kabar mpr

Pimpinan Parlemen Tegaskan Kunjungan Ke Korban Gempa Dan Tsunami Palu-Donggala, Tak Ada Muatan Politik

Kompas.com - 04/10/2018, 08:14 WIB

Diakhir kunjungan ke Palu, Sulawesi Tengah, 3 Oktober 2018, untuk melihat secara langsung dan memberi bantuan pada korban gempa dan tsunami Palu-Donggala-Sigi, pimpinan parlemen sepakat bahwa kegiatan yang dilakukan itu tak ada muatan politis.

Menurut Ketua DPD, Oesman Sapta, kunjungan dirinya bersama dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPR Bambang Soesatyo untuk berbagi rasa. "Untuk memberi semangat pada masyarakat di sini", ujarnya. Tak hanya itu yang dilakukan. Menurut pria asal Kalimantan Barat itu, pimpinan parlemen juga memberi bantuan kepada korban bencana alam sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Bantuan yang diberikan disebut seperti tenda, selimut, susu, popok, makanan, dan minuman. "Juga uang tunai", paparnya. "Bantuan itu langsung diserahkan pada yang berhak", sebut Oesman Sapta.

Dengan demikian dirinya menegaskan kembali bahwa apa yang dilakukan itu tak ada nuansa politiknya. "Yang kita bawa adalah nilai-nilai kemanusiaan", ungkapnya. Nilai kemanusiaan yang dimaksud adalah persaudaraan dan kekeluargaan sehingga pimpinan parlemen merasa trenyuh saat melihat korban bencana. "Kita merasakan pedih dan ngilu", tuturnya. Diharapkan bila ada korban yang masih bisa ditolong harus ditolong. Bila ada korban yang meninggal, kalau jasadnya bisa digali, harus digali.

Diakui memang ada lokasi-lokasi gempa yang susah bahkan tidak bisa dijangkau karena misalnya, jalan ambles. "Realitas di lapangan kadang begitu", paparnya. Meski demikian dirinya memuji Basarnas telah bekerja maksimal.

Apa yang dikatakan oleh Oesman Sapta dibenarkan oleh Bambang Soesatyo. Menurutnya, pimpinan parlemen ke Palu untuk melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan. "Juga memastikan bantuan benar-benar tersalurkan dengan baik dan benar kepada yang berhak", tuturnya. Lebih lanjut Bambang mengatakan mereka ke Palu juga untuk melihat secara langsung lokasi-lokasi gempa.

Setelah melihat apa yang terjadi, dirinya mendorong kepada pemerintah agar meningkatkan skala penanggulangan gempa. "Skalanya perlu ditingkatkan", tegasnya. Dalam soal bantuan dari luar negeri, Bambang tak menolaknya asal sesuai kebutuhan, misalnya obat-obatan dan alat transportasi.

Mantan Ketua Komisi III DPR itu tak hanya menyinggung pemerintah dalam soal bencana. Diharapkan masyarakat tetap semangat saat dibantu TNI dan Polri. "DPR pun mengiyakan berapapun bantuan yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk bencana", ungkapnya.

Diingatkan, pemerintah jangan hanya fokus pada penanggulangan bencana. Dirinya ingin pencegahan juga dilakukan. Ia mendengar banyak alat pendeteksi tsunami hilang, rusak, dan tak berfungsi. "Ini perlu dievaluasi", tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan mengajak kepada semua untuk bersatu membantu korban gempa dan tsunami. "Perlu rasa saling mengasihi", tuturnya. Dirinya mendukung pemerintah, TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan pihak lain yang terlibat penanggulangan bencana. Dalam masa berduka ini diharapkan kita jangan saling menyalahkan. "Kita harus bersatu padu untuk meringankan beban saudara kita", ucapnya. "Yang bisa membantu tenaga silahkan, yang bisa bantu doa silahkan, yang bantu dana juga silahkan, paling penting adalah saling mendukung", papar pria asal Lampung itu.

Kehadiran pimpinan parlemen diharap oleh Zulkifli Hasan mampu meringankan beban korban gempa dan tsunami. "Mudah-mudahan kehadiran kita bisa memberi semangat moril", tuturnya.

Diakui dalam masa penanggulangan masih ada kekurangan di sana sini meski demikian Zulkifli Hasan memaklumi. "Jangan saling mengkritik", ungkapnya. Penanggulangan yang terjadi masih dalam masa darurat. Setelah itu menurutnya baru proses rehabilitasi. "Mudah-mudahan semua teratasi", harapnya. Zulkifli Hasan yakin masalah korban gempa dan tsunami bisa teratasi sebab Presiden sudah dua kali ke lokasi bencana. "Kita apresiasi beliau datang ke Palu sudah dua kali", ujarnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau