KOMPAS.com - Tanggal 14 Oktober memiliki makna penting bagi warga Kota Semarang. Mengingat pada tanggal 14 sampai dengan 20 Oktober 1945 terjadi pertempuran sengit antara pemuda Kota Semarang dengan penjajah Jepang yang dikenal dengan pertempuran lima hari di Semarang.
Guna mengenang peristiwa tersebut dan sekaligus sebagai wujud penghormatan terhadap jasa para pahlawan, Pemerintah Kota Semarang berencana akan menyelenggarakan upacara peringatan Pertempuran Lima Hari di bundaran Tugu Muda pada Sabtu (14/10) malam.
Terkait peringatan tersebut, akan dilakukan penutupan jalan protokol yang menuju ke Bundaran Tugu Muda selama dua hari, yaitu pada saat gladi bersih Sabtu 13 Oktober 2018 dan pada saat upacara, Minggu, 14 Oktober 2018 mulai pukul 17.00-21.00 WIB.
Adapun ruas jalan yang ditutup meliputi lima ruas jalan yang berpusat di Tugu Muda, yaitu Jalan Pandanaran (mulai Eka Karya Tailor), Jalan Siliwangi (depan hotel Siliwangi), Jalan Imam Bonjol (Kampus Untag), Jalan Pemuda (depan PLN), dan Jalan Dr.Sutomo (depan RS. Kariadi).
Menurut rencana upacara peringatan pertempuran lima hari tersebut akan dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Tengah, Forkopimda Kota Semarang, dan para pejuang veteran yang terlibat langsung dalam Pertempuran Lima Hari.
“Karena jalan yang menuju Bundaran Tugu Muda akan ditutup total pada hari Sabtu dan Minggu besok, maka kepada warga masyarakat dihimbau untuk menggunakan jalur alternatif lain guna menghindari terjadinya kemacetan," tutur Kabag Humas dan Protokol Wing Wiyarso .
Lebih lanjut, dia mengatakan, bagi warga masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung upacara peringatan tersebut jangan khawatir tentang lahan parkir.
Sebabnya, Dinas Perhubungan Kota Semarang telah menyediakan kantong-kantong parkir di Balaikota, Udinus, Gedung Pandanaran dan juga Wisma Perdamaian.
Sebagai informasi, dalam peringatan tersebut akan beberapa rangkaian acara kegiatan.
Mulai dari penembakan tunggal, penembakan rentetan, pembacaan cukilan sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang oleh Budayawan Kota Semarang, Sukirno, hingga drama teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang yang diperankan oleh anak-anak muda Kota Semarang.