banyak setiap tahunnya pada masing-masing Pemerintah Daerah di Jawa Tengah.

"Hari ini saya bukan bermaksud menggurui, tetapi di Pemkot Semarang konsep itu telah terbukti mampu mengefisiensi pola kerja menjadi lebih efektif," tutur Wali Kota yang biasa disapa Hendi tersebut, Selasa (25/9/2018).

Untuk itu, pria yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut meminta agar sistemasi kerja  melalui Smart Government harus dibangun supaya situasinya tidak menyulitkan pemerintah daerah.

Hendi juga mengungkapkan jika Pemerintah Kota Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling awal merintis konsep Smart City di daerahnya, yaitu pada 2013.

Maka dari itu, ia mengklaim wajar jika saat ini hampir semua urusan di Pemkot Semarang telah memiliki sistem dan aplikasi yang mempermudah kerja masing-masing organisasi perangkat daerah.

Untuk itulah, dirinya mengharapkan 477 sistem serta aplikasi yang sudah dibuat oleh Pemkot Semarang tersebut dapat langsung diduplikasi oleh daerah-daerah lainnya, sehingga tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan Smart Government.

Di sisi lain, Bupati Batang Wihaji yang hadir langsung dalam kesempatan tersebut mengungkapkan terang-terangan ingin mencontoh Kota Semarang.

"Saya ini selalu mengamati Mas Hendi dan mengamati Kota Semarang, kemajuannya luar biasa. Jadi hari ini saya ajak seluruh Kepala Dinas dan Camat di Batang, bedol desa khusus untuk belajar dengan Kota Semarang," tutur Wihaji.

Senada dengan itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengapresiasi kerja keras yang dilakukan Wali Kota Hendi dalam membangun Kota Semarang dari tertinggal menjadi besar.

Menurutnya Kota Semarang merupakan contoh nyata yang bisa ditiru oleh daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Salah satunya adalah kemandirian Smart City Kota Semarang.

"Kami apresiasi Mas Hendi dan Organisasi Perangkat Desa (OPD) terkait dalam pembangunan Smart City. Semoga kapubaten kami dapat cepat mengadopsi smart city Kota Semarang," tegasnya.

Sebagai informasi, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus bergerak untuk membantu sejumlah daerah di Jawa Tengah supaya dapat menjadi Smart City dan Smart Regency.

Selain bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Batang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Rembang, sebelumnya Pemkot Semarang juga melakukan perjanjian kerja sama pembangunan Smart Government dengan Pemerintah Kabupten Magelang.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau